Tuesday, January 10, 2017

Contoh Makalah Sistem Komunikasi Desa

BAB I

PENDAHULUAN

Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian pesan komunikan kepada komunikator untuk mencapai persepsi yang sama. Dan komunikasi yang paling baik menurut beberapa ahli adalah komunikasi diadik yang terdiri dari dua orang. Karena  dengan komunikasi diadik pesan yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Bukan hanya itu komunikasi masa yang erat juga bisa dicontohkan dengan komunikasi pedesaan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan hubungan yang erat antar warganya. Masyarakat pedesaan menganggap bahwa satu orang warga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
Maka dari itu dengan makalah ini akan membahas tentang komunikasi pedesaan yang cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut.
B.     Batasan masalah
Dalam makalah ini penyusun hanya membatasi pembahasan hanya pada komunikasi pedesaan.
1.    Apa Sistem Komunikasi Masyarakat Pedesaan?
2.    Bagaimana Ciri-ciri dari Masyarakat Pedesaan?
3.    Bagaimana Bentuk Komunikasi Masyarakat Pedesaan?
4.    Apa Saja  Gejala Sosial yang terjadi di Masyarakat Pedesaan?
5.    Apa Saja Media yang dijadikan sebagai alat komunikasi Masyarakat Pedesaan?
6.    Apa itu Paguyuban(Gemeinschaft)?
7.    Apa saja jenis-jenis Pedesaan beserta ciri-cirinya?

1.    Mengetahui Sistem Komunikasi Masyarakat Pedesaan.
2.    Mengetahui Ciri-ciri dari Masyarakat Pedesaan.
3.    Mengetahui Bentuk Komunikasi Masyarakat Pedesaan.
4.    Mengetahui Gejala Sosial yang terjadi di Masyarakat Pedesaan.
5.    Mengetahui Media yang dijadikan sebagai alat komunikasi Masyarakat Pedesaan.
6.    Mengetahui Paguyuban (Gemeinschaft).
7.    Mengetahui Jenis-Jenis Pedesaan beserta ciri-cirinya

BAB II

PEMBAHASAN


Sistem Komunikasi Masyarakat Desa (SKMD) adalah sistem komunikasi di masyarakat, yang entah sadar atau tidak telah berjalan dengan sendirinya, seolah-olah menjadi kesepakatan di antara mereka. Memang kebanyakan mereka melakukan komunikasi secara langsung/lisan dengan berbagai saluran seperti arisan, pengajian, duduk-duduk di depan rumah dan lainnya mengikuti kebiasaan setempat. Penggunaan berbagai media yang lain masih sangat terbatas. Namun bukan berarti sistem komunikasi yang ada ini tidak berjalan efektif.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
-Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.

2.2 Ciri-Ciri Masyarakat Desa

Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat dan sebagainya.
Karena sebagian besar masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama. Bentuk kerjasama dalam masyarakat itu disebut dengan istilah gotong royong dan tolong menolong.
Sedangkan komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara pengirim dan penerima untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga dengan penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tak henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara pengirim dan penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Dan perubahan tingkah laku yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.

2.3 Bentuk Komunikasi Masyarakat Desa

Bentuk komunikasi di pedesaan lebih cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Contoh: ketika di suatu desa akan diadakan kerjabakti atau gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang kepada orang yang lainnya sehingga masyarakat akan turut dalam acara gotong royong tersebut.
Masyarakat Indonesia menurut para ahli lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikiran. Tapi, sebenranya di dalam masyarakat desa ada bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.

2.4 Gejala Sosial Yang Terjadi Di Masyarakat Desa

Beberapa gejala social yang terjadi di pedesaan, yaitu:
a. Konflik ( pertengkaran )
Penilaian orang kota terhadap masyarakat desa yang tenang dan damai tidak selamanya benar karena di desa juga penuh dengan ketegangan dan masalah. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan tetangga-tetangganya secara terus menerus menyebabkan kesempatan untuk bertengkar lebih banyak sehingga kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan tersebut amat banyak dan juga sering terjadi. Apalgi bagi orang-orang yang tidak bisa menghormati orang yang lainnya.
b. Kontroversi ( pertentangan )
Pertentang bisa terjadi akibat adanya perubahan konsep-konsep dari kebudayaan ( adapt istiadat ) psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic ) dan hal ini biasanya ditinjau dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi ( persaingan )
Selaku manusia biasa, orang desa pun sesuai kodratnya mempunyai sifat-sifat sebagai manusia yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Wujud persaingan bisa positif dan juga negatif.
Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas sendiri, menurut Paul H. Landis ciri-ciri desa adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha ( ekonomi ) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam, seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
A.    Media Rakyat
Berrigan (1979) mendefinisakn media rakyat sebagai berikut :
1.      Media masyarakat adalah media yang bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayak
2.      Media masyarakat adalah adaptasi media untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apapun tujuan yang ditetapkan oleh masyarakat
3.      Media masyarakat adalah media yang memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi, pendidikan, bila mereka menginginkan kesempatan itu
4.      Media ini adalah media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi dan pelaksanaan
5.      Media masyarakat adalah sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu pada masyarakat
Adapun fungsi-fungsi media rakyat adalah sebagai berikut (Oepen, 1988) :
1.      Memberi saluran alternative sebagai sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka
2.      Membantu menjembatani kesenjangan antara pusat dan pinggiran
3.      Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa puas diri, dan keterasingan di kalangan penduduk daerah desa
4.      Memberi fasilitas berkembangnya keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan diri sendiri
5.      Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu
B.     Koran Masuk Desa
Program KMD di Indonesia mulai dilaksanakan pada bulan februari 1980 berdasarkan SK Menpen No. 11/a/Kep/Menpen/1980 tanggal 29 januari 1980. Ini dilakukan menhingat KMD sangat penting untuk mensosialisasikan pesan-pesan pembangunan pada masyarakat. Pentingnya KMD tercermin dari tujuannya sebagaimana tersebut di bawah ini:
1.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaruan.
2.      Meningkatkan keterampilan (sikll) terutama yang menyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup.
3.      Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan.
4.      Meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.
Sebagai Koran yang berbeda dengan Koran pada umumnya, tentunya dari segi liputan reportase juga berbeda karena perbedaan target, tujuan, misi dan sasarannya. Misalnya lingkup daerah yang hanya meliputi desa (dari desa ke desa agar masyarajat desa merasa memiliki). Isi pemberitaan sudah selayaknya diprioritaskan pada tokoh-tokoh desa yang masih mempunyai pengaruh dan wibawa yang tinggi. Adapun kejadian yang sangat dimintai adalah kejadian yang dekat dengan masyarakat desa, misalnya peristiwa gunung meletus, banjir, kebakaran, cara bercocok tanam yang baik atau masalah peternakan yang diadopsi dari pengalaman di kota atau hasil penelitian.
Berdasarkan klasifikasi, isi KMD lebih menitikberatkan pada informasi atau pemberitaan, kemudian menyusul penerangan, penyuluhan, pendapat umum dan artikel-artikel yang punya makna sosial budaya dan sosial ekonomi pedesaan. Sebagaimana disebutkan di bawah ini :
·         Berita umum/informasi                 : 40%
·         Penerangan                                    : 15%
·         Penyuluhan                                     : 10%
·         Pendidikan                                     : 10%
·         Hiburan/olahraga                           : 10%
·         Rubrik pembaca/iklan                   : 5%
Adapun jika dilihat dari ruang lingkup wilayah berita atau asal wilayah reportase adalah sebagai berikut :
·         Berita–berita pedesaan regional
 (desa, kecamatan, kabupaten, propinsi)   : 80%
·         Berita nasional                                          : 15%
·         Internasional (incidental)                          : 5%
KMD berbeda dengan Media Rakyat. Media rakyat adalah media yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan, milik orang desa. Sedangkan KMD adalah Koran yang direncanakan terbitnya di kota dan berkembang di pedesaan. Artinya KMD adalah Koran milik orang kota untuk orang desa.
C.     Peran Pemerintah Daerah
Indonesia sudah memasuki era otonomi daerah. Beberapa kalangan berharap dengan munculnya otonomi daerah akan membuka peluang pertumbuhan pesat KMD. Ini artinya, pemerintah pusat tidak lagi berurusan dengan kebijakan daerah terlalu besar, termasuk pengembangan KMD-nya.
Pemerintah daetah diharapkan mengalokasikan dananya untuk pengembangan KMD. Tak lain karena KMD bisa mendorong kemajuan masyarakat desa. Lewat KMD pesan-pesan pembangunan dan kebijakan pemda bisa disosialisasikan secara cepat. Semakin maju KMD, akan semakin maju pula masyarakatya.

2.6 Paguyuban (Gemeinschaft)

Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni serta bersifat nyata dan organis. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.
Ciri-ciri masyarakat gemeinschaft menurut F. Tonnies adalah sebagai berikut:
a.Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk kita dan tidak untuk orang-orang di luar kita.
Menurut F. Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu:
a. Gemeinschaft by blood, merupakan gemeinschaft yang berupa ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
b. Gemeinschaft of place, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong, misalnya RT dan RW.
c. Gemeinschaft of mind, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak memiliki hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang dianut sama. Misalnya: kelompok pengajian, partai politik, dan pergerakan mahasiswa.
Dalam suatu masyarakat, tipe paguyuban bergantung dari bentuk masyarakat itu sendiri. Misalnya, di Jakarta, terutama di daerah elite, paguyuban karena tempat tinggal, seperti RTdan RW, tidak begitu banyak kegunaannya, tetapi Iebih besar manfaatnya paguyuban karena ikatan darah. Orang mempunyai kecenderungan untuk tolong-menolong dengan keluarganya.

2.7 Jenis-Jenis Desa dan Ciri-Cirinya

1.      Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
·         Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
2.      Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah- daerah lainnya.
·         Ciri-ciridesaswakarya
1)      Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2)      Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3)      Produktivitas mulai meningkat.
4)      Sarana prasarana mulai meningkat.
5)      Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
3. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal.
·         Ciri-ciri Desa Swasembada :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.


BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatassedikit dapat kita ketahui Sistem Komunikasi Masyarakat Pedesaan., Ciri-ciri dari Masyarakat Pedesaan, Bentuk Komunikasi Masyarakat Pedesaan, Mengetahui Gejala Sosial yang terjadi di Masyarakat Pedesaan, Media yang dijadikan sebagai alat komunikasi Masyarakat Pedesaan, Paguyuban (Gemeinschaft), Jenis-Jenis Pedesaan beserta ciri-cirinya. 
3.2               Saran
Berdasarkan simpulan penelitian diatas, maka penyusun mengajukan saran sehubungan dengan KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDESAAN. Kami tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih luas dan komprehensif dan hendaknya kita lebih mengetahui secara lebih mendalam .Komunikasi Masyarakat Pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA

meTaliZer. (2008, Mei 16). Sistem Komunikasi Pedesaan. Diambil kembali dari www.blogspot.com: http://www.relagusmita.blogspot.co.id
Nurudin. (2014). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts