PRINSIP 6:
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku
komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau
tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan
bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari,
dan sering berlangsung cepat.
Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Anda tidak
dapat menyapa orang tua Anda atau dosen
Anda dengan “Kamu” atau “Elu,” kecuali bila Anda bersedia menerima risikonya misalnya dicap sebagai orang yang kurang ajar, Anda juga tahu apa yang
harus Anda katakan (“Terima
kasih”) ketika Anda menerima hadiah dari orang lain atau ketika Anda menyenggol seseorang tanpa
sengaja (“Maaf”). Anda juga tahu
aturan jam berapa Anda harus menelepon atau bertamu kepada seseorang atau seberapa lama
toleransi keterlambatan Anda ketika Anda bertemu dengan seseorang.
Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada
keteraturan pada perilaku komunikasi manusia.
Dengan kata lain, perilaku
manusia, minimal secara parsial, dapat diramalkan. Kalau semua perilaku manusia itu bersifat acak,
selalu tanpa diduga, hidup kita
akan sulit. Setiap bangun tidur, kita akan merasa cemas dan takut, karena kita tidak dapat
menduga apa yang akan orang
lakukan terhadap kita. Bagaimanapun, ketika Anda memasuki sebuah toko, Anda dapat menduga
bagaimana perilaku verbal dan
nonverbal si pelayan toko yang tidak Anda kenal. Ia tidak mungkin tiba-tiba meremas-remas pantat Anda.
Juga, tidak mungkin orang tua, suami atau
istri Anda tiba-tiba menendang
Anda begitu Anda tiba di rumah sore hari, padahal pagi hari sebelum Anda berangkat kuliah atau kerja
Anda pamit kepada mereka dengan
hangat.
No comments:
Post a Comment