Friday, June 10, 2016

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Seperti model pesawat terbang, model komunikasi kurang lebih adalah replika, kebanyakan sebagai model diagrammatic, dari dunia nyata. Oleh karena komunikasi bersifat dinamis, sebenarnya komunikasi sulit dimodelkan. Akan tetapi, seperti disarankan, penggunaan model untuk mengidentifikasi unsur-unsur tersebut berhubungan.

Sejauh ini terdapat ratusan model komunikasi yang telah dibuat para pakar. Kekhasan suatu model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut, paradigma yang digunakan, kondisi teknologi, dan semangat zaman yang melingkupinya. Kita akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut, khususnya model-model yang sangat populer.

Model S-R

Model stimulus-respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respons.



Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan kemudian wanita itu tersipu malu, atau bila saya tersenyum dan kemudian Anda membalas senyuman saya itulah pola S-R. jadi model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu Anda dapat menganggap proses ini sebagai pertukaran atau timbal-balik dan mempunyai banyak efek, setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya.

Sebagai contoh, ketika seseorang yang Anda kagumi menarik perhatian Anda tersenyum kepada Anda ketika berpapasan dijalan, boleh jadi Anda akan membalas senyumannya, karena Anda merasa senang. Pada gilirannya merasa mendapatkan sambutan, orang tadi bertanya kepada Anda, “Mau ke mana?” lalu Anda menjawab, “Mau kuliah.” Ia pun melambaikan tangan ketika berpisah, dan Anda membalas dengan lambaian tangan pula. Di kampus, masih mengenang peristiwa sebelumnya yang menyenangkan, Anda juga tersenyum-senyum kepada orang lain dan mendapatkan tanggapan dari teman Anda “Kok kamu tampak bahagia sekali, sih” begitulah seterusnya.

Pola S-R ini dapat pula berlangsung negatf, mislnya orang pertama menatap orang kedua dengan tajam, dan orang kedua balik menatap, nenunduk malu, memalingkan wajah, atau membenetak, “Apa lihat-lihat?” nantang ya?” atau orang pertama melotot dan orang kedua ketakutan.

Model S-R mengabaiakan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkenaan dengan faktor manusia. Secara implisit ada asumsi dalam model S-R hanya berlaku (respons) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggap statis; manusia dianggap  berperilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya. Model ini lebih sesuai bila diterapkan pada sistem pengendalian suhau udara alih-alih pada perilaku manusia

No comments:

Post a Comment

Popular Posts