Tuesday, January 10, 2017

Contoh Makalah Proses-Proses Dalam Sistem Sosial Budaya Indonesia

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dengan semakin majunya zaman, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebudayaan atau budaya Indonesia semakin tidak di perhatikan keberadaanya, bahkan belakangan ini banyak sekali budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain, dan mungkin mereka lebih peduli daripada kita yang memilikinya. Indonesia adalah Negara yang kaya, subur dan seharusnya juga makmur. Tapi apa yang terjadi?. Sedikit mengenai Sistem Sosial dan Budaya di Indonesia, dalam kurun waktu yang singkat ini banyak penyimpangan-penyimpangan dari Sistem Sosial dan Budaya itu sendiri, bukan orang lain yang melakukannya, dan anehnya itu dilakukan oleh ki ta sendiri sebagai bangsa Indonesia yang seharusnya menjaga nilai-nilai kebudayaan tersebut. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, maka Negara Indonesia akan hilang jatidirinya sebagai Negara pancasila. Oleh karena itu, pentingnya kita mengetahui tentang sistem sosial dan budaya Indonesia menjadi pokok bahasan dalam penyusunan makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu Komunikasi sebagai proses Sosial, Budaya, Politik?
2.      Bagaimana Proses Sosialisasi dalam Masyarakat?
3.      Bagaimana proses Pelembagaan dan Perubahan Sosial?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses sosial melalui budaya, Politik.
2.      Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi di dalam masyarakat
3.      Untuk mengetahui bagaimana proses pelembagaan dan perubahan sosial




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Sebagai Proses Sosial, Budaya, dan Politik
Menurut E.B.Tylor (1924:1) : “Kebudayaan adalah hal kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencangkup kesemuanya yang didapatkan atau dipalajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang dipelajarii oleh pola-pola berfikir, merasakan dan bertindak.”
2.1.1 Komunikasi Sebagai proses Sosial
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little john (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan.
2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial.
Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
(1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas);
(2) Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia;
(3) Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat;
(4) Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan
(5) Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial seseorang.
2.1.2 Komunikasi Sebagai Proses Budaya
Dalam hubungannya dengan proses budaya komunikasi yang ditujukan kepada orang atau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut sebagai proses budaya.
Koentjaraningrat (dalam Nurudin, 2004) menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. Dari definisi tersebut layak diamati bahwa dalam kebudayaan itu ada; gagasan, budi dan karya manusia; gagasan dan karya manusia itu akan menjadi kebudayaan setelah sebelumnya dibiasakan dengan belajar. Memandang kebudayaan hanya dari segi hasil karyanya adalah tidak tepat. Demikian juga melihat sesuatu hanya dari gagasan manusia juga terlalu sempit. Dengan kata lain, kebudayaan menemukan bentuknya jika dipahami secara keseluruhan.
Apakah kebudayaan hanya sekedar konsep? Tidak. Paling tidak kebudayaan mempunyai wujud sebagai berikut :
1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia;
2) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas; dan
3) wujud sebagai benda.
Melihat wujud kebudayaan tentu secara operasional bisa dilihat dari isi kebudayaan yang sering disebut sebagai cultural universal meliputi :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata alat produksi, transpor);
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi);
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum dan sistem perkawinan);
d. Bahasa (lisan maupun tertulis);
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak);
f. Sistem pengetahuan;
g. Religi (sistem kepercayaan).
Komunikasi adalah salah satu wujud kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran individu. Jika komunikasi itu dilakukan dalam suatu komunitas, maka menjadi sebuah kelompok aktivitas (kompleks aktivitas dalam lingkup komunitas tertentu). Dan pada akhirnya, komunikasi yang dilakukan tersebut tak jarang membuahkan suatu bentuk fisik misalnya hasil karya seperti sebuah bangunan. Bukankah bangunan didirikan karena ada konsep, gagasan, kemudian didiskusikan (dengan keluarga, pekerja atau arsitek) dan berdirilah sebuah rumah. Maka komunikasi, nyata menjadi sebuah wujud dari kebudayaan. Dengan kata lain, komunikasi bisa disebut sebagai proses budaya yang ada dalam masyarakat.
Jika ditinjau secara lebih kongkrit, hubungan antara komunikasi dengan isi kebudayaan akan semakin jelas.
1. Dalam mempraktekkan komunikasi manusia membutuhkan peralatan-peralatan tertentu. Secara minimal komunikasi membutuhkan sarana berbicara seperti mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujaran. Ada kalanya dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain (komunikasi non verbal) untuk mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih luas dengan penyebaran komunikasi yang lebih luas pula, maka digunakanlah peralatan komunikasi massa seperti televisi, surat kabar, radio dan lain-lain.
2. Komunikasi menghasilkan mata pencaharian hidup manusia. Komunikasi yang dilakukan lewat televisi misalnya membutuhkan orang yang digaji untuk “mengurusi” televisi.
3. Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi, misalnya sistem hukum komunikasi. Sebab, komunikasi akan efektif manakala diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma masyarakat. Dalam bidang pers, dibutuhkan jaminan kepastian hukum agar terwujud kebebasan pers. Namun, kebebasan pers juga tak serta merta dikembangkan di luar norma masyarkat. Di sinilah perlunya sistem hukum komunikasi.
4. Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada orang lain. Wujud banyaknya bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa bahasa sebagai isi atau wujud dari komunikasi. Bagaimana penggunaan bahasa yang efektif, memakai bahasa apa, siapa yang menjadi sasaran adalah manifestasi dari komunikasi sebagai proses budaya. Termasuk di sini juga ada manifestasi komunikasi sebagai proses kesenian misalnya, di televisi ada seni gerak (drama, sinetron, film) atau seni suara (menyanyi, dialog).
5. Sistem pengetahuan atau ilmu pengetahuan merupakan substansi yang tak lepas dari komunikasi. Bagaimana mungkin suatu komunikasi akan berlangsung menarik dan dialogis tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan? Ilmu pengetahuan ini juga termasuk ilmu tentang berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukti bahwa masing-masing pribadi berbeda dalam penyampaian, gaya, pengetahuan yang dimiliki menunjukkan realitas tersebut.
Komunikasi sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi obyektivasi (meminjam istilah Berger) antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi peran dan pengaruh komunikasi dalam proses budaya. Komunikasi adalah proses budaya karena di dalamnya ada proses seperti layaknya sebuah proses kebudayaan, punya wujud dan isi serta kompleks keseluruhan. Sesuatu dikatakan komunikasi jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Kebudayaan juga hanya bisa disebut kebudayaan jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya yang membentuk sebuah sistem.
2.1.3 Komunikasi Sebagai Proses Politik
Oliver Garceau (dalam Dan Nimmo, 1994) menulis tentang proses politik sebagai pola interaksi yang berganda, setara, bekerja sama, dan bersaingan yang menghubungkan warga negara partisipan yang aktif dalam posisi utama pembuat keputusan. Serupa dengan Garceau, Nurudin (2004) menyatakan sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan politik (tuntutan dan dukungan) ke kekuasaan untuk diproses. Proses itu kemudian dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik (feedback).
Dalam suatu sistem politik yang demokratis, terdapat subsistem suprastruktur politik (lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif) dan subsistem infrastruktur politik (partai politik, organisasi kemasyarakatan, kelompok kepentingan, dll) –nya. Proses politik berkenaan dengan proses input dan output sistem politik. Dalam model komunikasi politik, dijelaskan bahwa komunikasi politik model input merupakan proses opini berupa gagasan, tuntutan, kritikan, dukungan mengenai suatu isu-isu aktual yang datang dari infrastruktur ditujukan kepada suprastruktur politiknya untuk diproses menjadi suatu keputusan politik (berupa undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya). Sedangkan komunikasi politik model output adalah proses penyampaian atau sosialisasi keputusan-keputusan politik dari suprastruktur politik kepada infrastruktur politik dalam suatu sistem politik.
Dewasa ini, contoh proses politik yang paling aktual dalam sistem politik kita adalah isu tentang harga bahan bakar minyak (BBM). Tuntutan-tuntutan pembatalan kenaikan harga BBM dari berbagai kalangan masyarakat (mahasiswa, partai politik, organisasi kemasyarakatan) ditujukan kepada wakil-wakil rakyat mereka yang duduk di DPR dan DPRD, juga kepada pemerintah eksekutif (presiden dan para pembantunya). Kemudian DPR mengadakan sidang paipurna untuk membahas isu ini.
Sebagai proses politik, komunikasi berperan menghubungkan bagian-bagian dari sistem politik. Gabriel Almond (dalam Alfian, 1994) mengibaratkan komunikasi sebagai aliran darah yang mengalirkan pesan-pesan politik yang berupa tuntutan, protes, dukungan ke jantung pemrosesan sistem politik.
2.2 Proses dan Contoh Sosialisasi
Proses sosialisasi dapat terjadi dengan beberapa tahapan yang dilewati untuk dapat menyesuaikan diri dengan linkungan sosialisasinya. Sosialisasi pada mulanya terjadi dilingkunga kecil seperti keluarga yang seiring dengan berjalannya waktu, proses tersebut akan semakin luas dan matang. Proses sosialisasi dapat terjadi karena ada pengkondisian sosial yang menyebabkan terjadinya proses sosialisasi sehingga seseorang dapat memahami pola perilaku yang menjadi kebiasan di suatu lingkungan sosial.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi p
orses sosialisasi diantaranya ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada di dalam diri seseorangg, misalkan faktor IQ seseorang yang akan mempengaruhi bagaimana ia berbicara dan menjalin hubugan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki IQ tinggi akan terlihat dari cara berbicaranya begitu pula dengan sebaiknya. Bentuk tubuh juga dapat mempengaruhi proses sosialisasi, seseorang yang minder dengan bentuk tubuhnya akan memiliki sedikit masalah saat harus melakukan sosialisasi dengan orang lain. Faktor kedua adalah faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berada di luar diri individu, bukan bagian dari tubuhnya atau psikologisnya namun sangat berpengaruh pada proses sosialisasinya. Misalkan, tempat pergaulannya, tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakat sekitarnya serta jenis pekerjaan yang ia lakoni.

Proses sosialisasi merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup seseorang, dan dapat diturunkan pada keturunan-keturunan yang menjadi penerusnya, jadi dengan kata lain sosialisasi merupakan suatu proses turun-menerun yang diajarkan dengan sengaja agar kehidupan dapat tetap berjalan. Proses sosialisasi dapat terjadi dimana saja, misalkan di dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sosial masyarakat.
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mengenal orang lain pertama kali sejak ia dilahirkan, ia akan mengenal ibu dan ayahnya terlebih dahulu sebelum mengenal orang lain. Seorang anak akan belajar berkomunikasi dengan orang tuanya terlebih dulu saat ia masih bayi, ia menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi. contoh sosialisasi di dalam keluarga misalkan orang tua mengajak anak berbicara untuk mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayangnya, orang tua akan menasehati anak dan memberikan pengertian kepada anak, saat anak melakukan kesalahan.
2. Sekolah
Sekolah merupakan tempat dimana seseorang dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya yang akan ia perlukan nantinya. Ilmu jaga dapat menambah pengetahuan serta wawasan seseorang terhadap suatu pengetahuan. Disekolah kita juga belajar tentang menghargai dan menghormati orang lain. Contoh sosialisasi di sekolah misalkan membentuk peer group untuk belajar bersama, saat belajar guru akan bertanya kepada murid dan murid juga dapat bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Di sekolah juga di ajarkan tentang struktur organisasi.
3. Lingkungan sosial masyarakat
Lingkungan disini merupakan tempat dimana seorang anak menghabiskan waktunya diluar lingkungan keluarga dan lingkungan sekolahnya. Anak akan berinteraksi dengan banyak orang pada lingkungan ini, anak juga dapat menemukan teman dekat di lungkungan sosialnya. Contohnya misalkan, anak yang bermain dengan anak tetangganya sehingga terjadi proses sosialisasi, atau kegiatan kerja bakti dan gotong royong yang dilakukan setiap minggu.
2.3 Proses Pelembagaan dan Perubahan Sosial
Proses Lembaga Sosial
Terbentuknya Lembaga Sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana telah diungkapkan Soerjono Soekamto Lembaga Sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya membutuhkan keteraturan. Mula-mula sejumlah norma terbentuk tidak sengaja. Akan tetapi, lama kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Sejumlah norma-norma ini kemudian dianggap sebagai Lembaga Sosial. Tetapi tidak semua norma-norma dalam masyarakat merupakan Lembaga Sosial karena untuk menjadi sebuah Lembaga Sosial sekumpulan norma mengalami proses panjang. Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan. Pelembagaan adalah suatu proses terlaksananya suatu kebiasaan dalam masyarakat menjadi lembaga yang harus menjadi paduan dalam kehidupan bersama.
Proses pelembagaan suatu norma sosial menjadi lembaga sosial pada umumnya melalui 4 tahapan, yaitu :
1.      Norma sosial diketahui oleh sebagian besar anggota masyarakat, artinya orang-orang telah tahu bahwa norma sosial merupakan pedoman untuk bersikap dan bertingkah-laku.
2.      Norma sosial telah dipahami oleh sebagian besar anggota masyarakat, artinya masyarakat telah paham bahwa setiap sikap dan tingkah-lakunya senantiasa diatur oleh norma sosial yang ada. Manusia semakin menyadari bahwa setiap perilaku senantiasa terikat pada norma sosial yang berlaku, dan apabila melanggar, maka seseorang akan mendapatkan sangsinya yaitu sanksi-sanksi sosial. Kesadaran itu kemudian berkembang menjadi suatu kepatuhan.
3.      Jika kepatuhan itu benar-benar datang dari kesadaran dan keyakinan masyarakat itu sendiri, bahwa norma sosial itu benar-benar dirasakan telah bermanfaat bagi kehidupannya (masyarakat), maka proses pelembagaan sudah sampai pada tahap yang lebih tinggi.
4.      Jika norma-norma sosial telah diketahui, dipahami dan dipatuhi oleh masyarakat pada umumnya, mau tidak mau norma tersebut kemudian akan dihargai sebagai sesuatu yang tidak bisa  dipisahkan dari kehidupannya.
Menurut H.M. Johnson (1960), bahwa ada 3 ciri utama proses pelembagaan telah menjadi lembaga sosial, yaitu :
1.      Norma-norma yang terlembaga berlaku bagi warga-warga sistem sosial sesuai dengan posisi sosialnya di dalam sistem sosial tersebut.
2.      Ada berbagai derajat penjiwaan pada warga-warga sistem sosial tersebut.
3.      Luasnya penyebaran norma-norma tadi juga menyangkut derajat-derajat tertentu.
 Beberapa jenis Lembaga Sosial
Berikut beberapa jenis dari lembaga Sosial, antara lain :
1) Keluarga
2) Lembaga Pendidikan
3) Lembaga Ekonomi
4) Lembaga Agama
Proses Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
"Kenapa sih bisa terjadi perubahan sosial budaya, gimana prosesnya?" Jadi, tentu ada prosesnya dan secara umum ada 3 proses yang membawa kepada perubahan sosial budaya

1. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses bertemunya dua budaya atau lebih dimana unsur-unsur budaya lama masih ada. 
Contoh : Sunan Kalijaga menggunakan budaya Wayang untuk mengajar keagamaan

2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur dan menghasilkan budaya yang baru. Tidak seperti Akulturasi yang masih ada unsur lamanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa budaya yang lama pastinya hilang. Namun proses asimilasi ini berlangsung lama namun terus menerus. 

3. Difusi
Merupakan proses penyebaran unsur budaya dari seseorang ke orang lain atau kelompok masyarat ke masyarakat lain. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.


BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubungan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya. Berikut adalah teori yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat. Pada masyarakat yang tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan. Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama. Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Perubahan sosial jika dilihat dari sebabnya menurut WJH spott ada perubahan yang datangnya dsri luar, seperti visi, pendudukan, kolonialisme dan termasuk juga wabah penyakit. Disamping itu ada perubahan yang datangnya dari dalam dan perubahan ini dibagi menjadi dua yaitu perubahn episode dan perubahan terpola. Perubahan episode adalah perubahan yang terjadi sewaktu-waktu biasanya disebabkan oleh kerusuhan atau penemuan-penemuan. Sedangkan perubahan terpola adalah perubahan yang memeng direncanakan atau diprogramkan sebagaimana yang dilakukan dalam pembangunan. Dari berbagai macam sebab perubahan sosial, semuanya bisa dikembalikan pada tiga faktor utama yaitu: faktor fisik dan biologis, faktor tekhnologi, dan faktor budaya.
Posisi pendidikan dalam perubahan sosial Sesuai dengan pernyataan Eisenstadt, institusionalisasi merupakan proses penting untuk membantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataan sejarah. Dan pendidikanlah yang menjadi salah satu institusi yang terlibat dalam proses tersebut. Pendidikan adalah suatu institusi pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan-warisan budaya masyarakat. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengurangi kepincangan yang terjadi dalam masyarakat. Pendidikan harus dipandang sebagai institusi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi bukan untuk belajar tentang keilmuan dan keterampilan karenanya yang terpenting bukanlah mengembangkan aspek intelektual tetapi lebih pada pengembangna wawasan, minat dan pemahaman terhadap lingkungan sosial budayanya. SARAN Dalam penelitian ini, sanggat baik untuk kita yang ingin mrengetahui tentang perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial.
Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan budaya dan perubahan sosial. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubungan sosial dan keseimbangannya. Disamping itu ada perubahan yang datangnya dari dalam dan perubahan ini dibagi menjadi dua yaitu perubahn episode dan perubahan terpola.



DAFTAR PUSTAKA
1.    Alfian, 1994, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Gramedia, Jakarta
2.    Dan Nimmo, 1984, Komunikasi Politik, Rosdakarya, Bandung
3.    Nurudin , 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta

4.    Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication 6th, Longman

1 comment:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    ReplyDelete

Popular Posts