BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian pesan
komunikan kepada komunikator untuk mencapai persepsi yang sama. Dan komunikasi
yang paling baik menurut beberapa ahli adalah komunikasi diadik yang terdiri
dari dua orang. Karena dengan komunikasi
diadik pesan yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Bukan hanya itu komunikasi
masa yang erat juga bisa dicontohkan dengan komunikasi pedesaan.
Masyarakat pedesaan
ditandai dengan hubungan yang erat antar warganya. Masyarakat pedesaan
menganggap bahwa satu orang warga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
Maka dari itu dengan
makalah ini akan membahas tentang komunikasi pedesaan yang cenderung kepada
komunikasi antar personal. Yaitu proses pertukaran informasi di antara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang
yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang
terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian
komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut.
B. Batasan masalah
Dalam makalah ini
penyusun hanya membatasi pembahasan hanya pada komunikasi pedesaan.
1.
Apa Sistem Komunikasi Masyarakat
Pedesaan?
2.
Bagaimana Ciri-ciri dari Masyarakat
Pedesaan?
3.
Bagaimana Bentuk Komunikasi Masyarakat
Pedesaan?
4.
Apa Saja Gejala Sosial yang terjadi di Masyarakat
Pedesaan?
5.
Apa Saja Media yang dijadikan sebagai
alat komunikasi Masyarakat Pedesaan?
6.
Apa itu Paguyuban(Gemeinschaft)?
7.
Apa saja jenis-jenis Pedesaan beserta
ciri-cirinya?
1.
Mengetahui Sistem Komunikasi Masyarakat
Pedesaan.
2.
Mengetahui Ciri-ciri dari Masyarakat
Pedesaan.
3.
Mengetahui Bentuk Komunikasi Masyarakat
Pedesaan.
4.
Mengetahui Gejala Sosial yang terjadi
di Masyarakat Pedesaan.
5.
Mengetahui Media yang dijadikan sebagai
alat komunikasi Masyarakat Pedesaan.
6.
Mengetahui Paguyuban (Gemeinschaft).
7.
Mengetahui Jenis-Jenis Pedesaan beserta
ciri-cirinya
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Komunikasi Masyarakat Desa (SKMD) adalah
sistem komunikasi di masyarakat, yang entah sadar atau tidak telah berjalan
dengan sendirinya, seolah-olah menjadi kesepakatan di antara mereka. Memang
kebanyakan mereka melakukan komunikasi secara langsung/lisan dengan berbagai
saluran seperti arisan, pengajian, duduk-duduk di depan rumah dan lainnya
mengikuti kebiasaan setempat. Penggunaan berbagai media yang lain masih sangat
terbatas. Namun bukan berarti sistem komunikasi yang ada ini tidak berjalan
efektif.
Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
-Masyarakat pedesaan
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa,
yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggungjawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat.
2.2 Ciri-Ciri Masyarakat Desa
Ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Di dalam masyarakat
pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan
umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan ( Gemeinschaft atau paguyuban )
3. Sebagian besar warga
masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan
pertanian merupakan pekerjaan sambilan ( part time ) yang biasanya sebagai
pengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut
homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat dan
sebagainya.
Karena sebagian besar masyarakat mempunyai kepentingan pokok
yang hampir sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada
waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa,
membuat saluran air dan sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu
bekerjasama. Bentuk kerjasama dalam masyarakat itu disebut dengan istilah
gotong royong dan tolong menolong.
Sedangkan komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia dalam
berhubungan dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di
tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.
Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara pengirim dan penerima untuk mengubah tingkah laku. Pengirim
pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga dengan
penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahap-tahap tertentu
secara terus menerus, berubah-ubah, dan tak henti-hentinya. Proses komunikasi
merupakan proses yang timbal balik karena antara pengirim dan penerima saling
mempengaruhi satu sama lain. Dan perubahan tingkah laku yaitu perubahan yang
terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif, atau
psikomotor.
2.3 Bentuk Komunikasi Masyarakat Desa
Bentuk komunikasi di
pedesaan lebih cenderung kepada komunikasi antar personal. Yaitu proses
pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya
atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah
persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah
komunikasi tersebut. Contoh: ketika di suatu desa akan diadakan kerjabakti atau
gotong royong maka informasi itu akan cepat tersebar luas melalui satu orang
kepada orang yang lainnya sehingga masyarakat akan turut dalam acara gotong
royong tersebut.
Masyarakat Indonesia menurut para ahli lebih dari 80%
tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat
yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang
kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem
ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah
dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikiran. Tapi,
sebenranya di dalam masyarakat desa ada bermacam-macam gejala, khususnya
tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab
bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social.
2.4 Gejala Sosial Yang Terjadi Di Masyarakat
Desa
Beberapa gejala social yang terjadi di pedesaan, yaitu:
a. Konflik ( pertengkaran
)
Penilaian orang kota
terhadap masyarakat desa yang tenang dan damai tidak selamanya benar karena di
desa juga penuh dengan ketegangan dan masalah. Karena setiap hari mereka yang
selalu berdekatan dengan tetangga-tetangganya secara terus menerus menyebabkan
kesempatan untuk bertengkar lebih banyak sehingga kemungkinan terjadinya
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan tersebut amat banyak dan juga
sering terjadi. Apalgi bagi orang-orang yang tidak bisa menghormati orang yang
lainnya.
b. Kontroversi (
pertentangan )
Pertentang bisa terjadi
akibat adanya perubahan konsep-konsep dari kebudayaan ( adapt istiadat )
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic ) dan hal ini
biasanya ditinjau dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi ( persaingan
)
Selaku manusia biasa,
orang desa pun sesuai kodratnya mempunyai sifat-sifat sebagai manusia yang
antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Wujud
persaingan bisa positif dan juga negatif.
Desa adalah sebuah karakteristik yang mempunyai ciri khas
sendiri, menurut Paul H. Landis ciri-ciri desa adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa
b. Ada pertalian perasaan
yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Cara berusaha (
ekonomi ) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam, seperti
iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
A.
Media Rakyat
Berrigan (1979)
mendefinisakn media rakyat sebagai berikut :
1.
Media masyarakat adalah media yang
bertumpu pada landasan yang lebih luas dari kebutuhan semua khalayak
2.
Media masyarakat adalah adaptasi media
untuk digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan, apapun tujuan yang
ditetapkan oleh masyarakat
3.
Media masyarakat adalah media yang
memberi kesempatan kepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi,
pendidikan, bila mereka menginginkan kesempatan itu
4.
Media ini adalah media yang menampung
partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi dan pelaksanaan
5.
Media masyarakat adalah sasaran bagi
masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu pada
masyarakat
Adapun fungsi-fungsi
media rakyat adalah sebagai berikut (Oepen, 1988) :
1.
Memberi saluran alternative sebagai
sarana bagi rakyat untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan mereka
2.
Membantu menjembatani kesenjangan antara
pusat dan pinggiran
3.
Mencegah membesarnya rasa kecewa, rasa
puas diri, dan keterasingan di kalangan penduduk daerah desa
4.
Memberi fasilitas berkembangnya
keswadayaan, kemampuan menolong diri sendiri dan kemampuan mengambil keputusan
diri sendiri
5.
Berguna bagi umpan balik, sistem
pemantauan dan pengawasan suatu proyek tertentu
B.
Koran Masuk Desa
Program KMD di Indonesia
mulai dilaksanakan pada bulan februari 1980 berdasarkan SK Menpen No.
11/a/Kep/Menpen/1980 tanggal 29 januari 1980. Ini dilakukan menhingat KMD
sangat penting untuk mensosialisasikan pesan-pesan pembangunan pada masyarakat.
Pentingnya KMD tercermin dari tujuannya sebagaimana tersebut di bawah ini:
1.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai aspek-aspek pembangunan dan pembaruan.
2.
Meningkatkan keterampilan (sikll)
terutama yang menyangkut cara hidup dan cara memenuhi kebutuhan hidup.
3.
Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan
keinginan mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan.
4.
Meratakan informasi dalam rangka
peningkatan arus komunikasi ke pedesaan.
Sebagai Koran yang
berbeda dengan Koran pada umumnya, tentunya dari segi liputan reportase juga
berbeda karena perbedaan target, tujuan, misi dan sasarannya. Misalnya lingkup
daerah yang hanya meliputi desa (dari desa ke desa agar masyarajat desa merasa
memiliki). Isi pemberitaan sudah selayaknya diprioritaskan pada tokoh-tokoh
desa yang masih mempunyai pengaruh dan wibawa yang tinggi. Adapun kejadian yang
sangat dimintai adalah kejadian yang dekat dengan masyarakat desa, misalnya peristiwa
gunung meletus, banjir, kebakaran, cara bercocok tanam yang baik atau masalah
peternakan yang diadopsi dari pengalaman di kota atau hasil penelitian.
Berdasarkan klasifikasi,
isi KMD lebih menitikberatkan pada informasi atau pemberitaan, kemudian
menyusul penerangan, penyuluhan, pendapat umum dan artikel-artikel yang punya
makna sosial budaya dan sosial ekonomi pedesaan. Sebagaimana disebutkan di
bawah ini :
·
Berita umum/informasi : 40%
·
Penerangan : 15%
·
Penyuluhan : 10%
·
Pendidikan : 10%
·
Hiburan/olahraga : 10%
·
Rubrik pembaca/iklan : 5%
Adapun jika dilihat dari ruang lingkup wilayah berita atau
asal wilayah reportase adalah sebagai berikut :
·
Berita–berita pedesaan regional
(desa, kecamatan, kabupaten, propinsi) : 80%
·
Berita nasional : 15%
·
Internasional (incidental) : 5%
KMD berbeda dengan Media
Rakyat. Media rakyat adalah media yang tumbuh dan berkembang di masyarakat
pedesaan, milik orang desa. Sedangkan KMD adalah Koran yang direncanakan
terbitnya di kota dan berkembang di pedesaan. Artinya KMD adalah Koran milik
orang kota untuk orang desa.
C.
Peran Pemerintah Daerah
Indonesia sudah memasuki
era otonomi daerah. Beberapa kalangan berharap dengan munculnya otonomi daerah
akan membuka peluang pertumbuhan pesat KMD. Ini artinya, pemerintah pusat tidak
lagi berurusan dengan kebijakan daerah terlalu besar, termasuk pengembangan
KMD-nya.
Pemerintah daetah diharapkan mengalokasikan dananya untuk
pengembangan KMD. Tak lain karena KMD bisa mendorong kemajuan masyarakat desa.
Lewat KMD pesan-pesan pembangunan dan kebijakan pemda bisa disosialisasikan
secara cepat. Semakin maju KMD, akan semakin maju pula masyarakatya.
2.6 Paguyuban (Gemeinschaft)
Gemeinschaft
adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni serta bersifat nyata dan organis. Kelompok paguyuban sering
dikaitkan dengan masyarakat desa atau komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan
kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat.
Ciri-ciri
masyarakat gemeinschaft menurut F. Tonnies adalah sebagai berikut:
a.Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk kita dan tidak untuk orang-orang di luar kita.
a.Intimate, artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk kita dan tidak untuk orang-orang di luar kita.
Menurut
F. Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban,
yaitu:
a. Gemeinschaft by blood, merupakan gemeinschaft yang berupa ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
b. Gemeinschaft of place, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong, misalnya RT dan RW.
c. Gemeinschaft of mind, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak memiliki hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang dianut sama. Misalnya: kelompok pengajian, partai politik, dan pergerakan mahasiswa.
a. Gemeinschaft by blood, merupakan gemeinschaft yang berupa ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan.
b. Gemeinschaft of place, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong, misalnya RT dan RW.
c. Gemeinschaft of mind, merupakan gemeinschaft yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak memiliki hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang dianut sama. Misalnya: kelompok pengajian, partai politik, dan pergerakan mahasiswa.
Dalam
suatu masyarakat, tipe paguyuban bergantung dari bentuk masyarakat itu sendiri.
Misalnya, di Jakarta, terutama di daerah elite, paguyuban karena tempat
tinggal, seperti RTdan RW, tidak begitu banyak kegunaannya, tetapi Iebih besar
manfaatnya paguyuban karena ikatan darah. Orang mempunyai kecenderungan untuk tolong-menolong
dengan keluarganya.
2.7 Jenis-Jenis Desa dan Ciri-Cirinya
1.
Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu
wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya
dengan cara mengadakan sendiri.
·
Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
2.
Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa
yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai
dijual kedaerah- daerah lainnya.
·
Ciri-ciridesaswakarya
1)
Adanya pengaruh dari luar sehingga
mengakibatkan perubahan pola pikir.
2)
Masyarakat sudah mulai terlepas dari
adat.
3)
Produktivitas mulai meningkat.
4)
Sarana prasarana mulai meningkat.
5)
Adanya pengaruh dari luar yang
mengakibatkan perubahan cara berpikir.
3. Desa swasembada
Desa swasembada adalah
desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal.
·
Ciri-ciri Desa Swasembada :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatassedikit dapat
kita ketahui Sistem Komunikasi Masyarakat Pedesaan., Ciri-ciri dari Masyarakat Pedesaan,
Bentuk Komunikasi Masyarakat Pedesaan, Mengetahui Gejala Sosial yang terjadi di
Masyarakat Pedesaan, Media yang dijadikan sebagai alat komunikasi Masyarakat
Pedesaan, Paguyuban (Gemeinschaft), Jenis-Jenis Pedesaan
beserta ciri-cirinya.
3.2
Saran
Berdasarkan simpulan penelitian
diatas, maka penyusun mengajukan saran sehubungan
dengan KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDESAAN. Kami tahu bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna maka diharapkan dapat dilakukan
penelitian lanjutan yang lebih luas dan komprehensif dan hendaknya kita lebih
mengetahui secara lebih mendalam .Komunikasi Masyarakat Pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
meTaliZer.
(2008, Mei 16). Sistem Komunikasi Pedesaan. Diambil kembali dari
www.blogspot.com: http://www.relagusmita.blogspot.co.id
Nurudin. (2014). Sistem
Komunikasi Indonesia. Jakarta.
No comments:
Post a Comment