BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Di era modern seperti sekarang ini, media menjadi amat
penting bagi setiap elemen masyarakat. Media berkembang menjadi sebuah
kebutuhan yang fundamental untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi dan
komunikasi, bahkan menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami membatasi
masalah dengan menggunakan rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana proses
perkembangan media?
2.
Bagaimana
pengaruh perkembangan media terhadap masyarakat?
3.
Bagaimana efek
sosial komunikasi massa?
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, berikut
kami uraikan tujuan dari penulisan makalah ini, yakni sebagai berikut.
1.
Untuk memaparkan
proses perkembangan media
2.
Untuk memaparkan
pengaruh perkembangan media terhadap masyarakat, serta
3.
Untuk memaparkan
efek sosial dari komunikasi massa
1.4 Sistematika
Penulisan
Dari pembahasan makalah mengenai Sikap Perilaku
Masyarakat terhadap Media, dapat ditarik simpulan bahwa penulisan makalah ini
terdiri dari tiga bagian yaitu pembuka, isi, dan akhir. Pembuka diurai lagi
menjadi beberapa bagian diantaranya sampul makalah yang berisi judul makalah,
dosen pengampu, nama penyusun, logo serta instansi terkait dan tahun pembuatan
makalah. Bagian berikutnya adalah kata pengantar serta daftar isi.
Bagian kedua adalah isi makalah yang terdiri dari BAB
I (Pendahuluan), berisi latar belakang serta rumusan masalah dalam pembuatan
makalah ini. Lalu BAB II (Pembahasan) berisi uraian-uraian dari rumusan
masalah, serta isi dari makalah ini. Selanjutnya BAB III (Simpulan dan Saran)
berisi simpulan dan saran mengenai makalah ini dan juga pembaca. Di bagian
akhir terdapat Daftar Pustaka sebagai informasi mengenai sumber rujukan yang
digunakan dalam pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Perkembangan Media
Setiap
bentuk media massa memiliki karakteristik masing-masing dalam menyiasati publik
dan menyajikan sebuah berita. Melalui karakteristik itu pula, setiap media
dapat bekerja sama, saling melengkapi, tetapi juga sekaligus berkompetisi dalam
meraih minat masyarakat sebagai sasaran utamanya.
Komunikasi
massa memiliki beberapa ciri penting, diantaranya:
1. komunikasi berlangsung satu
arah
2. komunikator bersifat
melembaga
3. pesan yang disampaikannya
bersifat umum
4. media yang digunakan
menimbulkan keserempakan (dapat dibaca/didengar secara serempak)
5.
komunikan bersifat heterogen (beragam)
Fungsi
media diantaranya adalah untuk menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, serta
memengaruhi. Sedangkan efek yang ditimbulkan dari sebuah pesan adalah (1) agar pembacanya
menjadi tahu; (2) agar terjadi perubahan sikap dan perilaku terhadap pembaca;
dan (3) untuk meningkatkan kualitas intelektual para pembacanya.
Hingga
saat ini, pers tetap mendapat julukan the
fourth estate (kekuatan keempat) setelah tiga lembaga kekuasaan lainnya dalam
proses pemerintahan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang mampu
mengendalikan massa karena kekuasaan formalnya. Sedangkan pers mampu
memengaruhi massa karena daya persuasinya yang kuat dan pengaruhnya yang besar
kepada masyarakat.
2.1.1 Jurnalistik Media Cetak
Sekurang-kurangnya
terdapat tiga jenis media cetak yang beredar di masyarakat, antara lain suart
kabar, majalah, dan buku. Sejak masa awal perkembangannya hingga saat ini,
ketiga jenis media cetak tersebut telah mengalami berbagai perubahan yang amat
besar.
1. Surat Kabar (Koran)
Pada awal perkembangannya,
di Itali, surat kabar, dalam bentuk posted
bulletins, tumbuh secara bertahap, mulai dari bentuk yang amat sederhanalembaran-lembaran kertas yang dipublikasikan secara lokalhingga dalam bentuknya seperti yang sekarang dapat dilihat, dengan
jumlah halaman yang banyak, serta wilayah distribusi yang luas.
2. Majalah
Majalah mulai berkembang
sejak akhir abad ke-19. Majalah hadir sebagai media hiburan utama karena saat
itu, baik radio maupun televise, belum banyak dikenal orang. Selain TV dan
radio belum banyak dikenal, juga tidak setiap orang pada saat itu mampu untuk
pergi menonton di bioskop.
3. Buku
Pada awal perkembangannya, buku tidak lebih dari suatu
lembaran panjang yang pada kedua ujungnya dipasang kayu kecil, yang
memungkinkan lembaran itu dapat dengan mudah dibuka dan digulung. Naskah
panjang itu memuat pesan-pesan penulisnya yang ditulis secara bersambung, tanpa
terpotong oleh batas halaman, seperti dalam bentuk yang kita lihat sekarang.
Meskipun dari segi panjang dan lebarnya lembaran itu sangat bervariasiseperti halnya buku yang memiliki jumlah halaman yang berbeda-bedapada umumnya manuskrip itu dibuat dalam satu gulungan. Lalu, ia
berkembang hingga dalam bentuknya seperti yang kini bisa kita nikmati.
2.1.2 Jurnalistik Media Elektronik
Penemuan
baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong berkembangnya
media elektronik. Berbagai kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang
semakin meningkat.
1. Radio
Meskipun media cetak terus
melancarkan kegiatannya dalam upaya memengaruhi opini dunia dengan cara
mengunjungi jutaan manusia lewat informasi dan hiburan, abad ke-20 mulai
mengisyaratkan lahirnya era informasi dan komunikasi elektronik. Kelahiran era
baru dunia informasi ini telah mengubah pola konsumsi informasi masyarakat.
Kebiasaan konsumen dalam menyantap bahan cetak berubah menjadi menambah waktu
lebih lama untuk mendengarkan radio.
Radio memiliki banyak
kelebihan, seperti kesederhanaan bentuk (portability)
dan kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang
melakukan kegiatan lain, bahkan sedang menikmati media massa lainnya.
Kini, sejalan dengan perkembangan
teknologi komunikasi-informasi, radio terus berkembang, serta mampu mempertahankan
posisinya sebagai the fifth estate (kekuatan
kelima) setelah pers dalam tatanan kehidupan sosial.
2. Televisi
TV mulai diperkenalkan
kepada public pada acara Pameran Dunia pada 1939. Perjalanannya terus melaju
sehingga pada 1950-an dikenal sebagai “television’s
golden era”. TV terus berkembang pesat dan semakin popular di masyarakat.
Pada 1960-an, TV telah memasuki berbagai sector kehidupan, termasuk kehidupan
politik. TV mulai dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan politik praktis.
Pada 1970-an, sebagai
implikasi dari perkembangannya yang cukup pesat, mulai muncul berbagai
tanggapan dan kritik, terutama menyangkut efeknya yang luar biasa bagi
masyarakat. Marshall McLuhan mengemukakan pandangannya tentang TV. Menurutnya,
media televisi telah mampu menggiring masyarakat pada corak berpikir seperti
“kaca spion” (rear view). Segala
sesuatunya dilihat sebagai realitas yang bukan sesungguhnya.
Perkembangan dan perubahan
media televise, baik dalam program maupun dalam peningkatan teknologi baru,
akan menawarkan cara-cara baru bagi public dalam pemanfaatan sarana televisi
pada masa mendatang. Pada gilirannya, sangat mungkin bila pola konsumsi informasi
yang baru ini juga akan berakibat pada pembentukan gaya hidup para pemilik dan
penontonnya.
2.1.3
Jurnalistik Foto
Media foto pertama kali
ditemukan oleh Joseph Nicephone Niepce yang memulai pekerjaannya di bidang ini
pada 1813. Pada awalnya, Niepce masih mencoba-coba dengan menggunakan peralatan
tradisional, dan baru pada tiga tahun berikutnya sistem film negatif, seperti
apa yang lama digunakan masyarakat kita hingga digunakannya model digital, ia
temukan. Jauh sebelum itu, banyak orang yang sudah mencoba melakukan kegiatan
dalam bentuk penggunaan suatu alat semacam kamera yang mereka sebut camera obscura. Alat ini digunakan untuk
menggambar pemandangan alam. Mereka membuat boks besar, lalu diberi lubang
kecil, dan lewat lubang itulah mereka melihat batas-batas alam yang bisa
tergambar dalam lukisannya.
Penggunaan foto jurnalistik
dalam koran dan majalah mulai berkembang pada 1930-an. Perkembangannya sangat
cepat sehingga pada gilirannya teknologi foto dapat mendorong perkembangan
media jurnalistik. Foto jurnalistik kemudian tumbuh menjadi suatu konsep dalam
sistem komunikasi yang sekarang disebut komunikasi foto (photographic communication).
Dilihat dari sisi fungsinya,
menurut Edwin Emery, foto jurnalistik berfungsi untuk menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain) para pemakai media
tersebut. Sedangkan efektivitas penggunaan foto jurnalistik sangat bergantung
pada bagaimana foto itu diambil oleh seorang fotografer, ditempatkan dan
dikombinasikan secara tepat oleh para editornya dalam media massa yang menjadi
salurannya.
2.1.4
Jurnalistik Online
Kehadiran media online pada era globalisasi ini telah
menambah perbendaharaan media baru (new
media) untuk menolong para pembacanya. Inilah salah satu produk teknologi
informasi yang telah berhasil merambah dunia baru melalui jaringan internet.
Akses jaringannya yang cepat, murah, dan mudah seolah telah menghipnotis publik
untuk bergantung pada media ini, khususnya untuk memperluas jaringan serta
referensi bagi para penggunanya. Kebutuhan masyarakat sangat tertolong melalui
media online.
2.2 Pengaruh Perkembangan Media terhadap Masyarakat
Media seperti segala hal yang ada di
dunia tentu mengalami perkembangan seiring waktu dan perkembangan teknologi,
dari perkembangan teknologi inilah berkembang suatu bentuk komunikasi yaitu
komunikasi massa yang notabene menggunakan media massa.
Media massa tentu sedikit banyaknya
memberikan pengaruh bagi khalayak, salah satunya yaitu lahirnya budaya massa.
Sebelum memahami budaya massa terlebih dahulu harus dipahami pengertian
kebudayaan terutama dikaitkan dengan proses komunikasi massa. Menurut soekanto
(1989) kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari pola-pola
perikelakuan yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola-pola
berpikir, merasakan dan bertindak.
Apa akibat dari kehadiran
dan kemajuan serta perkembangan komunikasi massa? Khalayak yang heterogen dan
tidak kenal satu dengan yang lainnya dipengaruhi oleh kehadiran media maupun
terpaan pesan-pesan media yang diproduksi secara besar- besaran melalui media.
Arus informasi dari media kepada khalayak cenderung datang bertubi-tubi
sehingga kadang-kadang khalayak berubah posisi menjadi suatu masyarakat yang
memiliki sifat-sifat massa. Hal ini bisa terlihat dalam keikutsertaan khalayak
yang secara tidak sadar mengikuti kehendak umum (public mood). Hal mengikuti pendapat pikiran, perasaan maupun
aksi-aksi oleh masyarakat umum secara kurang disadari sebagai akibat komunikasi
massa, itulah disebut dengan budaya massa.
Dapat ditarik kesimpulan
bahwa budaya massa merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang
dalam suatu masyarakat. Pemilikan unsur budaya itu sebagai akibat dari
pesan-pesan media massa yang dimanipulasi oleh sang komunikatornya. Pesan-pesan
itu dikelola secara professional dan disebarluaskan dengan tingkat frekuensi
dan jumlah tertentu dengan teknologi media secara besar-besaran kepada sejumlah
besar orang. Hasilnya mereka yang menerima terdorong oleh sikap yang berkadar
kesadaran rendah, kurang mengontrol diri sendiri kemudian menerimanya sebagai
suatu perilaku tertentu secara bersama-sama.
Menurut Bond (1978: 8),
surat kabar dapat memengaruhi publik melalui artikel-artikelnya yang relevan,
editorialnya yang lincah atau karikaturnya yang tajam dan menarik. Sedangkan
radio biasanya merebut pengaruh para pendengarnya melalui ulasan berita,
komentar-komentar ringan, dan wawancara dengan para ahli yang dapat
mengemukakan aneka ragam pandangannya. Hampir sama dengan radio, televisi juga
memengaruhi para pemirsanya melalui planel-planel, dokumentarisasi, serta wawancara-wawancaranya
yang hidup dan menarik. Pada lain sisi, surat kabar dan majalah juga
mengharapkan simpati publik melalui rubrik-rubrik yang dikembangkannya
berkenaan dengan aspek-aspek kehidupan sehari-hari yang dapat menggugah minat
pembaca, baik dalam bentuk berita maupun tulisan yang mengandung unsure human interest.
Media juga memengaruhi perubahan sosial. Menurut
Hawley (1978:787 dalam
sztompka, 2004:3),
bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem
sosial sebagai suatu kesatuan. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam
masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, dalam proses difusi
inovasi terjadi kegiatan mengkomunikasikan pengetahuan baru di masyarakat.
Berikut tahapan
proses keputusan inovasi:
Perubahan
sosial terjadi sebab proses adopsi inovasi dan difusi inovasi. Adopsi inovasi
dimulai dari pengenalan terhadap sebuah inovasi, sikap persuasif terbentuk
tergantung dari sifat inovasi itu terhadap pribadi seseorang. Tahap persuasif
menentukan keputusan seseorang untuk mengadopsi atau menolak inovasi itu, tahap keputusan memberi
kepastian terhadap tahap pelaksanaan inovasi. Setiap pilihan dalam tahap keputusan
inovasi akan memasuki tahap terakhir yaitu tahap konfirmasi bagi yang
mengadopsi inovasi akan mencari alasan termasuk melakukan konfirmasi atas
pilihannya, begitupun sebaliknya. Seluruh tahap dalam proses keputusan
inovasi itu bergantung pada kecepatan waktu dan konten inovasi itu tersendiri.
Berikut sikap masyarakat
terhadap inovasi:
Masyarakat
|
|||
Postmodern
|
Modern
|
Transisi
|
Tradisional
|
Inovasi dipandang
sebagai bagian gaya hidup
|
Inovasi dipandang secara rasional
|
Mempertimbangkan untung-rugi inovasi
|
Cenderung menolak inovasi
|
Keterbukaan masyarakat terhadap inovasi
memungkinkan ia mengadopsi inovasi teknologi telematika. Informasi sebelumnya
tentang sebuah inovasi menjadi alasan terhadap sikap ia untuk menentukan
menolak atau menerima inovasi tersebut.
2.3 Efek Sosial Komunikasi Massa
Seringkali
ada nada betapa mendesak secara sosial membicarakan efek media massa, khususnya
mengenai masalah-masalah sosial yang penting dan menonjol seperti kenakalan
remaja, kekerasan, kejahatan, dan kebejatan moral. Kecemasan sosial ini
menyebabkan orang-orang tidak sabar dengan orientasi ilmiah yang lamban,
objektif, dan hampa perasaan terhadap masalah-masalah tersebut dan mendorong
pencarian pendapat dan pemecahan sosial dengan segera.
Kadang-kadang
media massa sendiri dianggap sebagai masalah sosial oleh orang-orang awam dan
kritikus sosial. Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton telah mengidentifikasi
empat sumber keprihatinan masyarakat terhadap media massa.
Pertama,
banyak orang khawatir akan ubiquity (sifat
hadir dimana-mana) dari media massa serta kekuatannya yang potensial untuk
memanipulasikan orang-orang untuk tujuan yang baik maupun yang buruk. Rata-rata
orang merasa bahwa ia sedikit saja atau bahkan tidak mampu mengontrol sama
sekali kekuatan ini.
Kedua,
sebagian orang merasa takut bahwa kelompok-kelompok dengan kepentingan ekonomi
dapat menggunakan media massa untuk menjadi ketundukan masyarakat pada status quo sosial dan ekonomi, sehingga
memperkecil kritik sosial dan memperlemah kemampuan khalayak untuk berpikir
kritis.
Ketiga,
para kritikus memperkirakan bahwa media massa, dalam melayani khalayak luas,
dapat menyebabkan kemerosotan cita-rasa estetis dan standar budaya popular.
Akhirnya, sebagian orang mengkritik media massa karena menghilangkan sukses
sosial yang merupakan jerih payah para pembaharu selama berpuluh tahun.
Misalnya,
melalui usaha kumulatif banyak pria dan wanita, orang akhirnya mempunyai jam
kerja yang lebih pendek, kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan
pendidikan dan jaminan sosial yang menguntungkan. Agaknya, memang ada kondisi
yang diperlukan untuk menikmati kesenian, memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi, mempelajari warisan budaya kita.
Tetapi
apa sebenarnya yang dilakukan orang dengan waktu senggang yang mereka peroleh
baru-baru ini? Mereka menonton komedi dan berbagai macam pertunjukan musik rock atau country di radio, dan menonton film kejahatan dan kengerian di
bioskopnya. Dengan demikian waktu senggang dan penggunaannya menimbulkan
“masalah-masalah sosial” baru yang harus dipecahkan.
Selain
menimbulkan efek-efek seperti yang dijelaskan diatas, komunikasi massa juga
memengaruhi sosialisasi. Sosialisasi adalah proses ketika individu mendapatkan
kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu)
norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan
harapan-harapan orang lain. Sosialisasi tidak pernah “total” dan terus
berlangsung – bergerak sejak masa kanak-kanak sampai usia tua.
Beberapa
bagian dalam proses komunikasi yang kompleks dilakukan oleh media massa. Baik
secara sengaja maupun tak disadari, individu dalam berbagai tahap kehidupannya
mungkin mempelajari norma-norma sosial dari media. Tetapi penting untuk diingat
bahwa komunikasi massa hanyalah salah satu sumber sosialisasi untuk anak-anak
dan orang dewasa. Jenis data yang bagaimana yang kita perlukan untuk
menggambarkan peranan media massa dalam sosialisasi?
Pertama,
kita memerlukan data tentang perilaku komunikasi orang-orang dari berbagai
tingkat usia. Seperti yang telah kita ketahui, banyak anak-anak yang masih
sangat muda sudah menghabiskan banyak waktunya untuk media massa, baik itu
sendiri maupun dengan keluarga ataupun teman-temannya. Dalam hal ini, tentu
saja media sedikit banyak memengaruhi tingkah lakunya.
Kedua,
bukti yang lebih banyak diperlukan tentang penggunaan media (baik secara
sengaja maupun secara tidak disadari) sebagai sumber norma-norma sosial. Dalam
hal ini, telah banyak orang yang menjadikan media sebagai sumber informasi.
Misalnya, beberapa orang percaya bahwa mereka memperoleh resep-resep kehidupan
dan memecahkan masalah-masalah pribadi dari program-program radio di siang
hari.
Ketiga,
kita memerlukan lebih banyak informasi tentang sampai sejauh mana orang-orang
menyerap norma-norma sosial dari media massa secara sadar maupun tidak,
langsung maupun tidak langsung dari orang-orang lain yang telah memperoleh
norma-norma dari media. Misalnya sikap imitasi yang dilakukan oleh seorang fans
terhadap idolanya.
Keempat,
kita perlu mengetahui lebih banyak lagi mengenai derajat relatif media massa
sebagai sumber normatif di antara agen-agen sosialisasi lainnya seperti
keluarga, sekolah, dan kawan permainan. Saat ini, banyak yang menjadikan
televisi sebagai sumber informasi daripada agen-agen sosialisasi yang lain,
karena aktualitasnya
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Simpulan
yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1.
Komunikasi massa memiliki 5 ciri penting yang
membedakannya dengan komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal
2.
Perkembangan media diawali dengan media cetak (surat
kabar, majalah, dan buku), lalu dilanjutkan dengan munculnya media elektronik
(radio dan televisi), jurnalistik foto, serta media online sebagai new media.
3.
Media massa memengaruhi khalayak dan melahirkan
“budaya massa”
4.
Media juga memengaruhi perubahan sosial
5.
Masyarakat dapat menerima atau menolak terhadap suatu
inovasi
6.
Komunikasi massa memengaruhi sosialisasi
3.2 Saran
Demikian
yang dapat kami
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan makalah ini. Tentunya masih
banyak sekali kekurangan yang ada dalam makalah ini, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan serta sempitnya waktu yang dimiliki.
Untuk
itu kami berharap banyak kepada
para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan sarannya yang dapat
membangun pengetahuan, agar di lain kesempatan kami dapat membuat makalah dengan baik dan
benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, serta para pembaca pada
umumnya.
No comments:
Post a Comment