Friday, September 22, 2017

Program beasiswa DataPrint


Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun ketujuh. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2016, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1500 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.
Di tahun 2017 sebanyak 400 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 400 ribu, Rp 600 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.
Di tahun 2017 ini  ada hadiah khusus juga loh untuk 5 orang peserta yang paling banyak merekomendasikan program ini ke teman-teman. Jika nama lengkapmu dan asal sekolah atau kampus kamu tertera di formulir pendaftaran temanmu (nama pemberi rekomendasi), siap-siap deh kamu akan jadi pemenangnya di akhir periode!
Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!
Like dan follow DataPrint di page facebook DataPrint Indonesia  , Instagram @dataprintindonesia dan twitter @dataprintindo .
Pendaftaran periode 1 : 14 Januari – 20 Juni 2017
Pengumuman                : 12 Juli 2017
Pendaftaran periode 2   : 15 Juli – 21 Desember 2017
Pengumuman                : 5 Januari 2018

Tuesday, January 10, 2017

Contoh Makalah Transformasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia adalah suatu entitas yang lahir jauh sebelum kelahiran masyarakat Indonesia (resmi). Kejadian sumpah di kalangan pemuda merupakan bukti yang jelas. Acara ini merupakan kesepakatan nasional yang mampu mewujudkan atau membuat masyarakat Indonesia tahu Bineka Tunggal Ika.
Konsensus berarti perjanjian atau kontrak yang memiliki sifat umum tentang nilai-nilai, norma-norma dan aturan dalam menetapkan tujuan dan upaya untuk mencapai peran yang telah dilakukan, serta manfaat tertentu dalam sistem sosial.
Sistem sosial budaya Indonesia menurut para ahli budaya adalah sebagai totalitas nilai, kode etik, tatanan sosial, dan Indonesia harus mampu mewujudkan cara hidup manusia dan filsafat Pancasila dari semua lapisan kehidupan berbangsa dan bernegara. dan prinsip-prinsip dasar yang memiliki pola tindakan, pola pikir, dan fungsi struktur, dan budaya sistem sosial Indonesia yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, transformasi dan pengembangan sistem budaya harus tetap berkepribadian sosial budaya Indonesia.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang hidup tersebar di seluruh negara (tanah air), yang memiliki budaya yang beragam. sehingga menimbulkan keragaman lembaga masyarakat. Lembaga adalah konsep sosiologis yang digunakan, meskipun memiliki rasa yang berbeda. Sebuah pola perilaku yang telah menjadi biasa atau pola hubungan sosial yang memiliki tujuan sosial tertentu.
Bronislaw menganggap institusi sosial merupakan konsep utama untuk memahami masyarakat, yang setiap institusi saling berkaitan dan masing-masing memiliki fungsinya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Transformasi Sistem Sosial Budaya?
2.      Bagaimana Upaya dalam melakukan Transformasi Sosial Budaya?
3.      Bagaimana Upaya dalam melakukan Transformasi Sosial Budaya di era pemerintahan desentralisasi?

C.    MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Memahami Transformasi Sistem Sosial Budaya Indonesia
2.      Mengetahui dan memahami upaya dalam melakukan Transformasi Sosial Budaya
3.      Mengetahui dan memahami upaya dalam melakukan Transformasi Sosial Budaya di era pemerintahan desentralisasi


4.       
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN TRANSFORMASI SOSIAL
Transformasi sosial adalah gabungan dari dua kata ‘transformasi’ dan ‘sosial’. Transformasi dalam ensiklopedi umum merupakan istilah ilmu eksakta yang kemudian dimasukan ke dalam ilmu sosial dan humaniora, yang memiliki maksud perubahan bentuk dan secara lebih rinci memiliki arti perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, dan sebagainya). Sedangkan kata ‘sosial’ memiiliki pengertian, segala sesuatu yang mengenai masyarakat; kemasyarakatan, dan kedua, suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma dan sebagainya).
Transformasi sosial menurut bahasa dalam ensiklopedi nasional Indonesia memiliki  pengertian diantaranya; perubahan menyeluruh dalam bentuk, rupa, sifat, watak, dan sebagainya, dalam hubungan timbal balik sebagai individu-individu maupun kelompok-kelompok.
Adapun beberapa pengertian transformasi sosial menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kingsley Davis: perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
2.      William F. Ogburn: perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun inmaterial yang menekankan adanya pengaruh  besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur inmaterial.
3.      Mac Iver: perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
4.      Gillin dan Gillin: perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau  penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat atau proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial bisa tediri dari tiga tahap:
1.      Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.      Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3.      Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau  penolakan ide baru itu mempunyai akibat
Timbulnya tranformasi sosial bukanlah tanpa sebab tetapi dipengaruhi oleh ragam faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan adalah timbunan kebudayaan, kontak dengan kebudayaan lain, penduduk yang heterogen, kekacauan sosial dan perubahan sosial itu sendiri. Dalam transformasi sosial akan melibatkan penduduk, teknologi, nilai-nilai kebudayaan dan gerakan sosial. Dalam ensiklopedi nasional Indonesia disebutkan pula, seringkali istilah transformasi sosial diartikan sama dengan perubahan sosial.

B.     CIRI-CIRI TRANSFORMASI SOSIAL
Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai  perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain:
1.      Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami  perubahan baik lambat maupun cepat
2.      Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan  perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya
3.      Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang  bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri
4.      Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat

C.    FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGAHAMBAT TRANSFORMASI SOSIAL
1.      Faktor Pendukung
Terjadinya suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya, sehingga menyebabkan timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto yaitu kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, obyektif, Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju, Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), Sistem terbuka pada lapisan masyarakat, Adanya penduduk yang heterogen
2.      Faktor Penghambat Transformasi Sosial
Faktor-faktor yang dapat menghambat perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, antara lain:
a.       Kurang berhubungan dengan masyarakat lain
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c.       Sikap masyarakat yang sangat tradisional
d.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
e.       Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada
f.       Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)

D.    UPAYA DALAM MELAKUKAN TRANSFORMASI SOSIAL
Pada dasarnya, pembangunan nasional merupakan suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan dalam masyarakat, yaitu transformasi budaya masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia. Namun sistem feodalisme yang masih bercokol dalam kehidupan masyarakat Indonesia membawa dampak negatif yakni berupa kelemahan mentalitas. Kelemahan mentalitas ini dapat menghambat pembangunan nasional. Menurut Koentjaraningrat terdapat 2 jenis mentalitas dalam masyarakat Indonesia yaitu:
1.      Mentalitas yang cocok dengan jiwa pembangunan
a.       Tidak berspekulasi tentang hakikat kehidupan, karya, dan hasil karya manusia, tetapi manusia itu bekerja keras untuk dapat makan
b.      Menghargai waktu, artinya selalu memperhitungkan tahapan-tahapan aktivitas dalam lingkaran waktu
c.       Tidak merasa tunduk pada alam, sebaliknya juga tidak merasa mampu menguasainya. Hidup harus selaras dengan alam sekelilingnya
d.      Memiliki rasa kehidupan bersama
e.       Pada hakikatnya manusia tidak berdiri sendiri melainkan selalu membutuhkan bantuan dari sesamanya. Hanya saja sisi negatifnya adalah jangan dengan sengaja berusaha menonjolkan diri di atas orang lain
2.      Mentalitas yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan
a.       Tidak bersumber kepada suatu nilai yang berorientasi terhadap hasil karya manusia itu sendiri, tetapi hanya terhadap amal dari karya ibarat orang sekolah, tidak mengejar pengetahuan dan ketrampilan, melainkan mengejar ijazahnya saja
b.      Masih terdapat rasa sentimen yang agak berlebihan terhadap benda-benda pusaka nenek moyang, mitologi dan banyak hal mengenai masa lampau.[1] Hal ini bukannya melemahkan mentalitas, hanya saja suatu orientasi yang terlampau banyak terarah ke zaman dulu akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat masa depan
c.       Berspekulasi tentang masalah hubungan antarmanusia dengan alam, serta terlalu menggantungkan diri pada nasib. Dalam menghadapi kesulitan hidup cenderung berlari ke alam kebatinan (klenik).
d.      Mentalitas yang orientasinya mengarah pada orang yang berpangkat tinggi, senior, dan orang-orang tua, sehingga hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri masih lemah. Seperti rendahnya disiplin pribadi yang murni, orang cenderung taat jika ada pengawasan dari atas. Juga mentalitas yang selalu menunggu restu dari atasan
e.       Sifat -sifat kelemahan yang bersumber pada kehidupan keragu-raguan dan hidup tanpa orientasi yang tegas antara lain:
·         Sifat mentalitas yang meremehkan mutu
·         Sifat mentalitas yang suka mengambil jalan pintas
·         Sifat kurang percaya diri
·         Sifat tidak berdisiplin murni
·         Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
Lalu, bagaimana cara mengubah mentalitas yang lemah itu? Berikut akan dipaparkan:
1.      Memberi contoh yang baik
2.      Memberi perangsang yang cocok sebagai motivasi
3.      Melaksanakan persuasif dan penerangan
4.      Menanamkan suatu mentalitas pembangunan yang baru
Selanjutnya, agar perubahan tata laku, tata sosial dan tata nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetap mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diciptakan pranata-pranata sosial yang dapat mendukung proses transformasi system sosial budaya Indonesia, sebagai berikut:
1.      Mewajibkan sebagai syarat suatu nilai budaya yang berorientasi ke masa depan
2.      Sifat hemat dan hasrat untuk bereksplorasi dan berinovasi
3.      Pandangan hidup yang menilai tinggi hasil karya
4.      Sikap lebih percaya kepada kemempuan sendiri
5.      Berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri
6.      Menghilangkan rasa, kepekaan terhadap mutu dan mentalitas mencari jalan pintas
7.      Mengatasi penyakit-penyakit sosial budaya yang parah, seperti krisis otoritas, krisis ekonomi yang berkepanjangan, kemacetan administrasi, dan korupsi secara menyeluruh yang sekarang masih mengganas dalam masyarakat

E.     PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PEMERINTAHAN DESENTRALISASI
Pembangunan nasional dalam era desentralisasi merupakan suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan masyarakat, yaitu transformasi dan budaya masyarakat agraris tradisional meriuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia, terdapat perubahan-perubahan nilai di dalam kehidupan masyarakat Indonesia, antara lain:
1.      Terjadinya perkembangan diferensiasi fungsional.
Berarti bahwa kegiatan dalam masyarakat diorganisasikan, dikhususkan atau dispesialisasikan serta dikoordinasikan dalam subsistem yang majemuk dan yang secara relatif otonom. Di samping itu, tuntutan persamaan dan distribusi yang adil merupakan tuntutan yang muncul bersamaan dengan perkembangan masyarakat industry dan modern.

2.      Munculnya rasa keterasingan
Dampak negatif dan perkembangan masyarakat industri adalah munculnya nasa keterasingan, karena hubungan produksi dalam masyarakat industri sifatnya impersonal. Kerja dihargai sesuai dengan produk yang dihasilkan tanpa pertimbangan yang lebih luas. Ia menjadi bagian saja dan keseluriihan sistem penggunaan teknologi canggih. Manusia seolah-olah dibentuk oleh teknologi yang mendiktenya dan cenderung pada proses dehumanisasi. Menghadapi kenyataan serupa itu kita harus menyadari bahwa sesungguhnya teknologi bukan benda melulu, tetapi terkait dengan bermacam-macam hal yang tidak dapat dipisahkan.
3.      Perkembangan berbagai institusi sosial budaya telah mengalihkan banyak tugas “penerus rnlai” dan keluarga diambil alih oleh institusi baru (organisasi, LSM, dan sebagainya). Hal tersebut membawa implikasi terjadinya kesenjangan generasi.
4.      Terjadinya globalisasi berbagai kekuatan, politik, ekonomi, dan bahkan kultural. Apalagi kecanggihan teknologi informasi telah memacu tersebarnya pengaruh tersebut.
5.      Munculnya berbaga i ‘Counter-Culture”. Gejala yang cenderung menimbulkan suatu gaya hidup baru sebagai akibat langsung dan modernisasi masyarakat industni.
6.      Gejala tindak kekerasan dan kejahatan dengan memanfaatkan teknologi canggih
7.      Meningkatnya harapan dan tuntutan masyarakat
8.      Terdapatnya dispanitas pendapatan dan taraf hidup yang mengakibatkan kesenjangan sosial
Selanjutnya, ada beberapa prinsip dasar untuk menghindarkan diri dari perubahan-perubahan nilai yang negatif di dalam masyarakat Indonesia, antara lain:
1.      Mempertahankan martabat manusia sebagai pribadi, sebagai subjek dalam pembangunan nasional yaitu manusia seutuhnya. Hal ini berarti manusia tidak boleh diperalat, dan bahkan sebaliknya harus dipertahankan eksistensinya untuk kepentingan ilmu, teknol ogi, dan riset, yang merupakan bagian kegiatan dan masyarakat.
2.      Menghindarkan dampak kerugian dan kemungkinan kerusakan terhadap din manusia dan alam serta lingkungannya. Bahaya terhadap kemanusiaan selalu ada (rekayasa genetik, nuklir, dan sebagainya) dan terhadap alam serta lingkungannya (pencemaran, penyusutan sumber daya alam dan sebagainya).
3.      Meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan masyarakat seluruhnya
4.      Meningkatkan kecerdasan umat manusia
5.      Menanamkan kemampuan mandiri
6.      Menerapkan pemerataan hasil-hasil perkembangan industrialisasi
7.      Memantapkan disiplin kerja, balk dan segi pendekatan kultural maupun struktural
Dengan demikian kemajuan pembangunan nasional membawa dampak perubahan-perubahan nilai masyarakat. Dalam kurun waktu terakhir ini masyarakat Indonesia berada pada tiga pola budaya, yaitu budaya agraris tradisional, budaya industri, dan budaya informasi. Di dalam masyarakat industri tenjadi pilihan lapangan kerja dan sektor pertanian ke sektor industry dan jasa. Kemajuan dan perubahan nilai nilai dalam Sistem Sosial Budaya Indonesia diharapkan memberikan nilai tambah untuk proses pembangunan nasional selanjutnya, dalam arti:
1.      Sikap budaya yang mendukung pembaharuan dalam pembangunan
2.      Kegiatan sarana dan prasarana IPTEK meningkat
3.      Pelaksanaan pembangunan di seluruh tanah air yang dilakukan dengan cara desentralisasi (otonomi daerah) diharapkan tidak menimbulkan kerawanan sosial dan gejolak sosial. Kondisi serupa itu akan mengantarkan terciptanya:
a.       Keadilan sosial
b.      Kesejahteraan sosial yang meningkat
c.       Meningkatnya pendapatan masyarakat
4.      Mendorong tumbuhnya nilai-nilai budaya baru dengan orientasi:
a.       Sikap budaya yang berwawasan masa depan
b.      Sikap budaya yang rasional
c.       Adanya semangat pembaharuan dan kemajuan
5.      Adanya pranata sosial yang “siap adaptasi”, sehingga tidak menimbulkan pergeseran nilai yang meresahkan masyarakat
6.      Tumbuhnya partisipasi, emansipasi aktif masyarakat yang mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap kelangsungan pembangunan nasional
7.      Semakin kokohnya kebudayaan nasional yang bersumber dan kebudayaan daerah sesuai dengan motto Bhinneka Tunggal Ika
8.      Semakin kuatnya kepribadian khas bangsa yang dilandasi kesadaran dan kemampuan persepsi dan adaptasi terhadap nilai-nilai kepribadian yang kurang sesuai dengan jiwa Pancasila
9.      Tahapan kesiapan masyarakat agraris dalam inemasuki masyarakat industri, yang pada gilirannya akan slap menerima kehadiran era masyarakat informasi
Jelas bahwa pengaturan dan implementasi Sistem Sosial Budaya Indonesia ditempatkan sebagai kekuatan untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pohtik dan strategi dasar pembangunan kehidupan sosial budaya harus diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan nasional di bidang sosial budaya.


BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Pembangunan nasional merupakan suatu upaya melakukan transformasi atau perubahan dalam masyarakat, yaitu transformasi budaya masyarakat agraris tradisional menuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian Indonesia.
Pengaturan dan implementasi Sistem Sosial Budaya Indonesia ditempatkan sebagai kekuatan untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pohtik dan strategi dasar pembangunan kehidupan sosial budaya harus diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan nasional di bidang sosial budaya.
Dengan demikian kemajuan pembangunan nasional membawa dampak perubahan-perubahan nilai masyarakat. Dalam kurun waktu terakhir ini masyarakat Indonesia berada pada tiga pola budaya, yaitu budaya agraris tradisional, budaya industri, dan budaya informasi. Di dalam masyarakat industri tenjadi pilihan lapangan kerja dan sektor pertanian ke sektor industry dan jasa. Kemajuan dan perubahan nilai nilai dalam Sistem Sosial Budaya Indonesia diharapkan memberikan nilai tambah untuk proses pembangunan nasional selanjutnya

B.     SARAN
Diharapkan audience terkhusus juga bagi kami pemateri tidak puas dengan apa yang telah disampaikan dan didiskusikan tekait dengan pembangunan nasional yang menjadi upaya dalam melakukan transformasi sosial dalam persentasi kali ini.



DAFTAR PUSTAKA




Ranjabar, Jacobus.2013.Sistem Sosial Budaya Indonesia.Bandung:ALFABETA


https://www.academia.edu/6582812/Pengertian_Transformasi_Sosial

Popular Posts