BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin dan Yunani,
istilah "sistem" diartikan sebagai mengabungkan, untuk mendirikan,
untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang
merupakan suatu kesatuan. Sistem adalah Suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.System
is an organized scheme or method (Sistem adalah kumpulan skema atau metode).
Pengertian Sosial Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Perubahan sosial budaya
dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat.
Sistem Sosial Budaya
A.
Sistem merupakan pola-pola keteraturan; kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang saling berhubungan
B.
Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri
Komponen Utama dalam Kebudayaan
1.
Kebudayaan Material
Mengacu pada semua
ciptaan manusia yang konkret
2.
Kebudayaan Nonmaterial
Ciptaan-ciptaan
abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi
Jadi, konsep dalam sistem sosial budaya dapat
dideskripsikan sebagai suatu pemikiran dan ide yang berisikan mengenai komponen
- komponen membentuk kebudayaan suatu masyarakat.
Kehidupan Masyarakat Sebagai Sistem Sosial dan Budaya
· Kehidupan masyarakat dipandang sebagai suatu
sistem atau sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian atau unsur-unsur yang
saling berhubungan dalam suatu kesatuan.
· Alvin L. Bertrand, suatu sistem sosial terdapat :
A. Dua orang atau lebih
B. Terjadi interaksi antara mereka
C. Bertujuan
D. Memiliki struktur, harapan-harapan bersama yang
didomaninya.
Dalam sistem sosial pada umumnya terdapat proses
yang saling
mempengaruhi. Hal ini disebabkan karena adanya
saling keterkaitan
antara satu unsur dengan unsur lainnya.
· Margono Slamet, sistem sosial dipengaruhi oleh
ekologi; demografi; kebudayaan; kepribadian; waktu, sejarah, dan latar
belakang.
· Ciri utama sstem sosial menerima unsur-unsur dari
luar (terbuka).
Namun juga menimbulkan terjalinnya ikatan
antarunsur-unsur dengan unsure lainnya (internal) dan saling pertukaran antara
sistem sosial itu sendiri dengan lingkungannya (eksternal).
· Proses-proses dalam sistem sosial :
A. Komunikasi
B. Memelihara tapal batas
C. Penjalinan sistem
D. Sosialisasi
E. Pengawasan sosial
F. Pelembagaan
G. Perubahan social
Kehidupan Masyarakat Sebagai Sistem Budaya
· Mempelajari tentang sistem bertindak → perilaku
· Unsur perilaku → “gerak sosial”
4 syarat : - utk mencapai tujuan tertentu
- terjadi pada situasi tertentu
- diatur kaidah tertentu
- didorong motivasi tertentu
· Hakikat beberapa subsistem tsb sbg
pengaturan/cybernetic order → tiap subsistem yg berada diatasnya mjd pengatur
utk subsistem dibawahnya.
· Menurut Parsons, ke 4 subsistem bertindak sbg kebutuhan
fungsional yg disebut sbg imperative functional LIGA.
Gerak Sistem Sosial
3.
Subsistem budaya : Latent patern maintenance
4.
Subsistem sosial : Integration
5.
Subsistem kepribadian : Goal attaintment
6.
Subsistem organisasi perilaku : Adaptation
· Latent Patern Maintenence (L) atau fungsi
mempertahankan pola. Subsistem budaya memberi jawaban terhadap masalah dari
faktor-faktor falsafah hidup.
· Integration (I) atau fungsi integrasi mencakup
faktor-faktor penting dalam mencapai keadaan serasi antar sistem.
· Goal atteinment (G) atau fungsi mencapai tujuan.
Faktor penentu :
a) Pengembangan sistem untuk menjunjung nilai dan
kaidah.
b) Pengorganisasian untuk mencapai tujuan bersama.
· Adaptation (A) atau fungsi adaptasi. Mencakup
pengarahan dan penyesuaian kebutuhan pokok manusia dengan keadaan sekitar.
· Unsur pokok subsistem sosial budaya :
a. Kepercayaan
b. Perasaan dan pikiran
c. Tujuan
d. Kaidah
e. Kedudukan dan peranan
f. Pengawasan
g. Sanksi
h. Fasilitas
i. Kelestarian dan kelangsungan hidup
j. Keserasian kualitas kehidupan dengan lingkungan
· Unsur-unsur pokok dapat dijumpai pada keluarga
batih. Ciri-ciri :
a. Adanya kepercayaan terbentuknya keluarga batik
dari kodrat alamiah
b. Perwujudan perasaan dan pikiran anggota keluarga
batih berupa menghargai, bersaing.
c. Tujuan keluarga batih agar manusia dapat
bersosialisasi, mendapat jaminan ketentraman hidup.
d. Memiliki norma yang mengatur hubungan suami
dengan istri, orang tua dengan anak- anak mereka.
e. Memiliki kedudukan dan peranan masing- masing
f. f.Memiliki pengawasan tertentu dari orang tua
dan masyarakat
g. Adanya penerapan sanksi
h. Adanya sarana pengawasan dan sosialisasi
i. Adanya konsep kelestarian sebagai stabilitas
kehidupan manusia, kelangsungan hidup sebagai pencerminan dinamika
j. Adanya kuantitas sebagai pencerminan nilai
benda, kualitas pencerminan nilai sikap
Kebudayaan dan Masyarakat
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
· Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
· Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dapat disimpulkan kebudayaan adalah sesuatu yang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok
yang meliputi:
· sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
· organisasi ekonomi
· alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
· organisasi kekuatan (politik)
Ø Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga :
A. Gagasan ( Wujud Ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh.
B. Aktifitas ( Tindakan )
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial.
C. Artefak ( Karya )
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.
Komponen
Ø Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata, konkret.
Ø Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaanciptaan
abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,
cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
Gerak sosial ( Mobilitas sosial )
Mobilitas sosial
lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk
berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau
pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut
sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk
selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat
pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan
demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih
tinggi.
Cara untuk melakukan
mobilitas sosial
Secara umum, cara
orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Perubahan standar
hidup
Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.
Perkawinan
Untuk meningkatkan
status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan .
Perubahan tempat
tinggal
Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal
yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis,
seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya
oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
Perubahan tingkah
laku
Untuk mendapatkan
status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktikkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang
diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian,
ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri
dengan kelas yang diinginkannya.
Perubahan nama
Dalam suatu
masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke
atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial
yang lebih tinggi.
Faktor penghambat
mobilitas sosial
Ada beberapa faktor
penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu
antara lain sebagai berikut :
Nelson Mandela,
pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan
Perbedaan kelas
rasial , seperti yang terjadi di Afrika Selatan pada masa
lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada
mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan
sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apartheid dan dianggap berakhir ketika
Nelson Mandela , seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
Agama , seperti yang
terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.
Diskriminasi Kelas
dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini
terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai
syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh: jumlah
anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang
mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya menjadi anggota DPR.
Kemiskinan dapat
membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial
tertentu.
Contoh:
"A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua
orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya.
Perbedaan jenis
kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status
sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.
Beberapa bentuk
mobilitas sosial
Mobilitas sosial
horizontal
Mobilitas horizontal
merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir
seorang warga negara
Amerika Serikat ,
mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan
Indonesia , dalam
hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal
karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
Mobilitas sosial
vertikal
Mobilitas sosial
vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas
vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah
(social sinking).
Mobilitas vertikal
ke atas ( Social climbing )
Mobilitas vertikal
ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
Masuk ke dalam
kedudukan yang lebih tinggi . Masuknya individu-individu yang mempunyai
kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan
tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang
guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat
menjadi kepala sekolah.
Membentuk kelompok
baru . Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan
status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
Contoh: Pembentukan
organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru
tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Mobilitas vertikal
ke bawah ( Social sinking )
Mobilitas vertikal
ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
Turunnya kedudukan .
Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh: Nelson
Piquet Jr. dipecat dari tim Renault karena gagal meraih poin di F1 2009.
Turunnya derajat
kelompok . Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi
kelompok sebagai kesatuan.
Contoh: Juventus
terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
Mobilitas
antargenerasi
Mobilitas
antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi
ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai
dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada
perpindahan status
sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo
adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah
dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh
ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas
intragenerasi
Mobilitas sosial
intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo
awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan
mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang
akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi.
Gerak sosial
geografis
Gerak sosial ini
adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain
seperti transmigrasi , urbanisasi , dan migrasi .
Faktor-faktor yang
memengaruhi mobilitas sosial
Mobilitas sosial
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
Perubahan kondisi
sosial
Struktur kasta dan
kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan
dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya
mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
Ekspansi teritorial
dan gerak populasi
Ekspansi teritorial
dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur
stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi,
bertambah dan berkurangnya penduduk.
Komunikasi yang
bebas
Situasi-situasi yang
membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas
di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara
mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan
komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari
strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang
menghadang.
Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan
bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada.
Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka
mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke
strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus.
Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.
Tingkat Fertilitas
(Kelahiran) yang Berbeda
Kelompok masyarakat
yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat
fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih
tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu,
orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai
kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam
situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.
Kemudahan dalam
akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas
mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas
dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya,
kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak
menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari
kurangnya pengetahuan.
Saluran-saluran
mobilitas sosial
Angkatan bersenjata
Angkatan bersenjata
merupakan salah satu saluran mobilitas sosial
Angkatan bersenjata
merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke
atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit
yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan , ia
akan mendapatkan penghargaan dari
masyarakat . Dia mungkin
dapat diberikan
pangkat/kedudukan
yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.
Lembaga-lembaga
keagamaan
Lembaga-lembaga
keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam
perkembangan Agama seperti ustad , pendeta , biksu dan lain lain.
Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal
ke atas, bahkan dianggap sebagai
social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih
tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih .
tinggi.
Contoh: Seorang anak
dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan
dagang dan
menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi
pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
Organisasi politik
Seperti angkatan
bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan
berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status
sosialnya meningkat.
Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi
(seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat
pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya.
Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena
pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya
bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.
Organisasi keahlian
Seperti di wikipedia
ini, orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada
kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.
Perkawinan
Sebuah perkawinan
dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang
memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
Dampak mobilitas
sosial
Gejala naik turunnya
status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur
sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai
reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik . Ada berbagai macam konflik yang
bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas.
Dampak negatif
Konflik antarkelas
Dalam masyarakat,
terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan,
kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas
sosial . Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang
ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi
buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh
dengan pengusaha.
Konflik
antarkelompok sosial
Di dalam masyatakat
terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial
berdasarkan ideologi , profesi ,
agama , suku, dan
ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau
terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran
pelajar, perang antarkampung.
Konflik
antargenerasi
Konflik antar
generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan
generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan
bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
Penyesuaian kembali
Setiap konflik pada
dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang
berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya,
maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi
atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau
rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut
Akomodasi .
Dampak positif
Orang-orang akan
berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan
untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan
bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
No comments:
Post a Comment