BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat
hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja
sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan
bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting bagi
kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya
dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama
sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena
itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa
yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam
dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu
sangat jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu sangat
sulit dan tidak dapat dipahami. Bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya.
Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih
fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication )
adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan
cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal
menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan,
lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan,
komunikan (baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat
dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang berbicara melalui
telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan cara
tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar,
grafik dan lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion)
menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non
verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu hal tentang
berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan
berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non
verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan
sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non
verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi,
simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal
D.
Abstrak
KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL
karya tulis ilmiah yang berjudul komunikasi verbal dan nonverbal ini membahas mengenai definisi dari komunikasi verbal dan nonverbal, perbedaan dari komunikasi verbal dan nonverba,l serta fungsi dari komunikasi verbal dan nonverbal. Banyak sekali pembahasan yang ingin di sampaikan tapi kami mengambil garis besarnya saja.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata atau simbol- simbol, dan unsur yang terpenting dalam komunikasi verbal adalah “bahasa dan kata” ciri-ciri dari komunikasi verbal yaitu: spoken words, written words.
KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL
karya tulis ilmiah yang berjudul komunikasi verbal dan nonverbal ini membahas mengenai definisi dari komunikasi verbal dan nonverbal, perbedaan dari komunikasi verbal dan nonverba,l serta fungsi dari komunikasi verbal dan nonverbal. Banyak sekali pembahasan yang ingin di sampaikan tapi kami mengambil garis besarnya saja.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata atau simbol- simbol, dan unsur yang terpenting dalam komunikasi verbal adalah “bahasa dan kata” ciri-ciri dari komunikasi verbal yaitu: spoken words, written words.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi
tanpa kata atau bisa di sebut juga metakomunikasi. Fungsi dari komunikasi
nonverbal sangat penting untuk mempertegas suatu komunikasi agar menciptakkan
komunikasi yang berkualitas tinggi.ciri-ciri dari komunikasi nonverbal yaitu: tone of voice, sighs, screams, vocal quality, gesture, movement, appearance, facial
expression.
Meskipun komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal tidak sama tapi keduanya mempunyai peran yang penting
dalam membangun sebuah komunikasi yang berkualitas. Jika tanpa salah satu dari
komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal akan menyebabkan kerancuan komunikasi yang kita
sampaikan. Oleh karena itu kami akan membhasnya dalam karya tulis ilmiah ini,
agar kita semua sadar pentingnya komunikasi verbal dan nonverbal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, dalam bentuk lisan maupun
tulisan komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Melalui kata-kata, mereka mengungkapan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,
atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar, Dalam komunikasi verbal bahasa memgegang peranan penting.
Beberapa
pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai berikut :
1.
Deddy Mulyana (2005)
Komunikasi verbal adalah semua
jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.
2.
Harold
Lasswell
Komunikasi verbal yaitu suatu
proses komunikasi dengan menggunakan symbol atau lambang- lambang.
Ada beberapa unsur penting dalam
komunikasi verbal yaitu:
a.
Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu
sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal
lambang bahasa yang di pergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis
pada kertas ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari
interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi
namun sekukurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam
menciptakan komunikasi yang efektif, ketiga fungsi itu :
1.
Untuk
mempelajari tentang dunia sekekliling kita melalui bahasa manusia mempelajari apa saja
yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu
hingga apa yang diramalkan ilmu pengetahuan di masa depan
2.
Untuk
membina hubungan yang baik diantara sesama manusia. Ringkasnya, bahasa memungkin individu
bergaul dengan orang lain untuk kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.
3.
Untuk
menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b.
Kata
Kata
merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan
atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi,
kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak
ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata, dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
Prinsip Komunikasi Verbal
Devito(1978) mengemukakan ada Sembilan prinsip
komunikasi verbal. Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang diambil
dari studi tiga orang peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles
Hocket, dan John Danehy. Mereka telah menganalisis hasil wawancara para
psikiatris dengan pasiennya mereka menganalisis setiap kata, ungkapan, kalimat
uang diucapkan selang waktu antara kata yang satu dengan yang lainnya. Hasil
penemuan mereka dirumuskan sebagai berikut :
1.
Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)
Leornad
Bloomfield maupun Charles Hockett (dalam De Vito, 1978) mengungkapkan pada
hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai suatu kerangka rujukan tetap
untuk membuktikan kepada orang bahwa ia bisa melakukan percakapan timbal balik.
Kerangka rujukan balik itu selalu menempatkan bahasa untuk menggagas tema
pembicaraan yang abstrak maupun konkret, masa lalu / kini/ yang akan
datang. Keduanya mengemukakan bahwa manusia dapat berbicara tentang ap yang
tidak disini namun ada disana. Apa yang terjadi kemarin namun tidak duilihat
oleh orang lain, bahkan mungkin tentang apa yang akan terjadi besok inilah
bentuk verbalisasi manusia. Semua verbalisasi itu merujuk secara tetap pada
suatu waktu konteks khusus yang berhubungan dengan seorang pembicara dan
pendengar. Leornad dan Charless mengatakan untuk memahami interaksi verbal maka
anda cukup menjawab pertanyaan- pertanyaan; untuk apa komunikasi mengutamakan
komunikasi?, Untuk apa komunikasi memperhatikan pembicaranya?, dengan cara apa
suatu pembicara memberikan komentar terhada pendengarnya?,
2. Determinisme
Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat
yang diarahkan untuk memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan
suatu kata maka terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian juga, kalau ia
berdiam diri, maka ia pun mempunyai maksud tertentu. Kata menurut
Watzlawick, Jackson, Beavin, digunakan untuk mengomunikasikan sesuatu. Jika
orang yang diam pun memiliki arti apalagi jika orang itu berbicara, benar
ungkapan ketiganya, ‘’manusia tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi,
meskipun memiliki keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang
membedakannya dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai ketentuan-ketentuan
yang telah disepakati bersama.
3. Keadaan
Yang Berulang (recurrence)
Kitapun
melihat dalam komunikasi antarpribadi ada sesuatu yang ditunjukan orang itu
pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal, misalnya tentang
keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi apa yang ia sukai atau
yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan dibiutuhkan untuk dipenuhi. Semua
itu dapat dilukiskan secara verbal dan berulang kali. Berbagai pernyataan dalam
bentuk kata;kat secara tetap dapat diucapkan dari waktu ke waktu dan
berulang-ulang mengiri perilaku non verbal.
4. Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap
tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi) perlu di perhatikan dua
syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui dengan pasti jenis maupun bentuk
tanda yang telah dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya mengakui dn
memahami tanda yang telah diterimanya.
5. Tanda
Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang
dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam komunikasi nampaknya telah
dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang dua hal itu memang batasnya sangat
relatif. Anda sedang berbicara dengan seorang kawan yang sedang batuk pilek.
Mungkin sekali setiap tanda bahasa yang diucakannya kurang memuaskanmu. Ia
terus berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya disertai dengan
gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia memeriksakan diri ke
dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi seorang dokter batuk
merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia bisa memberikan resep yang
tepat, bagi dokter batuk adalah tanda ( bukan gangguan) yang menunjukan ciri –
ciri suatu penyakit.
Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang
yang gagap. Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari mulut
orang itu. Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks interaksi
antarpribadi bisa menjadi gangguan dalam konteks yang lain.
6. Peneguhan
/ Pengemasan
Dalam
sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara simultan melalui
sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita sedang berbicara dengan
orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan nada, vokal, irama dan kecepatan.
‘kata-kata’ itu terasa belum cukup sebagai pilihan komunikasi secara verbal,
masih dibutuhkan peneguhan, engemasan agar kata-kata yang diucapkan
(verbal-vokal) lebih bermakna. Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih
kata yang meiliki nilai rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau
memberikan tekanan pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas
komunikasi non verbal.
7. Penyesuaian
Pada tahap
pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran sistem tanda. Tanda, mewakili
suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda mengacu secara denotatif dan simbol
pada konotetif maka setiap bahasa
mempunyai sistem pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat
diperlukan untuk menemukan relevansi terutama bagi dua orang yang mempunyai
perbedaan dalam sistem tanda bahasa. Misalnya orangtua dengan anak, meskipun
tidak memiliki perbedaan dalam kosa kata namun dalam banyak hal secara
konvensional setiap bahasa mengatur tatacara berkomunikasi verbal diantara
mereka melalui proses penyesuaian.
8. Memprioritaskan Interaksi
Salah satu
prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah melihat hakekat
interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya sampai pada tingkat
interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat transaksional. Di sini terbentuk
proses mental, artinya kita akan menaruh harapan, motivasi, terhadap orang
lain. Hanya dengan kata-kata saja kita tidak mampu melihat semuanya kecuali
melalui dukungan komunikasi non verbal.
9. Paham
Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini
merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan. Prinsip – prinsip terdahulu
telah memusatkan perhatiannya pada kajian yang mikroskopik atas komunikasi atas
komunikasi verbal. Satu hal yang tidak dapat dilupakan bahwa setiap interaksi
yang dilakukan berulang-ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar
satuan interaksi yang lepas. Paham ini dapat dianalogikan, bahwa kita tidak
bisa memahami hutan hanya karena telah mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak
mengenal jenis-jenis pohon didalamnya.
B. Pengertian
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal seringkali disebut :
Komunikasi tanpa kata ( karena tidak berkata-kata). Studi mengenai komunikasi
non verbal relatif masih baru yang berakar dari Studi Komunikasi antar budaya
melalui karya Edward T. Hall (1959) (dalam Hall 1966) : The Silent Language. Menurut Hall, budaya
menggambarkan bagaimana cara dan langkah manusia untuk memahami dan
mengoraganisir dunianya. Dunia itu terbentuk oleh sekelompok orang yang
melintasi hubungan anatara manusia dan bahkan generasi. Budayalah yang
mempengaruhi sensori manusia ketika memproses kehidupannya, proses itu bahkan
menyusup sampai kepusat sistem saraf. Budaya itu selalu memiliki dua
manifestasi, yakni manisfestasi material dan simbol-simbol yang mewarnai
bahasa, adat kebiasaan, sejarah, organisasi sosal, termasuk pengetahuan; dan
manifestasi kedua, budya diharapkan sebagai identitas kelompok.
Budaya dinyatakan dalam gaya
interaksi verbal dan nonverbal; misalnya melalui pepatah dan ungkapan, pranata
sosial, upacara, ceritera, agama, bahkan politik.
Dalam suatu kurun waktu yang
lama orang menganut paham bahwa komunikasi secara verbal itulah yang terbaik,
namun ternyata pandangan itu keliru. Mengapa? Setelah melihat perbedaan budaya
antarpribadi maka kekuatan komunikasi ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan
atau mengalihkan pesan. Dukungan nonverbal mempunyai kemampuan untuk melengkapi
kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam ulasan komunikasi nonverbal akan
menekankan pada beberapa hal: (1) keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik
komunikasi nonverbal.
1. Keheningan / Diam
Ada tiga hal yang menurut Myers
(1980) yang berkaitan dengan keheningan / diamnya seseorang yakni : (a)
keheningan itu terjadi dalam setiap komunikasi antarpribadi, (b) keheningan
tidaklah sembarang, (c) keheningan mungkin meruakan tindakan yang tepat bahkan
/ tidak tepat.
2. Karakteristik dan Fungsi
Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non
verbal adalah sebagai berikut :
a.
Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum
komunikasi pribadi adalah manusia tidak
dapat menghindari komunikasi demikian pun anda tidak mungkin tidak menggunakan
pesan non verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga adalah komunikasi.
b. Pernyataan
perasaan dan emosi
Bahasa
verbal biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif; sedangkan non
verbal mengacu pada pertukaran perasaan, emosi, dengan orang lain dalam proses human
relations Informasi tentang Isi dan Relasi
Komunikasi
nonverbal selalu meliputi Informasi tentang isi dari pesan verbal, komunikasi nonverbal memberi suatu tanda
bahwa memerlukan penjelasan terhadap pesan verbal. Dengan tanda yang sama untuk
menjelaskan isi suatu kata, dengan tanda yang sama dapat menunjukan keinginan
mendapatkan relasi.
C.
Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
Untuk
memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita dapat
melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini
Komunikasi
|
||
|
Vokal
|
Nonvokal
|
Komunikasi
verbal
|
Bahasa Lisan
(spoken words)
|
Bahasa
Tertulis (written words)
|
Komunikasi
nonverbal
|
Nada Suara (tone
of voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal
(vocal quality)
|
Isyarat (gesture)
gerakan (movement) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial
expression)
|
Ada tiga
perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu kesengajaan pesan (the
intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan
(the degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme
(processing mechanism).
a. Kesengajaan (intentinolity)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal
dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini
menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal.
Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah
komunikasi kalau pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan 2)
diterima oleh penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak
dibatasi oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi sederhana mengenai niat ini
oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal.
Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan
kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu,
komunikasi nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat
atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk
penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan
sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman
memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini
sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
b. Perbedaan perbedaan simbolik
(symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent
ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita.
Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan
dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan
warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita). Komunikasi
verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai
(mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil kesimpulan
terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata.
c. Mekanisme pemrosesan (processing
mechanism)
Perbedaan ketiga antara
komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses
informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian
otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan
perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang
dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah
dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak
sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan
berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih
berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga
menjelaskan mengenai hal ini). Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan
verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi
nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita berkomunikasi
secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang
mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal
secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak
seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan
peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi
nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di mana interaksi
tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks
tersebut.
Menurut Knapp (1980) perbedaan
antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yakni:
1.
Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah,
sedangkan ciri komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi
lisan / speech communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari
mulut dan berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi nonverbal
seseorang tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh atas perintah
tanda-tanda baca. Namun dalam komunikasi verbal kita berhenti membaca atas
perintah tanda-tanda baca. Komunikasi
verbal berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat tertulis di atas
kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca. Komunikasi
nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu dengan yang lainnya secara sadar
dan terus melibatkan peran secara bersama-sama.
2.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal
sedangkan nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata
diterima dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3.
komunikasi verbal
selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia secara sadar maupun sukarela,
sedangkan komunikasi nonverbal tidak dapat diawasi dengan baik apalagi
sempurna. Kita selalu berpikir atau merencanakan apa yang hendak dikatakan.
Gagasan pikiran dan perasaan itu dalam komunikasi verbal disusun dengan
tatacara pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal demikian tidak
dapat dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar komunikasi nonverbal
manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi. Dalam hal seperti merasa
malu maka wajah dengan spontan menjadi merah, ketika terperanjat sebagian kita
menjadi pucat atau berkeringat, atau karena gembira wajah menjadi berseri-seri.
Pesan komunikasi nonverbal tidak dapat dibuat-buat (kecuali dalam drama)
sehingga segera ketahuan jika pesan-pesan nonverbal menjadi semu dan tidak ada
artinya sama sekali jika pesannya dibuat-buat.
D.
Fungsi Komunikasi
Verbal dan Komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan-perbedaan,
namun keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif.
Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi
makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan
atau menegaskan pesan verbal seperti
dalam sarkasme atau sindirian-sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi
nonverbal mengganti pesan verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal
menyatakan kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari
kita membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Artinya makna yang kita katakan
diganti dengan simbol-simbol yang dapat diterjemahkan oleh orang yang
melihatnya dan mempunyai persepsi yang sama antara yang memberi simbol dan yang
menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi
saluran akan mengubah pesan verbal melalui lima fungsi:
pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution),
pengaturan (regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap (complementation).
Pada tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa
pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal. Misalnya dalam
suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk menunjukkan jumlah tawaran yang
kita minta, sementara secara verbal kila mengatakan "satu'.
1. Fungsi Komunikasi Nonverbal
Pesan nonverbal
mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan
informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Fungsi lain dari komunikasi nonverbal adalah mengatur
pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah
interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus. Dan akhirnya fungsi komunikasi
nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan verbal.
Mark L. Knapp
(dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan
dengan pesan verbal:
- Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah
disajikan secara verbal. Misalnya
setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
- Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang
verbal. Misalnya
tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala.
- Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna
yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman
dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
- Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna
pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan
yang tidak terungkap dengan kata-kata.
- Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda
dengan memukul meja.
Dalam susatu peristiwa komunikasi, ada
perilaku nonverbal yang digunakan secara bersama sama dengan bahasa verbal.
Contohnya
a.
perilaku
nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal misalnya menyatakan
terimakasih dengan senyum.
b.
perilaku nonverbal sebagai pengulangan
dari bahasa verbal. Misalnya menyatakan arah tempat dengan menjelaskan
"Perpustakaan Universitas Terbuka terletak di belakang gedung ini",
kemudian mengulang pesan yang sama dengan menunjuk arahnya.
c. tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal,
misalnya mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan agar lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka
sungguh-sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
perilaku
nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya menyatakan rasa
haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang berlinang-linang
Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi
nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai
sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik
mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan
struktur percakapan. Karenanya, komunikasi nonverbal terutama berfungsi
mengendalikan (controlling), dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat
melakukan apa yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa
fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu
pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain,
ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif,
peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat
terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya
dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami.
Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi secara
terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang
efekti
2. Fungsi Komunikasi Verbal
Fungsi komunikasi verbal mengatur pesan verbal yang
pemakaiannya menggunakan Bahasa.
Bahasa didefinisikan Seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur
sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, fungsi yang erat unutk menciptakan komunikasi yang efektif, fungsinya yaitu :
a. Untuk mengartikulasikan apa yang
dipikirkan dan dirasakan manusia.
b. Untuk membina hubungan yang baik
diantara sesama manusia.
c. Untuk mempelajari tentang
dunia sekeliling kita.
d.
Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
Adapun secara garis besar fungsi
komunikasi
Verbal ada
dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi
terhadap individu.
menerut Lasswell dan Wright ada empat fungsi
sosial yaitu:
- pengawasan
lingkungan.
- korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
- sosialisai.
- hiburan
- korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
- sosialisai.
- hiburan
sedangkan fungsi terhadap individu ada tujuh, yaitu:
1.
pengawasan terhadap pencarian informasi
2.
mengembangkan konsep diri
3.
fasilitas dalam hubungan sosial
4.
membantu melegakan emosi
5.
pelarian dari ketegangan dan keterasingan
6.
subtitusi dalam hubungan sosial
7.
sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisai
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang bersifat metakomunikatif yang sangat penting dalam
komunikasi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas
dari komunikasi nonverbal dan secara tidak sadar komunikasi nonverbal itu
mempertegas dari komunikasi verbal manusia.
2.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
bahasa dan kata-kata sebagai produk utamanya. Manusia akan sangat sulit
menyampaikan prasaan dan keinginannya jika tidak menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
3.
Jadi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal
sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan fungsi keduanya sangat erat
hubungannya. Jadi tidak mungkin jika manusia hanya mengandalkan komunikasi
verbal tanpa bantuan komunikasi nonverbal.
B.
Saran
Sesuai
dengan kesimpulan diatas penyusun menyarankan kita sebagai manusia khusunya
sebagai mahasiswa humas UIN SUNAN GUNUNG DJATI harus bisa memaksimalkan potensi
kita dalam berkomunikasi terutama dalam komunikasi verbal dan nonverbal. Karena
kita sebagai humas harus bisa mempertegas apa yang kita sampaikan kepada
komunikan dengan cara KOMUNIKASI NONVERBAL supaya dapat dimengerti dengan baik
dan tanpa kesalahan dalam penyampaiannya. Kita juga harus bisa mengolah bahasa
dalam menyampaikan maksud dan tujuan kita maka KOMUNIKASI VERBAL sangat
mempengaruhi kualitas komunikasi kita.
C.
Daftar
Pustaka
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal diakses pada hari rabu 23 september 2015
09:45 WIB
http://dwimarlianti.blogspot.co.id/2010/03/komunikasi-verbal.html
diakses pada hari rabu 23 september 2015 10:05
http://brendafauzia.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
diakses pada hari rabu 23 september 2015 13:25
Buku
DR. Alo Liliweri, M.S, 1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal, (Bandung
: PT. Citra Aditya Abadi)
No comments:
Post a Comment