Wednesday, June 1, 2016

FUNGSI KOMUNIKASI INSTRUMENTAL





Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka ke semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungannamun juga untuk menghancurkan hancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi  keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka-panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih lewat pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Taktik itu misalnya lazim dilakukan politikus yang berkampanye politik


Sementara itu, tujuan jangka-panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. Seperti dikatakan Thomas Harrell, seorang profesor bidang bisnis di Stanford University, faktor yang paling sering membuat seseorang itu sukses adalah kesukaan berbicara. Harrell mengemukakan bahwa nyatanya para pemimpin besar adalah communicator besar, seraya mengutip pendapat John Callen bahwa hal terpenting bagi seorang Chief Executive Officer (CEO) sesudah keahliannya adalah kemampuan berkomunikasi Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill, Martin Luther KingJr., dan Soekarno adalah segelintir saja dari sekian banyak pemimpin besar yang juga communicator besar itu.

Suatu survei atas para manajer personalia 175 perusahaan besar di bagian barat Amerika menunjukkan bahwa komunikasi lisan dan komunikasi tulisan menempati urutan pertama dan kedua dari 24 kecakapan terpenting yang mempengaruhi kesuksesan alumni Jurusan Bisnis dalam mendapatkan pekerjaan. Para Chief Operating Officer menunjukkan pegawai dengan perolehan keuntungan perusahaan. Dalam pada itu, pengamatan jangka panjang yang dilakukan Schein atas sejumlah lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang diwawancarai berkali-kali selama lebih dari 15 tahun, membuktikan bahwa komunikasi efektif merupakan salah satu keahlian penting, bahkan boleh jadi yang terpenting, untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan hidup. Hal ini berlaku pula bagi orang-orang yang amat pandai, yang mempunyai kemampuan teknis yang amat baik, atau bagi para lulusan sekolah bergengsi. Berdasarkan hasil riset nya, Schein menekankan bahwa kemampuan meningkatkan manfaat komunikasi antarpribadi merupakan keahlian istimewatidak hanya bagi pengembangan pribadi dan keluarga, namun juga bagi peningkatan karier.


Sebuah survei lain atas 1000 manajer personalia di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tiga keterampilan terpenting bagi kinerja pekerjaan menyangkut komunikasi, yaitu berbicara mendengarkan, dan menulisKeterampilan -keterampilan tersebut melebihi pentingnya kecakapan teknis, pengalaman kerja, latar belakang akademik dan rekomendasi Para pelanggan Harvard Business Review menilai kemampuan berkomunikasi sebagai terpenting agar seorang eksekutif dapat dipromosikan, lebih penting daripada ambisi, pendidikan dan kapasitas untuk bekerja keras. Riset selama beberapa dekade secara ajeg menunjukkan bahwa kemampuan berkomunikasi itu penting bagi para manajer Sementara itu, penelitian selama 20 tahun yang memantau kemajuan para pemegang gelar MBA dari Stanford University menunjukkan bahwa lulusan-lulusan yang paling berhasil (yang diukur dengan kemajuan karier dan gaji) berbagi ciri-ciri kepribadian yang menandai communicator yang baik: keinginan membujuk, minat berbicara dan bekerja dengan orang lain, dan keramahtamahan. Akan tetapi, keberhasilan profesi lain juga bergantung pada komunikasi yang efektif. Departemen Kepolisian Los Angeles menyebutkan bahwa komunikasi yang buruk adalah salah satu alasan paling lazim yang menyebabkan para polisi melakukan kesalahan dalam penembakan. Setelah dua studmenunjukkan bahwa para dokter yang punya keterampilan berkomunikasi yang buruk lebih sering di gugat, sebuah tajuk rencana dalam Journal of the American Medicial Association mengharapkan lebih banyak kelas komunikasi bagi para dokter.

Uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi berperan penting untuk mencapai posisi puncak dalam manajemen. Tidak salah bila Kafi Kurnia, seorang pakar pemasaran Indonesia, mengatakan “Rumus sukses terfokus pada komunikasi. Maklum, zaman ini adalah zaman informasi. Dan informasi pula yang menggerakkan perubahan. Komunikasi yang baik melahirkan transparansi. Kita menjadi lebih terbuka, dan cepat belajar dari kesalahan”. Akan tetapi, secara implisit komunikasi juga sebenarnya sama pentingnya dalam karier politik, meskipun penelitian dalam bidang ini tidak seluas dalam bidang bidang bisnis. Kemampuan Amien Rais melakukan komunikasi antarpribadi (yang sering juga disebut melobi, manuver politik, atau bahkan “politik dagang sapi”) dalam Sidang Umum MPR 1999 jelas berperan krusial untuk menjadikan dirinya ketua MPR dan pada gilirannya menjadikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur presiden RI yang dipromosikan nya lewat Poros Tengah yang digalang sebelumnya


Kalau kita perhatikan, peluang Amien Rais untuk menggapai posisi penting dalam struktur pemerintahan memang amat kecil saat itu, sesuai dengan perolehan suara Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpinnya berdasarkan hasil pemilu 7 Juni 1999 Jumlah suara yang tidak signifikan (di bawah 10%) itu boleh jadi disebabkan gaya komunikasi Amien Rais yang sebelumnya ceplas ceplos, terkesan arogan, diselingi hujatan sana-sini, sehingga menyurutkan orang-orang yang tadinya bersimpati kepadanya untuk memilih PAN dan akhirnya memberikan suara mereka ke pada partai lain. Akan tetapi, Amien Rais cepat mengubah strategi komunikasinya. Justru setelah ia menyadari peluangnya yang kecil untuk menempati posisi kunci dalam pemerintahan, ia menjadi lebih kalem, lebih santai, dan lebih bijak dalam berkomunikasi, sementara ia giat melakukan berbagai pendekatan untuk membangun Poros Tengah dan mempromosikan Gus Dur sebagai calon presiden. Ia tidak lagi menghujat ke sana kemari, seperti yang dilakukan sebelumnya. Ketika skandal Bank Bali ramai dibicarakan, Amien juga tidak menghujat seorang (pejabat) pun yang diduga terlibat dalam kasus itu. Titik paling penting tentu saja adalah kesediaannya untuk “merendahkan diri” di hadapan Gus Dur. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa pemimpin. Muhammadiyah akan berperilaku seperti itu di hadapan pemimpin NU, dua organisasi besar Islam yang di kenal “selalu bermusuhan” Gus Dur pun, sebagai manusia, tentu saja tersentuh mendapatkan perlakuan Amien Rais itu. Perubahan persepsi Amien Rais terhadap Gus Dur mengubah persepsi Gus Dur terhadap Amien Rais. Maka tidaklah mengherankan bila pencalonan Amien Raiuntuk memperebutkan kursi ketua MPR akhirnya direstui Gus Dur yang tidak memenuhi syarat prosedural untuk dicalonkan sebagai calon ketua MPR.

Jelas, lewat komunikasi, para pemimpin politik harus mengemukakan pandangan di hadapan wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan wartawan. Pandangan-pandangan mereka tersebut pada gilirannya akan membangun kredibilitas mereka sebagai pemimpin. Dan dilakukan Amien Rais yang membangun kredibilitas politiknya, bukan saja di kalangan partainya sendiri, melainkan di kalangan (anggota-anggota) partai lain, khususnya mereka yang tergabung dalam Poros Tengah, dan bahkan di kalangan pers dan masyarakat umum. Apalagi sebelumnya ia telah punya citra kuat sebagai tokoh reformasi. Reuters (3 Oktober 1997) melukiskan Amien Rais sebagai berikut: “He is very good at working the media” says one Jakarta based Western diplomat. “He knows how to be controversial and how to phrase things in a way that media can use them. Fenomena keberhasilan politik berkat kemampuan berkomunikasi seperti yang dilakukan Amien Rais itu tidaklah eksklusif. Kredibilitas politik serupa sebenarnya juga telah dibangun melalui komunikasi oleh para pemimpin partai di negara-negara demokratis yang memang pada akhirnya mencapai posisi kunci, seperti John F. Kennedy, Jimmy Carter, Ronald Reagan, dan Bill Clinton (di Amerika Serikat,) juga Margaret Thatcher, John Major, dan Tony Blair (di Inggris).

Mengapa keahlian berkomunikasi membantu memperoleh sukses pekerjaan? Jawabannya sederhana dan logis. Pekerjaan apalagi profesi-profesi yang menuntut tindakan berbicara sepertdosen, guru, manajer, politisi, Public Relations Officer (PRO), salesman, wartawan, atau pengacara, jelas menuntut keahlian berbicara, keahlian berpidato, keahlian bergaul dengan orang lain dan meyakinkan mereka, berunding, dan memimpin rapat pemimpin perusahaan mengakui bahwa keahlian komunikasmenentukan produktivitas perusahaan. Lynn Towns ketika menjadi presiden Chrysler, berujar: “Komunikasi Internal harus diakui sebagai alat penting manajemen yang baik. Ada kebutuhan khusus bagi setiap manajer untuk memahami bahwa komunikasi yang baik adalah cara untuk mencapai tujuan perusahaan; komunikasi adalah cara membangun kerja tim yang lebih baik, komunikasi adalah cara memperoleh uang.

Eksekutif-eksekutif top perusahaan sering harus berbicara di hadapan bawahan dan memotivasi mereka agabawahan merasa memiliki kebanggaan akan perusahaan tersebut. Mereka juga harus mengemukakan pandangan di hadapan wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan wartawan, yang pada gilirannya akan membangun kredibilitasnya sebagai pemimpin. Maka tidak berlebihan bila Lowell Thomas, penjelajah dan komentator beitar terkenal, menekankan pentingnya keterampilan berkomunikasi dengan mengatakan: “Kemampuan berbicara adalah jalan pintas untuk menonjol meninggikannya sehingga kerumunan melihat kepala dan bahunya.

Bila di Amerika Serikat, keahlian berkomunikasi membantu keberhasilan karier dan keberhasilan finansial orang-orang seperti Walter Cronkite, Barbara Walters (para penyiar berita), Larry King, Oprah Winfrey, dan Ricky Lake (para pengasuh talk show), di Indonesia pun keahlian dalam bidang itu sangat menunjang keberhasilan serupa. K.H. Zainuddin MZHermawan Kartajaya, Gde Prama, Tantowi Yahya, dan Sonny Tulung pada masa mereka masing-masing merupakan contoh aktual.

Walhasil, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi itu suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih pun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasiPerayaan Idul Fitri oleh kaum Muslim atau perayaan Natal oleh kaum Nasrani di Indonesia misalnya mempunyai keempat fungsi tadi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Fungsi suatu acara televisi pun dapat berlapis-lapis: yang mendidik pun bisa menghibur, dan yang menghibur pun bisa mendidik, sekaligus menerangkan, dan secara halus membujuk kita. Menjawab apa fungsi komunikasdalam kehidupan kita, ternyata sebenarnya terdapat banyak jawaban. Anda tentu saja dapat mengkoseptualisasikan dan mengembangkan pandangan Anda mengenai masalah ini berdasarkan bacaan ataupun pengamatan Anda atas peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi di sekitar Anda.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts