PRINSIP
5:
makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan
ruang (termasuk iklim, suhu,
intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis.
Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “acara
televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan”
terasa kurang sopan bila
dikemukakan di masjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala, seperti merah,
sebagai perilaku nonverbal yang
wajar dalam suatu pesta di persepsi kurang
beradab bila hal itu ditampakkan dalam acara pemakaman. Seorang tamu yang diterima penghuni di halaman rumah
menunjukkan tingkat penerimaan yang berbeda bila dibandingkan dengan penerimaan di teras, di ruang tamu, ruang
tengah, dan di kamar pribadi.
Seorang kiai NU pernah mengemukakan: “Bila ia kawan saya, saya akan menerimanya di dalam rumah;
bila ia orang yang belum saya
kenal, saya akan menerimanya di teras, dan bila ia ‘musuh’ saya, saya akan menerimanya di
pekarangan.”
Waktu
juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering
telepon pada malam atau dini hari akan di persepsi kan lain bila dibandingkan dengan dering telepon
pada siang hari. Dering telepon
pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat), misalnya untuk mengabarkan orang yang sakit keras. kecelakaan, atau
meninggal dunia, atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah di rumah
ada orang atau tidak. Kunjungan seorang
mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya
pada malam biasa
Kehadiran
orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang
berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak
ada orang sama sekali di dekat
mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau beberapa orang di antara
mereka. Bahkan mereka bisa
saling menyapa lagi seolah-olah tidak ada perselisihan di antara mereka. Pengaruh konteks waktu dan konteks
sosial terlihat pada suatu
keluarga yang tidak pernah tersenyum atau menyapa siapa pun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi
ramah pada hari lebaran. Penghuni rumah
membuka pintu rumah mereka
lebar-lebar, dan tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang mereka sediakan.
Suasana
psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi.
Komentar seorang istri mengenai kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan kurangnya
uang belanja pemberian suaminya yang mungkin akan ditanggapi dengan kepala
dingin oleh suaminya dalam keadaan biasa atau keadaan santai, boleh jadi akan membuat sang suami berang bila istri menyampaikan komentar
tersebut saat suami baru pulang kerja dan baru dimarahi habis-habisan oleh atasannya hari itu.
No comments:
Post a Comment