Tuesday, January 10, 2017

Contoh Makalah Komunikasi Verbal dan Nonverbal

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu sangat sulit dan tidak dapat dipahami. Bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang berbicara melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan cara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif  hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu hal tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu komunikasi verbal.?
2. Apa itu komunikasi verbal.?
3. Apa perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.?
4. Apa fungsi komuikasi verbal dan nonverbal.?



C.     Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari komunikasi vebal dan nonverbal
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara komunikasi verbal dan verbal
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi verbal dan noverbal



D.     Abstrak
KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL
karya tulis ilmiah yang berjudul komunikasi verbal dan nonverbal ini membahas mengenai definisi dari komunikasi verbal dan nonverbal, perbedaan dari komunikasi verbal dan nonverba,l serta fungsi dari komunikasi verbal dan nonverbal. Banyak sekali pembahasan yang ingin di sampaikan tapi kami mengambil garis besarnya saja.
 
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata atau simbol- simbol, dan unsur yang terpenting dalam komunikasi verbal adalah “bahasa dan kata” ciri-ciri dari komunikasi verbal yaitu: spoken words, written words.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata atau bisa di sebut juga metakomunikasi. Fungsi dari komunikasi nonverbal sangat penting untuk mempertegas suatu komunikasi agar menciptakkan komunikasi yang berkualitas tinggi.ciri-ciri dari komunikasi nonverbal yaitu: tone of voice, sighs, screams, vocal quality, gesture, movement, appearance, facial expression.
Meskipun komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal tidak sama tapi keduanya mempunyai peran yang penting dalam membangun sebuah komunikasi yang berkualitas. Jika tanpa salah satu dari komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal akan menyebabkan kerancuan komunikasi yang kita sampaikan. Oleh karena itu kami akan membhasnya dalam karya tulis ilmiah ini, agar kita semua sadar pentingnya komunikasi verbal dan nonverbal.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, dalam bentuk lisan maupun tulisan komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar, Dalam komunikasi verbal bahasa memgegang peranan penting.
Beberapa pengertian komunikasi verbal menurut para ahli, adalah sebagai berikut :
1.      Deddy  Mulyana (2005)
Komunikasi verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal.
2.      Harold Lasswell
Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan symbol atau lambang- lambang.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu:
a.       Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal lambang bahasa yang di pergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi namun sekukurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, ketiga fungsi itu :
1.      Untuk mempelajari tentang dunia sekekliling kita melalui bahasa manusia mempelajari apa saja yang menarik minat. Mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu hingga apa yang diramalkan ilmu pengetahuan di masa depan
2.      Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia. Ringkasnya, bahasa memungkin individu bergaul dengan orang lain untuk kesenangan dan mempengaruhi pihak lain.
3.      Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
b.      Kata
Kata merupakan unit lambang terkecil dari bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata, dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.

 Prinsip Komunikasi Verbal
 Devito(1978) mengemukakan ada Sembilan prinsip komunikasi verbal. Prinsip tersebut merupakan prinsip universal yang diambil dari studi tiga orang peneliti dan ahli bahasa; Robert Pittenger, Charles Hocket, dan John Danehy. Mereka telah menganalisis hasil wawancara para psikiatris dengan pasiennya mereka menganalisis setiap kata, ungkapan, kalimat uang diucapkan selang waktu antara kata yang satu dengan yang lainnya. Hasil penemuan mereka dirumuskan sebagai berikut :
1.      Rujukan Yang Tetap ( Imanent Reference)
Leornad Bloomfield maupun Charles Hockett (dalam De Vito, 1978) mengungkapkan pada hakikatnya manusia menggunakan bahasa sebagai suatu kerangka rujukan tetap untuk membuktikan kepada orang bahwa ia bisa melakukan percakapan timbal balik. Kerangka rujukan balik itu selalu menempatkan bahasa untuk menggagas tema pembicaraan yang abstrak maupun konkret, masa lalu / kini/ yang akan datang. Keduanya mengemukakan bahwa manusia dapat berbicara tentang ap yang tidak disini namun ada disana. Apa yang terjadi kemarin namun tidak duilihat oleh orang lain, bahkan mungkin tentang apa yang akan terjadi besok inilah bentuk verbalisasi manusia. Semua verbalisasi itu merujuk secara tetap pada suatu waktu konteks khusus yang berhubungan dengan seorang pembicara dan pendengar. Leornad dan Charless mengatakan untuk memahami interaksi verbal maka anda cukup menjawab pertanyaan- pertanyaan; untuk apa komunikasi mengutamakan komunikasi?, Untuk apa komunikasi memperhatikan pembicaranya?, dengan cara apa suatu pembicara memberikan komentar terhada pendengarnya?,
2.      Determinisme
 Semua verbalisasi umumnya mempunyai syarat yang diarahkan untuk memenuhi tujuan tertentu. Pada waktu seseorang mengucapkan suatu kata maka terkadang pula apa yang dimaksudkannya. Demikian juga, kalau ia berdiam diri, maka ia pun mempunyai maksud tertentu. Kata menurut Watzlawick, Jackson, Beavin, digunakan untuk mengomunikasikan sesuatu. Jika orang yang diam pun memiliki arti apalagi jika orang itu berbicara, benar ungkapan ketiganya, ‘’manusia tidak bisa menghindari komunikasi’’. Verbalisasi, meskipun memiliki keterbatasan-keterbatasan karena adanya keteraturan (ini yang membedakannya dengan nonverbal) namun verbalisasi mempunyai ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama.
3.      Keadaan Yang Berulang (recurrence)
Kitapun melihat dalam komunikasi antarpribadi ada sesuatu yang ditunjukan orang itu pada kita, orang lain dapat menunujukan bebrapa hal, misalnya tentang keadaannya sepanjang suatu waktu serta reaksi pribadi apa yang ia sukai atau yang ia tidak sukai, apa yang diingkinkan dan dibiutuhkan untuk dipenuhi. Semua itu dapat dilukiskan secara verbal dan berulang kali. Berbagai pernyataan dalam bentuk kata;kat secara tetap dapat diucapkan dari waktu ke waktu dan berulang-ulang mengiri perilaku non verbal.
4.       Perbedaan Prinsip Kerja Dan Alternatif Kelayakan
Untuk setiap tanda bgi suatu pesan ( ketika orang berkomunikasi) perlu di perhatikan dua syarat; (1) seorang penerima harus mengetahui dengan pasti jenis maupun bentuk tanda yang telah dikomunikasikan; (2) penerima pun sebaiknya mengakui dn memahami tanda yang telah diterimanya.
5.      Tanda Dan Gangguan Itu Relatif
Apa yang dimaksudkan dengan tanda dan gangguan dalam komunikasi nampaknya telah dijelaskan dalam kepustakaan lain. Tentang dua hal itu memang batasnya sangat relatif. Anda sedang berbicara dengan seorang kawan yang sedang batuk pilek. Mungkin sekali setiap tanda bahasa yang diucakannya kurang memuaskanmu. Ia terus berbicara sambil batuk-batuk. Pesan yang diberikannya disertai dengan gangguan itu mengandung pesan tertentu. Seandainya ia memeriksakan diri ke dokter maka dokter akan senang mendengarkannya. Bagi seorang dokter batuk merupakan suatu tanda yang menyenangkan sehingga ia bisa memberikan resep yang tepat, bagi dokter batuk adalah tanda ( bukan gangguan) yang menunjukan ciri – ciri suatu penyakit.
            Dua kondisi tersebut berbeda jika kita menghadapi seorang yang gagap. Kitapun harus memperhatikan setiap tanda dan gangguan dari mulut orang itu. Apa yang menjadi tanda bagi seorang dalam konteks interaksi antarpribadi bisa menjadi gangguan dalam konteks yang lain.
6.      Peneguhan / Pengemasan
Dalam sebagian besar kasus interaksi esan ditransmisikan secara simultan melalui sejumlah saluran yang berbeda. Sering kali disaat kita sedang berbicara dengan orang lain, kita mengucapkan kata-kata dengan nada, vokal, irama dan kecepatan. ‘kata-kata’ itu terasa belum cukup sebagai pilihan komunikasi secara verbal, masih dibutuhkan peneguhan, engemasan agar kata-kata yang diucapkan (verbal-vokal) lebih bermakna. Apa yang dilakukan? Kita mungkin akan memilih kata yang meiliki nilai rasa lebih keras, lembut, menyengat dan keras atau memberikan tekanan pada pengucapannya. Hal terakhir inilah menjadi tugas komunikasi non verbal.
7.      Penyesuaian
Pada tahap pertama komunikasi hanya memperluas pertukaran sistem tanda. Tanda, mewakili suatu isyarat terhadap konsep. Jika tanda mengacu secara denotatif dan simbol pada konotetif  maka setiap bahasa mempunyai sistem pengaturan yang berbeda.
Prinsip penyesuaian ini sangat diperlukan untuk menemukan relevansi terutama bagi dua orang yang mempunyai perbedaan dalam sistem tanda bahasa. Misalnya orangtua dengan anak, meskipun tidak memiliki perbedaan dalam kosa kata namun dalam banyak hal secara konvensional setiap bahasa mengatur tatacara berkomunikasi verbal diantara mereka melalui proses penyesuaian.
8.       Memprioritaskan Interaksi
Salah satu prinsip memhami dan menganalisis interaksi verbal ialah melihat hakekat interaksi melalui perilaku nyata, bahkan tidak hanya sampai pada tingkat interaksi, mlah menuju ke relasi yang bersifat transaksional. Di sini terbentuk proses mental, artinya kita akan menaruh harapan, motivasi, terhadap orang lain. Hanya dengan kata-kata saja kita tidak mampu melihat semuanya kecuali melalui dukungan komunikasi non verbal.
9.      Paham Analogi Hutan Dan Pohon
Prinsip ini merupakan suatu catatan yang perlu diperhatikan. Prinsip – prinsip terdahulu telah memusatkan perhatiannya pada kajian yang mikroskopik atas komunikasi atas komunikasi verbal. Satu hal yang tidak dapat dilupakan bahwa setiap interaksi yang dilakukan berulang-ulang hasilnya akan lebih bermutu daripada sekedar satuan interaksi yang lepas. Paham ini dapat dianalogikan, bahwa kita tidak bisa memahami hutan hanya karena telah mengetahui banyaknya pohon tetapi tidak mengenal jenis-jenis pohon didalamnya.

B.     Pengertian Komunikasi Non Verbal
            Komunikasi non verbal seringkali disebut : Komunikasi tanpa kata ( karena tidak berkata-kata). Studi mengenai komunikasi non verbal relatif masih baru yang berakar dari Studi Komunikasi antar budaya melalui karya Edward T. Hall (1959) (dalam Hall 1966) : The Silent  Language. Menurut Hall, budaya menggambarkan bagaimana cara dan langkah manusia untuk memahami dan mengoraganisir dunianya. Dunia itu terbentuk oleh sekelompok orang yang melintasi hubungan anatara manusia dan bahkan generasi. Budayalah yang mempengaruhi sensori manusia ketika memproses kehidupannya, proses itu bahkan menyusup sampai kepusat sistem saraf. Budaya itu selalu memiliki dua manifestasi, yakni manisfestasi material dan simbol-simbol yang mewarnai bahasa, adat kebiasaan, sejarah, organisasi sosal, termasuk pengetahuan; dan manifestasi kedua, budya diharapkan sebagai identitas kelompok.
              Budaya dinyatakan dalam gaya interaksi verbal dan nonverbal; misalnya melalui pepatah dan ungkapan, pranata sosial, upacara, ceritera, agama, bahkan politik.
Dalam suatu kurun waktu yang lama orang menganut paham bahwa komunikasi secara verbal itulah yang terbaik, namun ternyata pandangan itu keliru. Mengapa? Setelah melihat perbedaan budaya antarpribadi maka kekuatan komunikasi ternyata tidak cukup sekedar mengirimkan atau mengalihkan pesan. Dukungan nonverbal mempunyai kemampuan untuk melengkapi kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam ulasan komunikasi nonverbal akan menekankan pada beberapa hal: (1) keheningan / diam; (2) beberapa karakteristik komunikasi nonverbal.
1. Keheningan / Diam
Ada tiga hal yang menurut Myers (1980) yang berkaitan dengan keheningan / diamnya seseorang yakni : (a) keheningan itu terjadi dalam setiap komunikasi antarpribadi, (b) keheningan tidaklah sembarang, (c) keheningan mungkin meruakan tindakan yang tepat bahkan / tidak tepat.
2. Karakteristik dan Fungsi Komunikasi Non Verbal
Karakteristik komunikasi non verbal adalah sebagai berikut :
a.       Prinsip umum komunikasi antarpribadi
Prinsip umum komunikasi pribadi  adalah manusia tidak dapat menghindari komunikasi demikian pun anda tidak mungkin tidak menggunakan pesan non verbal . Itulah prinsip pertama. Diam juga adalah komunikasi.
b.   Pernyataan perasaan dan emosi
Bahasa verbal biasanya mengacu pada pernyataan informasi kognitif; sedangkan non verbal mengacu pada pertukaran perasaan, emosi, dengan orang lain dalam proses human relation   Informasi tentang Isi dan Relasi
Komunikasi nonverbal selalu meliputi Informasi tentang isi dari pesan verbal,      komunikasi nonverbal memberi suatu tanda bahwa memerlukan penjelasan terhadap pesan verbal. Dengan tanda yang sama untuk menjelaskan isi suatu kata, dengan tanda yang sama dapat menunjukan keinginan mendapatkan relasi.        

C.     Perbedaan Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal

Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non verbal, kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini

Komunikasi

Vokal
Nonvokal
Komunikasi verbal
Bahasa Lisan (spoken words)
Bahasa Tertulis (written words)
Komunikasi nonverbal
Nada Suara (tone of voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal quality)
Isyarat (gesture) gerakan (movement) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial expression)


Ada tiga perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing mechanism).

a.       Kesengajaan (intentinolity)
 Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau pesan tersebut 1) dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan 2) diterima oleh penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut. Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi nonverbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.

b.      Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan' oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita). Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata.

c.       Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku- perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih berkesinambungan dan alami (pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga menjelaskan mengenai hal ini). Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

Menurut Knapp (1980) perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yakni:
1.      Komunikasi verbal mempunyai ciri yang terpisah-pisah, sedangkan ciri komunikasi nonverbal selalu berkesinambungan. Dalam komunikasi lisan / speech communications maka pesan nonverbal dimulai dengan suara dari mulut dan berakhir ketika suara-suara itu berhenti. Dalam komunikasi nonverbal seseorang tidak bisa menghentikan gerakan anggota tubuh atas perintah tanda-tanda baca. Namun dalam komunikasi verbal kita berhenti membaca atas perintah tanda-tanda baca. Komunikasi verbal berlangsung secara berkesinambungan seperti kata-kat tertulis di atas kertas yang harus diucapkan karena diperintahkan tanda baca. Komunikasi nonverbal dimulai di saat dua orang secara fisik hadir satu dengan yang lainnya secara sadar dan terus melibatkan peran secara bersama-sama.
2.      Komunikasi verbal merupakan komunikasi bersaluran tunggal sedangkan nonverbal bersaluran banyak. Simbol-simbol verbal seperti kata-kata diterima dalam suatu rentang waktu yang berururt-urutan.
3.       komunikasi verbal selalu berada dibawah pengawasan setiap manusia secara sadar maupun sukarela, sedangkan komunikasi nonverbal tidak dapat diawasi dengan baik apalagi sempurna. Kita selalu berpikir atau merencanakan apa yang hendak dikatakan. Gagasan pikiran dan perasaan itu dalam komunikasi verbal disusun dengan tatacara pembahasan tertentu, itulah komunikasi verbal. Hal demikian tidak dapat dilakukan dalam komunikasi nonverbal. Sebagian besar komunikasi nonverbal manusia bereaksi secara otomatis pada setiap situasi. Dalam hal seperti merasa malu maka wajah dengan spontan menjadi merah, ketika terperanjat sebagian kita menjadi pucat atau berkeringat, atau karena gembira wajah menjadi berseri-seri. Pesan komunikasi nonverbal tidak dapat dibuat-buat (kecuali dalam drama) sehingga segera ketahuan jika pesan-pesan nonverbal menjadi semu dan tidak ada artinya sama sekali jika pesannya dibuat-buat.

D.      Fungsi Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan-perbedaan, namun keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan atau menegaskan pesan  verbal seperti dalam sarkasme atau sindirian-sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi nonverbal mengganti pesan verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Artinya makna yang kita katakan diganti dengan simbol-simbol yang dapat diterjemahkan oleh orang yang melihatnya dan mempunyai persepsi yang sama antara yang memberi simbol dan yang menerima simbol.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal melalui lima fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap (complementation). Pada tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal. Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk menunjukkan jumlah tawaran yang kita minta, sementara secara verbal kila mengatakan "satu'.

1.      Fungsi Komunikasi  Nonverbal
Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Fungsi lain dari komunikasi nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus. Dan akhirnya fungsi komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan verbal.
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
  1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
  2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
  3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
  4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
  5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau  menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Dalam susatu peristiwa komunikasi, ada perilaku nonverbal yang digunakan secara bersama sama dengan bahasa verbal. Contohnya
a.       perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal misalnya menyatakan terimakasih dengan senyum.
b.      perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "Perpustakaan Universitas Terbuka terletak di belakang gedung ini", kemudian mengulang pesan yang sama dengan menunjuk arahnya.
c.       tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang dan agar lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka sungguh-sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata yang berlinang-linang

Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan struktur percakapan. Karenanya, komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau  ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat terhadap orang lain.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efekti

2.      Fungsi Komunikasi Verbal
Fungsi komunikasi verbal mengatur pesan verbal yang pemakaiannya menggunakan Bahasa.
Bahasa didefinisikan Seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, fungsi yang erat unutk menciptakan  komunikasi yang efektif, fungsinya yaitu :
a.    Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan  manusia.
b.    Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama  manusia.
c.    Untuk mempelajari  tentang dunia sekeliling kita.
d.    Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
Adapun secara garis besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi terhadap individu.
 menerut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial yaitu:
- pengawasan lingkungan.
- korelasi antara bagian masyarakat terhadap lingkungannya.
- sosialisai.
-
hiburan

sedangkan fungsi terhadap individu ada tujuh, yaitu:
1.      pengawasan terhadap pencarian informasi
2.      mengembangkan konsep diri
3.      fasilitas dalam hubungan sosial
4.      membantu melegakan emosi
5.      pelarian dari ketegangan dan keterasingan
6.      subtitusi dalam hubungan sosial
7.      sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisai


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang bersifat  metakomunikatif yang sangat penting dalam komunikasi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi nonverbal dan secara tidak sadar komunikasi nonverbal itu mempertegas dari komunikasi verbal manusia.
2.      Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa dan kata-kata sebagai produk utamanya. Manusia akan sangat sulit menyampaikan prasaan dan keinginannya jika tidak menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
3.      Jadi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan fungsi keduanya sangat erat hubungannya. Jadi tidak mungkin jika manusia hanya mengandalkan komunikasi verbal tanpa bantuan komunikasi nonverbal.

B.     Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas penyusun menyarankan kita sebagai manusia khusunya sebagai mahasiswa humas UIN SUNAN GUNUNG DJATI harus bisa memaksimalkan potensi kita dalam berkomunikasi terutama dalam komunikasi verbal dan nonverbal. Karena kita sebagai humas harus bisa mempertegas apa yang kita sampaikan kepada komunikan dengan cara KOMUNIKASI NONVERBAL supaya dapat dimengerti dengan baik dan tanpa kesalahan dalam penyampaiannya. Kita juga harus bisa mengolah bahasa dalam menyampaikan maksud dan tujuan kita maka KOMUNIKASI VERBAL sangat mempengaruhi kualitas komunikasi kita.

C.     Daftar Pustaka
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal  diakses pada hari rabu 23 september 2015 09:45 WIB
http://dwimarlianti.blogspot.co.id/2010/03/komunikasi-verbal.html diakses pada hari rabu 23 september 2015 10:05

Buku

DR. Alo Liliweri, M.S,  1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal, (Bandung : PT. Citra Aditya Abadi)

No comments:

Post a Comment

Popular Posts