BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan
tekhnologi informasi berkembang dalam skala masal, maka tekhnologi itu telah mengubah
bentuk masyarakat manusia, dari masyrakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia
global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi,
transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar memengaruhi
peradaban umat manusia, sehingga dunia juga di juluki sebagai the big village, yaitu sebuah desa yang
besar, di mana masyarakatnya saling kenal dan saling menyapa satu dengan
lainnya.
Masyarakat
global itu juga dimaksud sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia
manghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri
bersama, menciptakan pasar bersama, melakukan pertahanan militer bersama,
menciptakan maa uang bersama, dan bahkan menciptakan peperangan dalam skala
global di semua lini.
1.2. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu Cyber ?
2. Apa
yang di maksud dengan Cyber community ?
3. Apa
yang dimaksud dengan Netizen ?
4. Apa
saja yang termasuk ke dalam kelompok
Cyber ?
5. Apa
yang termasuk ke dalam Netizen ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
CYBERCOMMUNITY
1.
Masyarakat
Global dan Pembentukan Cybrcommunity
Community
adalah kelompok-kelompok orang ynag menempati sebuah wilayah (territorial)
tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki
symbol-simbol dan aturan-aturan tertentu serta system hukum yang mengontrol
tindakan anggota masyarakat, memiliki system stratifikasi, sadar sebagai bagian
dari anggota masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya
sendiri.
Perkembangan
teknologi informai juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global,
namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru dari
masyarakat, sehingga tanpa di sadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua
dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya
(cybercommunity).
Masyarakat
nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat yang secara indrawi dapat di rasakan
sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan sosial sesama anggota
masyarkat di bangun melalui penginderaan. Sedangkan kehidupan masyarakat maya
adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung di
indera melalui penginderaan manusia, namun dapat di rasakan dan disaksikan
sebagai sebuah realitas.
Kemajan
teknologi ini pula yang telah mengubah dunia maya yang berdiri dari berbagai
macam gelombang magnetik dan gelombang radio, serta sifat kematerian yang belum
ditemukan manusia, sebagai ruang kehidupan baru yang sangat prospektif bagi
aktivitas manusia yang memiliki nilai efisiensi yang sangat tinggi.
2.
Masyarakt
Maya : Sisi Lain Kehidupan Masyarakat Manusia
Pada
awalnya masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang
lebih maju dari dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas
manusia tentang nilai, citra da makna kehidupan manusia sebagai lambing dari
pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta.
a.
Proses-proses
Sosial dan Interaksi Sosial
Proses
sosial dan interaksi sosial dalam masyarakat maya, yang bersifat sementara dan ada
juga yang bersifat menetap dalam waktu yang relatif lama atau menetap untuk
selama-lamanya. Sifat proses sosial dan interaksi sosial ini ditentukan oleh
kepentingan mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial sementara, terjadi pada
anggota masyarakat yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan hanya bermain di
dunia maya melalui browsing dan chatting, atau search, kemudian
meninggalkannya. Ada pula interaksi sosial dan kehidupan kelompok yang
berlangsung cukup lama diantara sesama anggota masyarakat maya. Kebanyakan dari
anggota masyarakat maya menjadi menjadi penduduk tetap dalam masyarakat
tersebut dengan memiki alamat dan rumah disana dengan status penyewa atau
pemilik.
Syarat-syarat
interaksi sosial dalam masyarakat nyata harus memiliki social contact dan adanya communication,
maka persyaratan ini juga menjadi substansi utama dalam kehidupan sosial
masyarakat maya. Hubungan-hubungan yang di bangun dalam jaringan-jaringan komputer,
tidak saja memiliki makna hubungan antara simpul-simpul kabel listrik atau
simpul-simpul frekuensi radio yang dapat diterima oleh antena satu dengan lainnya
atau modem satu dengan lainnya, namun sesungguhnya adalah hubungan-hubungan
sosial yang di bangun oleh sesama anggota masyarakat untuk saling berinteraksi,
sedangkan mesin-mesin itu hanyalah media yang mereka gunakan.
Dari
cara mreka berinteraksi ini lahir pula dua proses interaksi sosial, yaitu
proses sosial disosiatif dan proses sosial asosiatif. Proses sosial disosiatif
terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat dalam proses
persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat maya. Proses
sosial disosiatif ini juga terjadi ketika sebuah jaringan website dengan berbagai alasan ekonomi atau politik, terpaksa
harus melakukan penyerangan terhadap jaringan website lainnya, kemudian mereka
terlibat dalam “peperangan”.
Proses
sosial asosiatif antara jaringan-jaringan (kelompok-kelompok) yang ada. Proses
ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antar jaringan,
melakukan kerja sama (cooperation)
diantara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi
informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakt maya dalam skala global keseluruh
jaringan masyarakat yang akhirnya memengaruhi perilaku dan interaksi mereka
satu dengan lainnya.
b.
Kelompok
Sosial Maya
Dua
model keanggotaan kelompok sosial maya, yaitu kelompok intra dan inter. Kelompok intra adalah kenggotaan seseorang dalam
unit-unit kelompok intra yang berpusat pada sever
tertentu ynag sifatnya menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi
tertentu, kelompok ini biasanya disebut dengan internet.
Walaupun
secara umum, hubungan internet ini hanya berlaku internal, namun sebenarnya
internet ini adalah sel-sel hidup dalam system sosial dunia maya yang lebih
luas yaitu internet.
Masyarakat
maya menonjol dalam ciri sekunder, dengan dua ciri yaitu free dan members, maka
kelompok tersebut juga memiliki sifat crowd,
yaitu berkerumun dlam jaringan tertentu, ngobrol (chatting), berkenalan dan kemudian pergi. Yang paling penting dan
menjadi ciri khas dari sifat keanggotaan dalam masyarakat maya adalah
eksistensi mereka di dalam kelompok atau jaringan tersebut. Dalam masyarakat
nyata, kehadiran individu kurang diperhitungkan ruang dalam space ini, walaupun ruang ekonomi dan sosial menjadi pertmbangan
yang serius. Kendati ruang maya (cyberspace)
ini dapat dikembangkan tanpa batas oleh sang pencipta teknologi itu sendiri.
c.
Kebudayaan
dan Masyarakat Maya
Salah
satu ciri masyarakat adalah menciptakan kebudayaan. Dalam masyarakat maya
kebudayaan yang dikembangkan sangat subjektif atau lebih objektif lagi apabila
disebut inersubjektif yang sangat di dominasi oleh creator dan imajinater yang
setiap saat mencurahkan pemikiran mereka dalam tiga hal secara terpisah. Pertama , kelompok yang senantiasa
bekerja untuk menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih canggih
dan realistis. Kedua, kelompok yang
setiap saat menggunkan mesin-mesin itu untuk mencptakan karya-karya imajinasi
yang menakjubkan dalam dunia hyper-realitas, dan ketiga , masyarakat pada umumnya yang setiap hari menggunakan
mesin-mesin dan karya-karya imajinasi itu sebagai bagian dari kehidupannya.
Dari
tiga hal itu, masyarakat maya mencipatakan culture
universal yang dapat dijelaskan sebagai mana yang dimiliki oleh masyarakat
nyata.
1) Peralatan
dan perlengkapan hidup masyarakat maya adalah tekhnologi informasi yang umumnya
dikenal dengan mesin computer dan mesin-mesin (media)elektronika lain yang
membantu kerja atau dibantu oleh mesin computer.
2) Mata
pencaharian dan sistem-sistem ekonomi.
3) Sistem
kemasyarakatan. System kemasyarakatan dalam dunia maya selalu menempatkan umsur
sekuritas pemilik jaringan diatas kepentingan pengguna jaringan tersebut.
4) Bahasa
masyarakat maya pada umumnya adalah bahasainggris yang digunakan pada konvensi
dan kreativitas, seperti menggunakan ikon-ikon tertentu untuk penggambaran.
5) Karya
komunitas maya. Semuakarya komunitas masyarakat maya menempatkan seni sebagai
ukuran pencitraan dan pemaknaan, jadi system kesenian dalam masyarakat maya
terletak pada pencitraan dana pemaknaan terhadap karya.
6)
System pengetahuan diekmbangkan
menggunakan proses pemberitahuan dan pembelajaran langsung secara trial and eror.
7)
Sistem religi (kepercayaan)
masyarakat maya adalah wktu dan keyakinan bahwa setiap misteri dalm dunia maya
dapat di pecahkan.
d.
Pranata
dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya
Masyarakat
maya memiliki system pranata dan control sosial yang dibangun bersama atau
dibangun sebagai system proteksi diri. System pranata dan control sosial
dibangun agar semua kebutuhan dalm masyarakat maya dapat terlayani dengan baik.
Beberapa
paranata dan control sosial yang lazim dalam masyarakat maya dikenal , sperti login, password atau PIN number yang digunakna sebagai tiket atau
“kata salam” untuk masuk kedalam website tertentu.
Pranata lain yang ada dalam masyarakat maya, bahwa semua informasi yang ada
dlam dunia maya menjadi milik public yang dapat diakses oleh semua orang.
Hukum-hukum
sosial yang ada dalam masyarakat nyata juga menjadi bagian dalam pranata sosial
masyarakat maya. Seperti mensuri informasi, menipu, melakukan pelecehan gender,
meruak, menyerang orang lain dan sebgainya. Dalam masyarakat maya ada pranati
penjara yang dibuat untuk secara maya mengatasi pelanggaran hukum-hukum sosial.
Secara hukum sosial hal tersebut bersifat semnetara dan tidak mengikat.
Karenaitu secara moral, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hukum sosial
diatas itu di pandang sebagai hal ynag buuk.
e.
Stratifikasi
Sosial, Kekuasaan, dan Kepemimpinan Masyarakat Maya
Dasar
pembentukan staratifikasi masyarakat maya ditentukan padaseberapa besar
kepemilikan jaringan dan informasi yang dapat di akses darinya. Jadi, umpamanya
seperti http://,www., adalah pemilik
stratifikasi tertinggi dalam masyarakat maya. Sehingga stratifikasi soisal yang
kedua dalam masyarakat maya dikenal, seperti; com., .org., net., or., gov., go., id., dan lain sebagainya.
Kelompok ini unggul pada luasan space
yang dimilikinya, sehingga space itu dapat di jual kepada anggota masyarakat
lain yang membutuhkannya. Sedangkan stratifikasi sosial ketig di kenal seperti;
yahoo, Hotmail, mailcity, amazon, usa,
google., dan sebaginya. Mereka ini menguasai akses informasi yang amat
beragam dan sangat bayak memiliki koneksi dengan beragam situs yang digemari
oleh masyarakat maya. Jadi, popularitas menjadi ukuran kelas soial dalam
masyarakat maya.
Sistem
kepemimpinan dalam masyarakat maya dibangun berdasarkan kekuasaan dan
kepemilikan terhadap jaringan tertentu. Sehingga secara rill, jaringan adalah
pemimpin yang terkoneksi ke dalam jaringan kepemimpinan yang lebih luas. Secra
strata, sebuah jaringan yang luas memiliki kepemimpinan yang berhierarki,
sebaliknya masing-masing memiliki kesmepatan untuk menjadi pemimpin tertinggi
pada jaringan lain yang dibangun sendiri.
f.
Perubahn
Sosial dalam Masyarakat Maya
Perubahan
dalam masyarakat maya diknal dengan dua konsep perubahan.
1) Perubahan
fsikal yang ada dalam mesin-mesin computer, perubahan ini akan memengaruhi
kemampuan dan kecepatan bekerja mesin-mesin itu sehingga ikut memengaruhi
gagasan-gagasan masyarakat untuk memanfaatkan kemampuan computer itu atau
kemampuan computer ynag baru itu diciptakan untuk memenuhi keinginan masyrakat.
2) Pada
sisi lain perubahan yang terajdi dalam masyarakat maya adalah perubahan yang
lebih tepat di sebut sebagai perubahan sosial, perubahan yang terjadi itu
merupakan sebuah hukum alam serta setiap saat menimbulkan masalah baru.
Perubahan
sosial dalam Cybercommunity, memiliki
dampak budaya yang sngat luas dan tajam. Banyak menyebabkan efek ganda terhadap
perubahan perilaku pada masyarakat maya dan masyarakat nyata. Denagn demikian
maka perubahan sosial pada cybercommunity,
erat kaitannya dengan refleksi realts nyata, perubahan sosial ini berkaitan
pula dengan berebagai maaslah yang muncul kemudian, terutamayang berhubungan
dengan kontak-kontak budaya global termauk didalmnya, berbagai bentuk cybercrime.
3.
Hyper-Reality
: Sisi Lain Masyarakat Maya
Gambaran
realitas dalam dunia diciptakan oleh teknologi. Sehingga gambaran terhadap
sebuah dunia yang lebih indah dan lebih bermakna,hanya ada dalam teknologi
media informasi. Relitas itu dibangun oleh para perancang agenda setting media
berdasarkan kemampuan teknologi media elektronika serta dipengaruhi oleh lingkungan,budaya,dan
pandangan tentang alam sekitarnya.
Kemampuan
teknologi media elektronika memungkinkan perancang agenda setting media dapat
menciptakan realitas denan menggunakan satu model produksi yang oleh Jean
Baudrillard (Piliang,1998:228) disebutnya dengan simulasi,yaitu penciptaan
model-model nyata yang tanpa asal usul atau realitas awal. Hal ini disebabkan
oleh hyper realitas. Simulasi adalah territorial (ruang) pengetahuan yang
dikonstruksikan oleh media informasi melalui pencitraan media, dimana manusia
mendiami suatu ruang realitas yang perbedaan nyata dan fantasi, atau yang benar
dengan yang palsu, menjadi sangat tipis.
2.2. APLIKASI CYBER DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT
1. Cyberlaw Sebagai Konsekuensi Cybercrime
Cybercommunity
merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri sehingga dimungkinkan sebagai
cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan itu
dilakukan menggunakan prosedur teknologi telematika yang sukar dilihat dengan
mata sesaat,bahkan sukar pula dibuktikan,kecuali melalui pembuktian ilmiah.
Beberapa
hal kejadian penting dalam cybercrime yang terjadi pada masyarakat maya brupa
pencurian dan penggunaan account milik orang lain. Pelanggaran norma susila
terbanyak dalam masyarakat maya berhubungan dengan pelanggaran norma-norma
seksualitas dan pornografi. Pelanggaran norma seks dan pornografi dalam
masyarakat maya terjadi dalam skala yang tidak dapat diatasi, baik melalui
penutupan jaringan-jaringan seks dan pornografi itu, sampai pada tingkat
kebijakan.
Masalah
lain yang cukup serius dalam masyarakat maya adalah serangan-serangan virus
yang sengaja dibuat oleh para hacker(pembuat virus). Para hacker tidak saja
menciptakan virus, namun juga melakukan tindak kriminal lain seperti merusak
jaringan, mencuri PIN Number , membobol Bank, atau bahkan mencuri dan menyerang
jaringan tertentu. Semua ini adakah bentuk-bentuk masalah sosial yang selalu
menghantui masyarakat maya.
Melihat
masalah terbesar yang dihadapi oleh cybercommunity adalah cybercrime, maka
kebutuhan terhadap cyberlaw menjadi sangat mendesak. Cyberlaw akan memainkan
dua sisi pengendalian masyarakat., pertama, untuk menghukum setiap pelanggaran
hukum dalam cybercommunity secara generik dan efektif. Sehingga perannya
sebagai penegak hukum dalam masyarakat yang senantiasa melakukan pengawasan
sekaligus menindak para penegak hukum setiap pelanggaran hukum dalam
cybercommunity.
Kedua,
cybercommunity merupakan sisi lain dari kehidupan masyarakat nyata, sehingga
secara fisik individu mayarakat cyber dapat dihukum menggunakan hukum-hukum
positif yang ada di masyarakat.
Prinsip-prinsip
utama dalam cyberlaw adalah :
a. Memberi
rasa aman terhadap setiap warga masyarakat, baik cybercommunity maupun masyarakat
dalam realitas nyata.
b. Cyberlaw
harus dapat memberi rasa keadilan untuk beraktivitas dalam masyarakat maya.
c. Cyberlaw
diharapkan dapat melindungi hak-hak intelektual maupun hak-hak materiil lainnya
dari setiap warga cyber.
d. Harapan
terbesar adalah agar cyberlaw dapat memberi rasa jera terhadap pelaku-pelaku
cybercrime dengan sanksi-sanksi hukuman yang dibenarkan dalam cybercommunity.
Perkembangan
masyarakat manusia telah sampai pada sebuah tahap kehidupan baru dimana dunia
nyata dan dunia maya menjadi sebuah ruang (space) kehidupan yang tidak dapat
dipisahkan lagi.
Ruang
kehidupan baru masyarakat manusia ini menuntut masyarakatnya memahami teknologi
sebagai prasyarat substansi dari peradaban umat manusia di setiap zaman
kehidupan.
2.3. Netizen
Secara
etimologi netizen berasal dari kata Net (internet) dan Citizen (warga), yang
artinya pengguna internet yang berpartisipasi aktif (komunikasi, mengeluarkan
pendapat, berkolaborasi, dan lain – lain) dalam media internet.
Netizen
adalah siapa saja yang mengakses da menggunakan internet. Mulai dari ABG yang
sangat aktif mobile chatting menggunakan ebuddy atau bahkan berjam – jam
membuka halaman facebook, mahasiswa yang bersuara kritis melalui media blog
hingga para kaum dewasa – tua yang mengakses faceboo untuk mencari teman –
temannya yang telah lama hilang, blogger, pengguna twitter, pengguna twiter dan
“aktivis” sosial media lainnya termasuk dalam kategori netizen.
Pada
dasarnya ada tiga hal yang dilakukan oleh netizen di internet yaitu :
1. Berkomunikasi
dengan netizen selainnya melalui media – media seperti skype, email, chat, wall
to wall, dan lain – lain.
2. Menyuarakan
pendapatnya (dapat berupa rekomendasi, kecaman, opini, masukan mengenai
sesuatu, mempromosikan, mengekspresikan diri, dan lain – lain) melalui berbagai
sosial media, seperti twitter, tumblr, facebook, dan lain – lain.
3. Berkolaborasi
mengenai aplikasi web yang dapat digunakan secara kolaboratif dan real time
melalui aplikasi – aplikasi seperti goggle docs, google spreadsheet, zoho, dan
lain – lain.
Jadi
kesimpulannya netizen adalah sama seperti kita pengguna internet tapi
tergantung pada diri kita sendiri mau jadi netizen seperti apa, menebar isu,
menyebar hal – hal benar, makannya banyak juga netizen haters dan netizen
artis.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Cybercommunity atau masyarakat maya adalah sebuah
kehidupan masyarakat yang secara inderawi dapat di rasakan sebagai kehidupa
nyata, dimana hubungan-hubungan sosial sesame anggota masyarakat melalui
penginderaan.
netizen adalah sama seperti kita pengguna internet
tapi tergantung pada diri kita sendiri mau jadi netizen seperti apa, menebar
isu, menyebar hal – hal benar, makannya banyak juga netizen haters dan netizen
artis.
3.2.
Saran
Kita sebagai generasi muda apalagi sekarang banyak
yang menggunakan internetat baik itu yang disebut cyber community dan Netizen.
Harus bisa memilah hal-hal yang baik dalam internet, dan kita juga harus
menjadi pengguna internet yang menggunakan interenet sebagai mana mestinya dan
sesuai kebutuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S. (2007). Sosiologi
Komunikasi. Surabaya: Kencana.
No comments:
Post a Comment