Ketika
Anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu
Anda pun bisa mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya
kata-kata pembicara tadi, juga perilaku
nonverbal nya. Dua orang atau beberapa
orang yang berkomunikasi saling bertanya, berkomentar, menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat
bahu, memberi isyarat tangan,
tersenyum, tertawa, menatap, sebagainya,
sehingga proses penyandian (encoding)
dan penyandian-balik (decoding)
bersifat spontan dan simultan di antara orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat
dalam komunikasi, akan terdapat lebih
banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal
Dalam
konteks ini komunikasi adalah proses personal karena
makna atau pemahaman yang kita peroleh pada
dasarnya bersifat pribadi. Hingga
derajat tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran
orang lain di dekatnya dan bahwa komunikasi sedang berlangsung, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol
sepenuhnya bagaimana orang lain
menafsirkan perilaku verbal dan nonverbal nya
Lebih dari itu kita tahu bahwa mitra
komunikasi kita tahu. Kita tahu bahwa
mereka tahu bahwa kita tahu, dan seterusnya. Komunikasi sebagai transaksi bersifat intersubjektif, yang
dalam bahasa Rosengren disebut
komunikasi penuh manusia. Penafsiran Anda atas
perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain
tersebut atas pesan-pesan Anda, dan
pada gilirannya, mengubah penafsiran Anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan
inilah yang disebut komunikasi sebagai
transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi
tatap muka yang memungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.
Kelebihan
konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah
bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita
pada komunikasi yang disengaja atau
respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengaja nya atau tidak, dan bahkan
meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri,
mengabaikan orang lain di sekitar, bahkan
meninggalkan ruangan. Semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut
Anda, ekspresi wajah Anda, jarak fisik
antara Anda dengan orang lain, nada suara Anda,
kata-kata yang Anda gunakan, semua itu mengomunikasikan
sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian Anda.
Dalam
komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah
berlangsung bila seseorang telah menafsirkan
perilaku orang lain baik perilaku
verbal ataupun perilaku nonverbal nya. dengan “definisi berorientasi penerima”
(receiver oriented definition) seperti yang dikemukakan Burgoon yang menekankan
variabel-variabel yang berbeda, yakni penerima
dan makna pesan bagi penerima, hanya
saja penerimaan pesan itu juga berlangsung dua arah bukan satu-arah. Maka ketika seorang dosen
memberikan kuliah di depan sejumlah
mahasiswa, komunikasi terjadi bukan
saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa
menafsirkan isi kuliah dosen tetapi
juga dosen menafsirkan perilaku anak didiknya, misalnya mahasiswi yang menggigit kuku jarinya (mungkin ia
sedang stres), mengangguk-anggukkan kepala (tampaknya ia mengerti atau setuju)
mengerutkan kening (agaknya ia belum memahami
topik yang dibicarakan atau bingung),
atau tersenyum menggoda (mungkin naksir
Pak Dosen). Dan itu berlangsung simultan dan spontan.
Dari ketiga pandangan tadi, yakni bahwa komunikasi pada dasarnya suatu proses dinamis yang secara sinambung mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, orang-orang yang berkomunikasi adalah komunikator-komunikator yang aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap pihak dianggap sumber dan sekaligus juga penerima pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan nonverbal. Oleh karena itu, sebagai peserta komunikasi, alih-alih sebagai pengirim pesan yang dikontraskan dengan penerima pesan.
Dalam komunikasi transactional, pengamatan atas aspek tertentu saja, misalnya pesan verbal saja atau pesan nonverbal saja, tidak menunjukkan gambaran komunikasi yang utuh. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbal-balik, eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya, Pendekatan transaksional menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan. Persepsi seorang peserta komunikasi atas orang lain bergantung pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung pula
Dari ketiga pandangan tadi, yakni bahwa komunikasi pada dasarnya suatu proses dinamis yang secara sinambung mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, orang-orang yang berkomunikasi adalah komunikator-komunikator yang aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap pihak dianggap sumber dan sekaligus juga penerima pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan nonverbal. Oleh karena itu, sebagai peserta komunikasi, alih-alih sebagai pengirim pesan yang dikontraskan dengan penerima pesan.
Dalam komunikasi transactional, pengamatan atas aspek tertentu saja, misalnya pesan verbal saja atau pesan nonverbal saja, tidak menunjukkan gambaran komunikasi yang utuh. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbal-balik, eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya, Pendekatan transaksional menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan. Persepsi seorang peserta komunikasi atas orang lain bergantung pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung pula
pada persepsinya terhadap lingkungan di
sekitarnya. Beberapa definisi yang
sesuai dengan pemahaman ini adalah antara
lain:
John R. Wenburg dan William W. Wilmot:
“Komunikasi adalah usaha untuk memperoleh
makna.”
Donald Byker dan Loren J. Anderson:
“Komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi
antara dua orang atau lebih.”
William T. Gorden:
“Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan
sebagai transaksi dinamis yang melibatkan
gagasan dan perasaan.”
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson:
“Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi
makna”
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:
“Komunikasi adalah proses pembentukan makna di
antara dua orang atau lebih.”
Diana R. Ivy dan Phil Backlund.:
“Komunikasi adalah proses yang terus
berlangsung dan dinamis menerima dan
mengirim pesan dengan tujuan berbagi makna”
Karl Erik Rosengren:
“Komunikasi adalah interaksi subjektif
purposif melalui bahasa manusia yang
berartikulasi ganda berdasarkan simbol-simbol”
Para
pakar tersebut mendefinisikan komunikasi sebagai proses
karena komunikasi merupakan kegiatan yang
ditandai dengan tin dakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Terdapat
kontinuitas dari setiap unsurnya. Pemahaman Anda atas dunia dimulai ketika Anda lahir dan terus berlangsung hingga Anda
meninggal dunia. Sepanjang hidup Anda berkomunikasi
dengan orang lain, dan mereka
berkomunikasi dengan Anda. Bahkan ketika Anda mengemukakan gagasan kepada
seseorang, pemahaman timbal balik atas
gagasan tersebut terus berkembang, sebagai pengaruh dari respons mereka terhadap gagasan tersebut dan sebagai
reaksi Anda terhadap respons mereka.
Lebih jauh lagi, komunikasi terus berlangsung
setelah Anda dan mereka berpisah, karena setiap pihak terus memikirkan dan merespons apa yang dikatakan pihak lain. Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir. Meskipun kematian
menghentikan peran Anda sebagai penerima,
kematian tidak menghentikan peran Anda sebagai sumber Pendeknya, kita tidak dapat menyetop
komunikasi Kapan komunikasi mulai atau
berakhir sulit dipastikan
Baca juga: postingan sebelumnya Komunikasi Sebagai Tindak Satu-arah dan Komunikasi Sebagai Interaksi
No comments:
Post a Comment