PRINSIP 8:
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya
sesuai
dengan harapan para pesertanya (orang-orang
yang sedang berkomunikasi). Misalnya,
penjual yang datang ke rumah untuk mempromosikan
barang dianggap telah melakukan komunikasi efektif
bila akhirnya tuan rumah membeli barang yang ia tawarkan, sesuai dengan yang
diharapkan penjual itu, dan tuan rumah pun
merasa puas dengan barang yang dibelinya.
Dalam
kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama, diberi makanan yang sama
dan dididik dengan cara yang sama.
Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu misalnya
agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan atau tingkat ekonomi akan mendorong
orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut
komunikasi mereka menjadi lebih efektif.
Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang-orang yang berkomunikasi lebih
mudah mencapai pengertian bersama dibandingkan
dengan orang-orang yang tidak memahami
bahasa yang sama.
Seorang lulusan universitas bisa saja menikah dengan
seorang
lulusan SD, seorang putih dengan seorang kulit
hitam namun pasangan-pasangan tersebut harus berupaya lebih keras untuk menyesuaikan diri satu sama lain agar
komunikasi mereka berlangsung efektif.
Tanpa kesediaan untuk saling memahami dan menerima
perbedaan tersebut, pernikahan mereka akan kandas di tengah jalan.
Makna suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal
pada dasarnya
terikat budaya. Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya akan dapat ditangkap oleh penutur asli
bahasa bersangkutan. Penutur asli akan
tertawa terbahak-bahak mendengar humor tersebut, sementara orang-orang lain
mungkin akan bengong meskipun mereka secara harfiah memahami kata-kata dalam
humor tersebut.
No comments:
Post a Comment