BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Keseimbangan struktur perekonomian
merupakan faktor utama dalam mencapai sasaran pembangunan dan salah satu ciri
strategi pembangunan yang harus dimiliki Indonesia yang mempunyai potensi
sebagian dari sektor pertanian yaitu kebijaksanaan pembangunan yang menjaga
keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri dalam bentuk
agroindustri. Paparan ini sesuai dengan progam jangka panjang pembanguna
ekonomi di Indonesia yaitu mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara
sektor industri dan pertanian.
Perekonomian Indonesia ditinjau dari
sudut pandang makro bukan hanya dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di
dalam negeri namun juga perekonomian di Negara Negara maju serta Negara tujuan
ekspor karena Karakteristik perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria
“ small open economy ” menyebabkan dinamika yang terjadi dalam perekonomian
global dapat memengaruhi perekonomian domestik.Terjadinya keseimbangan pasar
keuangan nasional dengan pasar keuangan internasional, sebagaimana
negara-negara emerging markets lainnya, memberi tantangan tersendiri bagi
keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia. Ruang lingkup perekonomian dari
ekonomi makro lebih luas cakupannya seperti Tingkat suku bunga, inflasi dan
nilai tukar Rupiah adalah variabel yang mempengaruhi unsur-unsur di dalam
permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya ketiga variabel
tersebut, maka permintaan agregat juga akan mengalami perbaikan. Selain
permintaan agregat juga terdapat penawaran agregat yaitu pasar tenaga kerja dan
teknologi atau IPTEK. Agregat demand dan agregat supply memiliki masing proporsi
50 persen dalam agregat perekonomian Indonesia, sehingga penanganannya harus
seimbang agar perekonomian nasional dapat berkembang seusai dengan keinginan
pemerintah agarmasyarakat sejahtera.
Kondisi perekonomian Indonesia di
tahun 2012 diperkirakan oleh banyak pihak sebagai lebih baik daripada beberapa
tahun sebelumnya. Economic outlook yang optimistik dikeluarkan oleh Pemerintah,
Bank Indonesia, para ekonom, serta lembaga internasional. Optimisme itu
bersumber dari pencapaian variable makroekonomi tahun 2010 yang sedikit
melebihi harapan, disertai prediksi kondisi perekonomian dunia yang diyakini
akan semakin membaik, setelah dua tahun sebelumnya terpengaruh oleh krisis
keuangan di beberapa Negara maju. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010
secara umum memang melebihi harapan target ekonomi, Data yang dikeluarkan BPS
baru-baru ini memperlihatkan perkembangan perekonomian makro yang menuju
perbaikan. Peningkatan pun dinilai berdukungan sumber pertumbuhan yang makin
berimbang, diantaranya tercermin pada peran investasi dan ekspor yang
meningkat. Semua di dukung oleh arus masuk modal asing yang besar, kondisi
makroekonomi yang kondusif. Ditengah perekonomian yang membaik tersebut, pelaku
ekonomi masih mengakui akan adanya beberapa tantangan utama dalam perumusan
kebijakan, yaitu aliran masuk modal asing yang deras, ekses likuiditas yang
tinggi, tekanan inflasi yang cenderung meningkat, efisiensi dan daya saing
sektor perbankan yang masih rendah serta berbagai kendala di sektor
riil.Tantangan terkait dengan aliran masuk modal asing yang deras tidak
terlepas dari pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian analisis keseimbangan
b. Arus Keseimbangan Perekonomian
C.Analisis Keseimbangan Model Keynesian dan Ekonomi Klasik
1.3 TUJUAN
tujuan pembuatan makalah ini sebagai
sarana pembelajaran dari mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia dan mempelajari
serta memahami tentang analisis keseimbangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Analisis Keseimbangan
Yang dimaksud dengan analisis
keseimbangan adalah analisis makro ekonomi tentang terbentuknya harga dan
jumlah output berdasarkan asumsi bahwa di setiap pasar ( barang dan jasa,
tenaga kerja, dan uang ) permintaan telah sama dengan penawaran, sehingga
permintaan agregat telah sama dengan permintaan agregat.
2.1.1 Arus Keseimbangan Perekonomian
a.
Diagram
Aliran Melingkar Perekonomian Dua Sektor
Yakni faktor produksi meliputi :
1.Perusahaan
2.Rumah Tangga
3.Pendapatan
4.Barang dan Jasa
5.Konsumsi
6.Investasi
7.Lembaga Keuangan
8.Tabungan
Bagian
Atas menunjukkan aliran faktor produksi yang berasal dari rumah tangga
digunakan perusahaan dalam kegiatan produksi dengan memberikan imbalan yang
menjadi pendapatan bagi rumah tangga.
Bagian bawah menunjukkan aliran barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan yang akan dikonsumsi rumah tangga. Untuk itu, rumah tangga akan
membayar perusahaan atas barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut. Namun jika
rumah tangga membelanjakan semua pendapatannya maka perekonomian akan seimbang
karena antara pengeluaran dan pendapatan sama. Jika sektor rumah tangga
memutuskan untuk menabung sebagian pendapatannya, maka keseimbangan akan
terjadi jika lembaga keuangan menyalurkan tabungan ke perusahaan dalam bentuk
investasi.
b.
Diagram
Aliran Melingkar Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian tiga sektor adalah
perekonomian makro yang hanya melibatkan tiga sektor ekonomi (pendekatan
pengeluaran) yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pengeluaran
sektor rumah tangga disebut pengeluaran konsumsi, sektor perusahaan disebut
pengeluaran investasi, dan sektor pemerintah disebut pengeluaran pemerintah.
Pada perekonomian tiga sektor, rumah
tangga tidak hanya menggunakan pendapatan untuk konsumsi dan menabung tetapi
juga membayar pajak kepada pemerintah. Keseimbangan perekonomian akan terjadi
jika investasi ditambah pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan tabungan
ditambah dengan pajak.
2.2 Model Keseimbangan Keynesian
Keynesianisme atau ekonomi Keynesian
atau Teori Keynesian, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide
ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu
ekonomi campuran, Dimana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan
penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi
laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar
dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat mempengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu.Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Model keseimbangan Keynesian disusun berdasarkan salah satu penafsiran terhadap ide-ide Keynes yang termuat dalam bukunya, The General theory of Employment, Interest, and Money, yang kemudian dikenal sebagai The General Theory. Pembahasan model keseimbangan Keynes diperlukan karena ada dua alasan:
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat mempengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu.Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Model keseimbangan Keynesian disusun berdasarkan salah satu penafsiran terhadap ide-ide Keynes yang termuat dalam bukunya, The General theory of Employment, Interest, and Money, yang kemudian dikenal sebagai The General Theory. Pembahasan model keseimbangan Keynes diperlukan karena ada dua alasan:
a.Untuk lebih memudahkan
pemahaman tentang perilaku ekonomi makro memang
sebaiknya kita berangkat dari
asumsi bahwa pasar dapat berada dalam
keseimbangan.
b.Kita dapat lebih mudah
melakukan pembandingan antara analsis Klasik dengan Keynesian. Ini akan sangat
membantu Anda dalam mengikuti uraian analisis
keseimbangan yang dibangun berdasarkan kombinasi pemikiran
Klasik-Keynesian.
2.2.1 Pentingnya Sisi Permintaan
Jika model keseimbangan klasik
sangat mementingkan sisi penawaran agregat, model keseimbangan Keynesian justru
sangat memperhatikan sisi penawaran agregat. Pandangan Keynesian tersebut dapat
dipahami dalam konteks perkembangan perekonomian Barat, ketika The General Theory diterbitkan. Ketika itu Depresi Besar yang melanda Negara-negara
kapitalis, bukan disebabkan lemahnya sisi penawaran. Sebab teknologi yang ada,
jumlah barang modal dan jumlah uang dalam perekonomian kapitalis sudah jauh
lebih tinggi dan banyak dibanding awal modernisasi.Perekonomian
terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai
hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian terbuka
sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan
disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara –
negara lain. Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor,
yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
1.
Rumah tangga
2.
Perusahaan
3.
Pemerintah
dan,
4.
Sektor luar
negeri.
2.3 Analisis Keseimbangan Model
Ekonomi Klasik
2.4.1Karakteristik
Analisis Keseimbangan Klasik :
Karakteristik
analisis dapat dilihat dari beberapa aspek , diantaranya asumsi – asumsi,
fondasi mikronya, fokus perhatian pada sisi penawaran, dan dimensi waktu.
a.Asumsi–asumsi
Asumsi yang mendasari model IS-LM merupakan kombinasi asumsi model Klasik danKeynes,yaitu :
1.Pasar akan selalu dalam keadaan keseimbangan.
Asumsi yang mendasari model IS-LM merupakan kombinasi asumsi model Klasik danKeynes,yaitu :
1.Pasar akan selalu dalam keadaan keseimbangan.
2. Berlakunya hukum walras : Hukum
walras mengatakan bila perekonomian terdapat n pasar, dan sebanyak n-1 pasar
telah berada dalam keseimbangan, maka pasar ke-n niscaya telah mencapai
keseimbangan
3. Fungsi uang sebagai alat
transaksi dan spekulas
4. Perekonomian adalah perekonomian
tertutup
b.Pentingnya Fondasi Analisis
Keseimbangan Mikro
Analisis keseimbangan makro klasik
merupakan Analisis keseimbangan makro klasik merupakan pengembangan lebih
lanjut dari analisis keseimbangan mikro. Dalam padangan kaum klasik,
perekonomian secara makro akan berada dalam keseimbangan jika individu-individu
dalam perekonomian terlebih dahulu berada dalam keseimbangan. Artinya, setiap
produsen telah mencapai laba maksimum. Itulah sebabnya dalam mempelajari
analisis makro klasik, kita harus mempelajari tentang perilaku konsumen,
perilaku produsen dan pasar persaingan sempurna.Dari penjelasan ini nampak
bahwa apa yang diproduksi (penawaran) akan terserap oleh permintaan, sampai
pasar mencapai keseimbangan. Memang ada kemungkinan terjadi kelebihan
permintaan tau penawaran, tatapi sifatnya sangat sementara, sampai pasar
kembali berada dalam keseimbangan. Karenanya, yang lebih diperhatikan adalah
sisi penawaran. Sebab jika penawaran terganggu konsumen dan atau produsen tidak
atau belum mencapai keseimbangan.
Disamping itu, Klasik mengakui
adanya perbedaan dimensi jangka waktu analisis. Analisis jangka pendek umumnya
berdimensi < 5 tahun. Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel.
Sementra itu, juga, dilihat dari sisi penawaran, dalam jangka panjang
perekonomian dianggap berada dalam kondisi dimanfaatkan secara penuh (full employment).
Yang dimaksud dengan full employment adalah kondisi di mana faktor-faktor
produksi yang ada, terutama barang modal dan tenaga kerja, tingkat
pemanfaatannya 96 %.
Dalam model klasik, produksi merupakan fungsi dari jumlah barang modal yang tersedia (K) dan jumlah tenaga kerja (L). Y = f(K, L) Keseimbangan pasar tenaga kerja tercapai ketika permintaan tenaga kerja sama dengan tingkat penawarannya. Ketika itu, baik produsen maupun tnaga kerja telah mencapai kondisi optimal. Produsen mencapai keuntungan maksimum, tenaga kerja mencapai utuilitas maksimum. Klasik memandang uang hanya sebagai alat tukar, maka uang tidak dapat mempengaruhi tingkat output. Uang hanya mempengaruhi permintaan agregat. Penambahan jumlah uang beredar akan mengingkatkan permintaan agregat.
Dalam model klasik, produksi merupakan fungsi dari jumlah barang modal yang tersedia (K) dan jumlah tenaga kerja (L). Y = f(K, L) Keseimbangan pasar tenaga kerja tercapai ketika permintaan tenaga kerja sama dengan tingkat penawarannya. Ketika itu, baik produsen maupun tnaga kerja telah mencapai kondisi optimal. Produsen mencapai keuntungan maksimum, tenaga kerja mencapai utuilitas maksimum. Klasik memandang uang hanya sebagai alat tukar, maka uang tidak dapat mempengaruhi tingkat output. Uang hanya mempengaruhi permintaan agregat. Penambahan jumlah uang beredar akan mengingkatkan permintaan agregat.
c. Pentingnya analisis sisi
penawaran Konsekuensi dari penjelasan pada butir a dan b di atas adalah tidak
ada masalah dari sisi permintaan. Apa yang diproduksi akan terserap oleh
permintaan, sampai pasar mencapai keseimbangan. Memang ada kemungkinan terjadi
kelebihan permi ntaan dan penawaran, teetapi sifatnya sangat sementara,sampai
pasar kembali berada dalam keseimbangan. Karenanya, yang perlu lebih
diperhatikan adalah sisi penawaran. Sebab jika penawaran terganggu, konsumen
dan atau produsen tidak atau belum mencapai keseimbangan. Pentingnya analisis
sisi penawaran dari teori klasik dapat dipahami bila melihat situasi dan
kondisi masyarakat pada saat teori ekonomi modern mulaim berkembang (abad 18
dan sesudahnya dibarat). Pada waktu itu masyarakat barat baru dalam tahap awal
perkembangan. Tekhnologi belum begitu maju, tingkat kelahiran dan kematian
penduduk sangat tinggi,sehingga jumlah penduduk relative konstan karena tingkat
pertambahannya begitu lambat. Perekonomian masih berada dalam tahap pemenuhan
kebutuhan sendiri, di mana kegiatan utamanya adalah pertanian pengumpulan hasil
alam, terutam apeternakan dan perikanan. Tingkan penggunaan uang (tingkat
monetisasi)juga masih sangat rendah.
Kelebihan produksi yang dimiliki
oleh satu individu (keluarga) akan dipertukarkan (dengan produk lain yang
dibutuhkan)dengan kelebihan produksi yang juga di alami oleh individu
(keluarga)lain. Pertukaran baru terjadi jika terdapat pertemuan kebutuhan
antara dua pihak. Proses pertukaran berlangsung muka berhadapan muka, sehingga
proses tawar menawar terjadi tanpa perantara (auction market).
Mereka jug ahidup di alam yang
relative keras(empat musim) di mana kegiatan pertanian tidak bias dilakukan
sepanjang tahun. Karena itu yang menjadi masalah adalah bagaiman mengusahakan
agar alam dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik. Itulah sebabnya sisi
penawaran sangat perlu diperhatikan. Di era modern sekarang ini, analisis sisi
penawaran masih cukup relevan, baik di Negara-negara maju (eropa barat, amerika
utara, dan jepang ) maupun di NSB, termasuk Indonesia. Sebab tanpa insentif dan
stimulasi di sisi penawaran perekonomian sulit berkembang
Contoh : Penawaran Minyak Sawit
Pasar minyak sawit dunia hingga pada tahun 2005 mencapai total produksi lebih
dari 33 juta ton, lebih dari 85% diantaranya diproduksi oleh Malaysia dan
Indonesia. Pertumbuhan produksi minyak sawit oleh Malaysia dan Indonesia terus
tumbuh secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir sejalan dengan ekspansi
lahan perkebunan kelapa sawit yang meningkat dengan tingkat pertumbuhan di atas
7% per tahun (BPS. 2005).
d. Analisis jangka pendek dan jangka
panjang
Perbedaan dimensi jangka waktu dalam
analisis dalam model keseimbangan klasik juga mencakup pengertian waktu
keronologis. Analisis jangka pendek umumnya berdimensi waktu < 5 tahun.
Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel. Sementara itu, juga dilihat
dari sisi penawaran , dalam jangka panjang perekonomian di anggap berada dalam
kondisi di manfaatkan / dikaryakan secara penuh (full employment). Yang di
maksud dengan full employment adalah kondisi di mana faktor faktor produksi
yang ada, terutama barang modal dan tenaga kerja, tingkat permanfaatannya >
96%.
Perbedaan jangka pendek dan jangka
panjang
Jangka Pendek
Didalam jangka pendek apabila
sebagian dari faktor produksi di anggap tetap jumlahnya. Contoh: Perbandingan
perusahaan roti dengan perusahaan pengangkutan udara.
Jangka Panjang
Jangka Panjang
Bahwa dalam jangka panjang setiap
faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan.
Contoh:Jumlah alat-alat produksi dapat di tambah,penggunaan mesin-mesin dapat
di rombak dan dapat di pertinggi efisiensinya,jenis barang-barang baru dapat
diproduksikan.
yang digunakan.
2.4 Kesempatan kerja dalam
keseimbangan
Yang dimaksud dengan kesempatan
kerja adalah jumlah kesempatan kerja yang tersedia pada pasar tenaga kerja
dalam keseimbangan. Kesempatan kerja dalam keseimbangan tidak mencerminkan
kesempatan kerja yang sebenarnya tersedia. Sebab , kesempatan kerja dalam
keseimbagan merupakan interaksi antara kekuatan permintaan dengan penawaran
tenaga kerja.
a. Permintaan tenaga kerja
Permintaan tenaga kerja dalam
keseimbanga adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk
mencapai lba maksimum. Karena beroperasi dalam pasar persaingan sempurna , maka
posisis perusahaan adalah pricetakaer, dimana haraga tyang ditetapkan pasar
merupakan penerimaan marjinal ( marginal revenue, disingkat MR) perusahaan.
Untuk mencapai kondisi laba maksimum, perusahaan harus menyamakan MR dengan MC
(MR=MC).
Pada saat belajar tentang teori
biaya, biaya marjinal atau marjinal cost MC adaalh tambahan biaya yang harus
dikeluarkan karena menambah output sebanyak satu unit. Juga MC mempunyai
hubungan terbalik dengan produksi marjinal tenaga kerja (MPL), sehingga jika
upah per orang tenaga kerja adalah W, maka biaya marjinal (MC) adalah:
MC= W/MPL
MC= W/MPL
Karena laba maksimum tercapai pada
saat MR=P=MC, maka:
P=W/MPL Atau MPL= W/P
Persamaan ini menggambarkan fungsi
permintaan tenaga kerja , yang secara umum dapat ditulissebagai:DL= f(W/P)
(W/P) disebut sebagai upah riil
(real wage). Upah riil akan berubah jika upah nominal dan atau harga berubah.
Jika tingkat upah nominal dianggap tetap, dari persamaan (W/P) terlihat bahwa
upah riil akan menjadi lebih rendah bila tingkat harga jual barang makin
tinggi. Misalnya, awalnya upah nominal adalah Rp 10.000/hari,sedangkan harga
jual perunit output adalah Rp 1000 maka upah riil tenaga kerja adalah 10. Bila
harga jual perunit naik manjadi Rp 2000 maka upah riil menjadi 5. Dengan asumsi
upah nominal tetap, maka kenaikan harga jual output menyebabkan upah riil
menjadi lebih murah.Tingkat upah riil juga akan turun jika harga jual barang
tetap, tetapi tingkat upah nominal turun. Bila harga jual perunit output adalah
Rp 1000 maka upah rii pada upah nominal Rp 10000 atau sama dengan 10 adalah
lebih murah dibandingkan dengan bila upah nominal Rp 20000/hari (samadengan
20).
Bila upah riil turun , produsen akan mau menambah tenaga kerja yang akan digunakan. Sebab, misalnya jika harga jual naik, produsen mau meningkatkan produksinya, yang dapat berarti meningkatkan permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, permintaan terhadap tenaga kerja berhubungan terbalik dengan tingkat upah riil:∂L/∂(W/P) < 0Jika upah riil turun, permintaan terhadap tenaga kerja meningkat. Begitu sebaliknya. Dari Persamaan ini jumlah tenaga kerja yang memberikan keuntungan maksimum tercapai pada saat upah riil (W/P) sama dengan produksi marjinal tenaga kerja (MPL).
Bila upah riil turun , produsen akan mau menambah tenaga kerja yang akan digunakan. Sebab, misalnya jika harga jual naik, produsen mau meningkatkan produksinya, yang dapat berarti meningkatkan permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, permintaan terhadap tenaga kerja berhubungan terbalik dengan tingkat upah riil:∂L/∂(W/P) < 0Jika upah riil turun, permintaan terhadap tenaga kerja meningkat. Begitu sebaliknya. Dari Persamaan ini jumlah tenaga kerja yang memberikan keuntungan maksimum tercapai pada saat upah riil (W/P) sama dengan produksi marjinal tenaga kerja (MPL).
c. Penawaran Tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah
jam kerja yang ditawarkan oleh individu (konsumen) pada berbagai tingkat
upah(nominal), dalam upaya memaksimumkan utilitas hidupnya. Jadi, dalam
analisis makro klasik, penawaran tenaga kerja merupakan konsep keseimbangan
konsumen.Untuk memaksimumkan kegunaan utilitasnya, konsumen harus memaksimumkan
utilitas kegiatan konsumsinya. Untuk memaksimumkan kegiatan konsumsinya, konsumen
harus mempunyai pengahasilan agar dapat membeli barang dan jasa. Dia harus
bekerja.Jumlah jam kerja yang ditawarkan konsumen sangat tergantung pada
prefensinya tentang bekerja atau tidak bekerja dan biaya ekonomi(opportunity
cost) dari tidak bekerja. Maksudnya, konsumen mempunyai pilihan kombinasi
alokasi waktunya(yang satu hari maksimal 24 jam bekerja) untuk bekerja atau
tidak bekerja. Jika memilih tidak bekerja, dia dapat menikmati waktunya untuk
kegiatan lain, tetapi dia akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
penghasilan. Keduanya dapat dikombinasikan untuk mencapai utilitas maksimum
sesuai dengan prefensinya(digambarkan dalam kurva indiferensi). Bagi yang
kurang suka bekerja mungkin, waktu yang dialokasikan untuk bekerja adalah lebih
sedikit dibandingkan waktu untuk bekerja. Sebaliknya mereka yang kecanduan
bekerja(work holic)hampir semua waktunya yang 24 sehari digunakan untuk bekerja
.
Sama seperti produsen, pertimbangan utama konsumen untuk mengalokasikan jam kerjanya adalah tingakt upah riil. Jika upah riil makin tinggi, maka biaya ekonomi dari tidak bekerja akan makin mahal. Konsumen akan menambah jam kerjanya untuk menambah penghasilan.Dengan penghasilan yang tinggi, konsumen akan mencapai kondisi keseimbangan ditingkat yang lebih tinggi juga. Atau utilitas hidup konsumen makin tinggi
Dalam kondisi normal,konsumen tidak ingin menambah jam kerjanya jika upah riil tidak meningkat. Sehingga hubungan positif antara upah riil dengan penawaran tenaga kerja(jam kerja) adalah
Sama seperti produsen, pertimbangan utama konsumen untuk mengalokasikan jam kerjanya adalah tingakt upah riil. Jika upah riil makin tinggi, maka biaya ekonomi dari tidak bekerja akan makin mahal. Konsumen akan menambah jam kerjanya untuk menambah penghasilan.Dengan penghasilan yang tinggi, konsumen akan mencapai kondisi keseimbangan ditingkat yang lebih tinggi juga. Atau utilitas hidup konsumen makin tinggi
Dalam kondisi normal,konsumen tidak ingin menambah jam kerjanya jika upah riil tidak meningkat. Sehingga hubungan positif antara upah riil dengan penawaran tenaga kerja(jam kerja) adalah
SL=f(w/p)
Dimana :
Dimana :
SL= Penawaran tenaga kerja
(W/P)= Upah riil
Hubungan positif antara penawaran
tenaga kerja dengan tingkat upah riil dapat divisualisasikan dalam kurva penawaran
tenaga kerja berikut ini.
c. Keseimbangan pasar tenaga
kerja dan tingkat input
Kerja bersaing dengan waktu luang
(leisure). Jika para pekerja member nilai positif pada waktu luang, terdapat
kenaikan manfaat negate dihubungkan dengan tiap tambahan jam input tenaga
kerja. Kita akan mengansumsikan bahwa kenaikan manfaat yang negative dari kerja
dapat dibayar dengan kenaikan balas jasa material .
2.5 Jumlah Uang yang beredar Keseimbangan
Ekonomi , dan Tingkat Harga
a. Pengaruh Jumlah Uang Yang Beredar
Terhadap Permintaan Agregat
Karena fungsi uang hanya sebagai
alat tukar, maka uang tidak dapat mempengaruhi tingkat output. uang hanya
mempengaruhi permintaan agregat. Penambahan jumlah uang yang beredar akan
meningkatkan permintaan agregat.
b. Penawaran Agregat
Sementara itu, dalam anlisis klasik,
perekonomian berada dalam kondisi kesempatan kerja penuh ( full employment ).
Konsekuensi dari asumsi ini adalah tingkat penawaran tidak dapat ditambah lagi.
Secara grafis hal itu ditunjukkan dengan tegak lurusnya kurva penawaran agregat
(AS) seperti tampak pada Diagram I.5.b. misalkan saja, kondisi full employment
menghasilkan output rill sebesar 2000 unit, yang dapat juga dinotasikan sebagai
Y12
2.6 Ekspor
Jika suatu negara melakukan ekspor
barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus memproduksi barang dan jasa
melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa)
yang dihasilkan oleh suatu Negara, maka hal ini juga akan meningkatkan
pendapatan nasional (Y) negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran
agregat (aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat
akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan
nasional”.
“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat
mempengaruhi besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah
besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau
mengalami perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi
ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran
pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Analisis keseimbangan berperan
penting dalam pemantaun perkembangan perekonomian suatu negara. Tanpa ada nya
sistem analisis dalam perekonomian, maka keseimbangan pasar dan arus ekonomi
tidak akan berjalan dengan lancara. Selain itu, masyarakat akan merasa kerugian
atas apa yang dihasilkan pemerintah terhadap perekonomian bilamana keseimbangan
pasar tidak berjalan dengan baik.
Pengertian dari analisis
keseimbangan adalah adalah analisis makroekonomi tentang
terbentuknya harga dan jumlah output berdasarkan asumsi bahwa di setiap pasar (
barang dan jasa, tenaga kerja, dan uang ) permintaan telah sama dengan
penawaran, sehingga permintaan agregat telah sama dengan permintaan agregat.
Dari sini bisa terlihat asumsi pasar terhadap keseimbangan perekonomian.
Terbentuknya harga di pasaran diketahui dari analisis yang di buat pemerintah
atas keseimbangan penawaran dan permintaan.
Arus perekonomian indonesia,
terdapat 4 sektor, yang mencakup produsen-konsumsi(Nasioanl), lalu
produsen-konsumsi-pemerintah (nasional), dan produsen-konsumen-pemerintah-luar
negeri (internasional
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Adam_Smith
www.adamsmith.org/
www.media.isnet.org/iptek/100/AdamSmith.html
www.ahim.staff.gunadarma.ac.id/…/Bab+2+Teori+Ekonomi+Klasik+dan+Keyness.ppt
www.olimpiade.org/Forum/viewtopic.php?t=1628
diakses tanggal
No comments:
Post a Comment