BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Manusia di Indonesia
Tiga juta tahun
lalu, manusia baru muncul dipermukaan bumi bersama dengan terjadinya glasiasi
atau kala plestosin. Masa holisin yang berlangsung kira-kira 10.000 tahun lalu
merupakan setelah plestosin. Dibagian barat kepulauan indonesia (sebagai akibat
turunnya air laut) pernah bersambung dengan daratan Asia, daratan itu disebut
“paparan sunda” serta bagian timur, Papua (Irian) dan sekitarnya menyambung
dengan daratan Australia, disebut “paparan sahul”. Daratan diantara Paparan
Sunda dan Paparan Sahul itu ialah kepulauan Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku
sekarang, yang di daratannya tak mapan dan dibatasi laut yang dalam dengan
kedua paparan tersebut. Migrasi terjadi dari daratan Asia melalui semenanjung,
ke Sumatra dan Kalimantan atau antara Kalimantan, Filipina, Formosa dengan Cina
bagian selatan. Sedangkan hubungan
dengan Australia dapat terjadi melalui Nusa Tenggara atau Irian.
Menurut
taksonomi dunia mahkluk hidup, manusia termasuk dalam genus homo yang sekarang
ini hanya memiliki spesies, yaitu homo sapiens. Isolasi reproduktif terjadi
oleh adanya isolasi geografis, pengaburan dalam identifikasi mungkin terjadi
oleh hibridisasi kembali dengan populasi induk sehingga perbedaan populasi
semakin besar, sedangkan perbedaan antara populasi semakin kecil.
Pembagian
manausia dalam berbagai kelompok ras tidak mudah karena ciri-ciri yang
membedakan sering kali tumpang tindih oleh bagian preferinya. Manusia dapat
diklasifikasikan dalam tigas ras pokok, yaitu kaukasoid, negroloid, dan
mongoloid serta empat ras campuran; australoid, viddoid, polynesia, dan aino.
Sedangkan Garn mengklasifikasikan homo sapiens dalam sembilan kelompok ras
menurut wilayah geografi, yaitu Amerika, Polinesia, Mikronesia, Papuomelanesia,
Australia, Asia, India, Eropa, dan Afrika. Mungkin bagi keperluan studi tentang
ras dan migrasinya, di kepulauan nusantara pembagian manusia dalam lima
kelompok: austramelanesoid, kaukasoid, khoisanoid, dan negroid lebih cocok.
Teori tentang asal usul manusia
kepulauan nusantara didasarkan pada penelitian paleoantropologi terdapat fosil
atau kerangka dan kelompok manusia yang masih hidup, yang ditunjang pula oleh
antropologi budaya dan sosial, linguistik, paleografi, dan sejarah.
Pithecanthropus dianggap nenek moyang austramelanesoid dan sinathropus adalah
nenek moyang ras mongol karena itu orang Melayu berbeda dari ras
australomelanesoid.
Dua teori persebaran ras di nusantara ialah (1)
migrasi empat ras, dan (2) teori migrasi dua ras. Menurut teori migrasi empat
ras yang juga dipengaruhi oleh teori persebaran konsentris von eickstandt,
terjadi empat kali urutan migrasi dari daratan benua Asia melalui daerah
Indonesia. Teori persebaran dua ras mengemukakan percampuran antara ras
australoid dengan mongonoloid.
Penduduk Indonesia masa kini
menunjukan pengaruh papua melanesia yang kuat di timur dan pengaruh kuat
mongoloid atau melayu di barat serta dibagian tengah memperlihatkan percampuran
antara keduanya. Adapun istilah melayu awal dan akhir bukanlah merupan
taksonomi, tetapi lebih menunjukan waktu belakang. Percampuran kelompok
australomelanesoid dengan kelompok melanosoid yang kemudian menjadi kelompok
melayu awal dan manakala bercampur lagi dengan mongoloid lemudian menjadi
kelompok melayu akhir. Yang termasuk kelompok melayu awal ialah kelompok Etnik,
Batak, Orang Laut, Sakai, Talang Mamak, Utan, Rawar, Mandak, Kubu, Lubu, Nias,
Mentawai, Enggano, Tengger, Baduy, Dayak, Sasak, Toraja, Tokea, dan Tomuna.
Yang termasuk kelompok melayu akhir ialah Aceh, Minangkabau, Melayu Pesisir
Sumatra, Rejanglebong, Lampung, Jawa, Madura, Sunda, Bali, Makasar, Bugis, dan
Minahasa. Sedangkan arus gena kaukasid berasal dari orang Arab, India, Turki,
Portugis, Inggris, dan Belanda.
2.2 Unsur-Unsur
Kebudayaan
Masyarakat
adalah manusia yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan, keduanya tak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya, walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan
analitis, kedua persoalan itu dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Dalam
kehidupan sehari-hari, istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan
kesenian, terutama seni suara dan seni tari, namun menurut ilmu sosial kesenian
merupakan bagian dari kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari bahasa
sansakerta, yaitu buddaya yang merupakan bentuk jamak kata buddhi, yang berarti
budi akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal. Seorang antropolog, Yaitu E. B. Tylor (1924:1) memberikan definisi
mengenai kebudayaan sebagai berikut :
Kebudayaan
adalah hal kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan,
kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang di
pelajari oleh pola-pola yang normative, artinya mencakup segala cara-cara atau
pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.
Menurut
Selo soemardjan dan soeleman soemardi, kebudayaan adalah sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar dan kecil yang
merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Menurut
Melville J. Herkovits, ada empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. Alat-alat
teknologi
2. Sistem
ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan
politik
Menurut
Bronislaw Malinowski, unsur-unsur pokok kebudayaan adalah :
1. Sistem
norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi
ekonomi.
3. Alat-alat
atau lembaga atau petugas pendidikan.
4. Organisasi
kekuatan.
Adapun
cultural universal adalah unsur-unsur pokok kebudayaan yang dapat dijumpai pada
setiap kebudayaan manapun di dunia ini. Cultural universal yaitu :
1. Religi
(Sistem kepercayaan)
2. Sistem
pengetahuan.
3. Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan, dsb)
4. Bahasa
(lisan maupun tulisan)
5. Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata,
alat-alat produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
6. Mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
7. Kesenian
(seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)
2.3 Perkembangan
Kebudayaan Indonesia
Posisi Indonesia sebagai negara yang
terletak di persimpangan dua samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia
dan Australia) sejak dahulu merupakan daerah perlintasan dan pertemuan berbagai
macam agama, ideology dan kebudayaan. Dalam kondisi yang demikian, maka
terdapat lima lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia.
Kebudayaan Indonesia itu bukanlah
sesuatu yang padu dan bulat, tetapi sesuatu yang terbentuk dari pelbagai unsur
suku bangsa. Di daerah Indonesia yang luas terdapat beragam kebudayaan, yang
berbeda satu sama lain disebabkan oleh perjalanan atau latar sejarah yang
berbeda pula.
Seperti telah disinggung sebelumnya,
bahwa latar sejarah yang mewarnai perkembangan kebudayaan Indonesia itu terbagi
ke dalam lima lapisan (Alisjahbana dalam Ranjabar, 2013 : 83) yakni, kebudayaan
asli, kebudayaan India, kebudayaan Islam, kebudayaan modern, dan kebudayaan
Bhineka Tunggal Ika. Berikut uraian sederhananya.
2.1.1
Kebudayaan
Asli
Ialah lapisan sosial budaya lama dan asli,
memperlihatkan persamaan yang mendasar (bahasa, adat, budaya, dll) yang sudah
eksis sebelum pengaruh budaya luar. Erat kaitannya dengan kepercaayan
dinamisme/animism.
2.1.2
Kebudayaan
India
Lapisan kebudayaan yang berasal dari India. Hal ini
mungkin terjadi karena Nusantara pusat pengembangan peradaban Hindia di Pulau
Jawa, namun kesadaran akan kebersamaan tetap dijungjung tinggi.
2.1.3
Kebudayaan
Islam
Ialah lapisan yang datang bersamaan dengan masuk dan
berkembangnya agama Islam di Nusantara yang memberikan corak tata kehidupan
masyarakat Indonesia
2.1.4
Kebudayaan
Modern
Ialah lapisan yang datang dari Barat seiring
dengan masuknya dominasi asing seperti
Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris
2.1.5
Kebudayaan
Bhineka Tunggal Ika
Ialah lapisan kebudayaan Indonesia yang dimulai
sejak kesadaran bangsa Indonesia dengan munculnya rasa nasionalisme yang
tinggi.
BAB
III
SIMPULAN
Bersadasarkan
uraian makalah diatas, dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Teori
tentang asal usul manusia kepulauan nusantara didasarkan pada penelitian
paleoantropologi terdapat fosil atau kerangka dan kelompok manusia yang masih
hidup, yang ditunjang pula oleh antropologi budaya dan sosial, linguistik,
paleografi, dan sejarah. Pithecanthropus dianggap nenek moyang austramelanesoid
dan sinathropus adalah nenek moyang ras mongol karena itu orang Melayu berbeda
dari ras australomelanesoid.
2. Masyarakat
adalah manusia yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan, keduanya tak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat
3. Perkembangan
kebudayaan Indonesia terbentuk oleh lima lapisan ; (1) kebudayaan Asli (2)
kebudayaan India (3) Kebudayaan Islam (4) Kebudayaan Modern dan (5) kebudayaan
Bhineka Tunggal Ika
DAFTAR
PUSTAKA
Ranjabar,
Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung : Alfabeta
No comments:
Post a Comment