Wednesday, June 1, 2016

Komunikasi Sebagai Transaksi



Ketika Anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya  pada saat itu Anda pun bisa mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbal nya. Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi saling bertanya, berkomentar, menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi isyarat tangan, tersenyum, tertawa, menatap, sebagainya, sehingga proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan simultan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal

Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan bahwa komunikasi sedang berlangsung, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol sepenuhnya bagaimana orang lain menafsirkan perilaku verbal dan nonverbal nya

Lebih dari itu kita tahu bahwa mitra komunikasi kita tahu. Kita tahu bahwa mereka tahu bahwa kita tahu, dan seterusnya. Komunikasi sebagai transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengren disebut komunikasi penuh manusia. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan Anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran Anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.


Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengaja nya atau tidak, dan  bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan. Semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut Anda, ekspresi wajah Anda, jarak fisik antara Anda dengan orang lain, nada suara Anda, kata-kata yang Anda gunakan, semua itu mengomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian Anda.

Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal nya. dengan “definisi berorientasi penerima” (receiver oriented definition) seperti yang dikemukakan Burgoon yang menekankan

variabel-variabel yang berbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu juga berlangsung dua arah bukan satu-arah. Maka ketika seorang dosen memberikan kuliah di depan sejumlah mahasiswa, komunikasi terjadi bukan saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah dosen tetapi juga dosen menafsirkan perilaku anak didiknya, misalnya mahasiswi yang menggigit kuku jarinya (mungkin ia sedang stres), mengangguk-anggukkan kepala (tampaknya ia mengerti atau setuju) mengerutkan kening (agaknya ia belum memahami topik yang dibicarakan atau bingung), atau tersenyum menggoda (mungkin naksir Pak Dosen). Dan itu berlangsung simultan dan spontan.

Dari ketiga pandangan  tadi, yakni bahwa komunikasi pada dasarnya suatu proses dinamis yang secara sinambung mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, orang-orang yang berkomunikasi adalah komunikator-komunikator yang aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap pihak dianggap sumber dan sekaligus juga penerima pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan nonverbal. Oleh karena itu, sebagai peserta komunikasi, alih-alih sebagai pengirim pesan yang dikontraskan dengan penerima pesan.

Dalam komunikasi transactional, pengamatan atas aspek tertentu saja, misalnya pesan verbal saja atau pesan nonverbal saja, tidak menunjukkan gambaran komunikasi yang utuh. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbal-balik, eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya, Pendekatan transaksional menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan. Persepsi seorang peserta komunikasi atas orang lain bergantung pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung pula

pada persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya. Beberapa definisi yang sesuai dengan pemahaman ini adalah antara lain:


John R. Wenburg dan William W. Wilmot:

“Komunikasi adalah usaha untuk memperoleh makna.”


Donald Byker dan Loren J. Anderson:

“Komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.”


William T. Gorden:

“Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.”


Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson:

“Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna”


Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:

“Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.”


Diana R. Ivy dan Phil Backlund.:

“Komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis menerima dan mengirim pesan dengan tujuan berbagi makna”


Karl Erik Rosengren:

“Komunikasi adalah interaksi subjektif purposif melalui bahasa manusia yang berartikulasi ganda berdasarkan simbol-simbol”


Para pakar tersebut mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tin dakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya. Pemahaman Anda atas dunia dimulai ketika Anda lahir dan terus berlangsung hingga Anda meninggal dunia. Sepanjang hidup Anda berkomunikasi dengan orang lain, dan mereka berkomunikasi dengan Anda. Bahkan ketika Anda mengemukakan gagasan kepada seseorang, pemahaman timbal balik atas gagasan tersebut terus berkembang, sebagai pengaruh dari respons mereka terhadap gagasan tersebut dan sebagai reaksi Anda terhadap respons mereka. Lebih jauh lagi, komunikasi terus berlangsung setelah Anda dan mereka berpisah, karena setiap pihak terus memikirkan dan merespons apa yang dikatakan pihak lain. Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir. Meskipun kematian menghentikan peran Anda sebagai penerima, kematian tidak menghentikan peran Anda sebagai sumber Pendeknya, kita tidak dapat menyetop komunikasi Kapan komunikasi mulai atau berakhir sulit dipastikan


No comments:

Post a Comment

Popular Posts