Friday, June 3, 2016

Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

PRINSIP 5:

makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis. Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala, seperti merah, sebagai perilaku nonverbal yang wajar dalam suatu pesta di persepsi kurang beradab bila hal itu ditampakkan dalam acara pemakaman. Seorang tamu yang diterima penghuni di halaman rumah menunjukkan tingkat penerimaan yang berbeda bila dibandingkan dengan penerimaan di teras, di ruang tamu, ruang tengah, dan di kamar pribadi. Seorang kiai NU pernah mengemukakan: “Bila ia kawan saya, saya akan menerimanya di dalam rumah; bila ia orang yang belum saya kenal, saya akan menerimanya di teras, dan bila ia ‘musuh’ saya, saya akan menerimanya di pekarangan.”

Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada malam atau dini hari akan di persepsi kan lain bila dibandingkan dengan dering telepon pada siang hari. Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat), misalnya untuk mengabarkan orang yang sakit keras. kecelakaan, atau meninggal dunia, atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah di rumah ada orang atau tidak. Kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya pada malam biasa

Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau beberapa orang di antara mereka. Bahkan mereka bisa saling menyapa lagi seolah-olah tidak ada perselisihan di antara mereka. Pengaruh konteks waktu dan konteks sosial terlihat pada suatu keluarga yang tidak pernah tersenyum atau menyapa siapa pun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah pada hari lebaran. Penghuni rumah membuka pintu rumah mereka lebar-lebar, dan tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang mereka sediakan.

Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi juga suasana komunikasi. Komentar seorang istri mengenai kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan kurangnya uang belanja pemberian suaminya yang mungkin akan ditanggapi dengan kepala dingin oleh suaminya dalam keadaan biasa atau keadaan santai, boleh jadi akan membuat sang suami berang bila istri menyampaikan komentar tersebut saat suami baru pulang kerja dan baru dimarahi habis-habisan oleh atasannya hari itu.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts